Uji Kompetensi Al-Quran Mahasiswa UMRI Dimulai

UMRI

Uji Kompetensi Al-Quran Mahasiswa UMRI Dimulai

PEKANBARU, Suara Muhammadiyah – Rektor Universitas Muhmmadiyah Riau (UMRI) Dr H Saidul Amin MA, Sabtu (8/1/2022) membuka kegiatan uji kompetensi Al-Quran bagi Mahasiswa semester I. Uji kompetensi bagi Mahasiswa ini merupakan suatu kewajiban yang harus diikuti oleh seluruh Mahasiswa muslim dan menjadi salah satu syarat untuk mengikuti wisuda ketika lulus kelak.

Dalam acara yang berlangsung di Masjid Baitul Hikmah Umri jalan Tuanku Tambusai, Pekanbaru tersebut dihadiri Anggota Komisi VIII DPR RI Dr H Achmad MSi selaku narasumber, Ketua Lembaga Al Islam Kemuhammadiyahan Dr Santoso MSi dan duaratusan Mahasiswa semester I.

Rektor Saidul Amin saat membuka acara mengatakan, bahwa Mahasiswa UMRI harus memiliki keunggulan dibanding mahasiswa perguruan tinggi lain. Keunggulan tersebut terdapat dari mempelajari materi Al Islam dan Kemuhammadiyahan.

“Ini yang membedakan adik-adik Mahasiswa UMRI dengan Mahasiswa di perguruan tinggi lainnya, jadi manfaatkan dan ikuti kegiatan ini dengan sebaik-baiknya,” ujar Rektor.

Kemudian, Rektor juga berpesan agar mahasiswa harus bisa mengembangkan 3H dalam diri mereka, yakni; Heart, Head dan Hand.

Dalam kesempatan itu Rektor juga berkeinginan membangun laboratorium Islamic Centre yang dilengkapi kelas di dalamnya. Kemudian ada juga wacana pembentukan Badan Wakaf UMRI.

“Ini yang akan kita kembangkan kedepannya dalam rangka pelaksanaan Al Islam dan Kemuhammadiyahan. Semoga niat baik ini diridhoi Allah Swt,” pungkasnya.

Ketua Lembaga Al Islam dan Kemuhamadiyahan (LAIK) UMRI, Dr Santoso MSi menjelaskan, kegiatan uji kompetensi ini sifatnya wajib diikuti oleh Mahasiswa beragama Islam. Prosesnya bertahap sampai awal semester 3 mendatang. Untuk tahap awal, ada 200-an mahasiswa yang diuji.

“Total ada 2.093 mahasiswa muslim UMRI semester 1 saat ini, dan untuk tahap pertama ini diikuti sebanyak 200 an Mahasiswa,” jelasnya.

Menurut Santoso, dalam program pembinaan Al Islam dan Kemuhammadiyahan ini, materi yang peserta jalani adalah uji baca Alquran mahasiswa. Mulai dari cara membaca Alquran dengan baik dan benar. Lalu, yang lulus akan mendapat sertifikat bebas buta aksara Alquran sebagai prasyarat kelulusan mahasiswa.

Sementara yang tidak lulus akan dilakukan uji kompetensi hingga awal semester 3. Uji kompetensi dilakukan oleh Tim Mentoring Alquran Mahasiswa yang dibina oleh LAIK. Jumlahnya ada 56 mahasiswa Tahfiz Quran mulai dari 5-30 juz. Sebelumnya, tim penguji ini juga telah menjalani training of Trainer (ToT) mentor.

“Kalau tidak juga lulus dalam uji kompetensi ini, maka akan berpengaruh pada keberlangsungan studi mereka. Karena, mereka tak bisa ikut wisuda. Karena syarat wisuda harus memiliki sertifikat bebas buta aksara Alquran tersebut,” tambah Santoso.

Selain uji kompetensi ada juga kegiatan kajian yang diisi oleh mahasiswa PGMI Semester 3. Para mahasiswa ini memang banyak dilibatkan karena menjadi panitia dalam kegiatan tersebut. Ketuanya adalah Yoanda yang merupakan mahasiswa Program Studi PGMI UMRI Semester 3.

Selanjutnya ada diskusi tentang bagaimana pembinaan budaya kampus Islami di UMRI. Ada juga kegiatan proyek tugas mahasiswa pada mata kuliah Al Islam dan Kemuhammadiyahan di semester 3 dalam bentuk pembinaan budaya Islami warga kampus.

“Artinya, ini gerakan pembinaan masyarakat kampus dalam menciptakan suasana hidup Islami di kampus UMRI,” tutur Santoso.

Sementara, Anggota Komisi VIII DPR RI, Dr Ahmad MSi sebagai narasumber dari pusat berpesan agar mahasiswa mampu mengikuti perkembangan zaman di era revolusi industri saat ini. Meski menguasai teknologi, mahasiswa dituntut tetap berpijak pada dasar agama sebagai nilai moral kehidupan.

“Di zaman sekarang ini memiliki ilmu agama yang baik dan mendalam sangat dibutuhkan, karena itulah jangan sia-siakan kesempatan mengikuti kegiatan ini,” ungkap legislator asal Rokan Hulu ini.

Exit mobile version