Perempuan Mengaji Jateng Edisi 15: Keberkahan Bisnis Sahabat Nabi Muhammad SAW
Salah satu program Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Jawa Tengah ialah Perempuan Mengaji. Kegiatan ini diselenggarakan setiap hari Rabu secara daring melalui media zoom meeting dan live streaming di YouTube.
Setiap edisi Perempuan Mengaji merupakan kerjasama antara MT PWA Jawa Tengah dengan MT PDA se-Jawa Tengah secara bergiliran. Pada kegiatan Perempuan Mengaji edisi 15 yang jatuh pada tanggal 5 Januari 2022, yang bertindak sebagai petugas adalah MT PDA Kabupaten Rembang. Tema pada edisi ini yaitu Keberkahan Bisnis Sahabat Nabi Muhammad SAW.
Narasumber kegiatan ini yaitu Wiwin Winarni, yang merupakan Ketua Majelis Tabligh PDA Kabupaten Rembang. Pengisi acara lainnya yaitu Endiyati yang memberikan sambutan awal, Siti Masrungah sebagai moderator, dan Rufiah sebagai pembaca tilawah. Sesi penguatan atau stressing disampaikan oleh Ketua MT PWA Jateng yaitu Lintal Muna. Edisi ke 15 ini diikuti oleh sekitar 250 peserta secara daring.
Selaras dengan tema kajian, Endiyati dalam sambutannya sebagai Ketua PDA Rembang menyampaikan tentang salah satu pilar gerakan ‘Aisyiyah yaitu bidang ekonomi. Beliau mengungkapkan bahwa sasaran bidang ekonomi adalah membangun kesejahteraan anggota ‘Aisyiyah dan persyarikatan.
“Dalam peredaran transaksi ekonomi, sebaiknya diprioritaskan agar setiap rupiah yang kita keluarkan dapat memberi manfaat dan nilai tambah kepada sesama muslim. Sasaran akhirnya adalah agar peredaran ekonomi tidak beredar di kalangan orang kaya saja, maka tahapan yang perlu kita lakukan sebagai warga ‘Aisyiyah yaitu berusaha menguasai produksi dan perdagangan. Dua profesi itulah yang direkomendasikan oleh Rosululloh SAW, karena 90% peredaran rizki ada di 2 sektor ini”, ujar Endiyati.
Materi yang disampaikan oleh narasumber sangat menarik. Wiwin Winarni mengawali dengan menyampaikan ayat Al Qur’an tentang perdagangan.
ياأيها الذين أمنوا أنفقوا مما رزقناكم من قبل أن يأتي يوم لا بيع فيه ولا خلة ولا شفاعة والكافرون هم الظاكمون
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, infakkanlah sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari ketika tidak ada lagi jual beli, tidak ada persahabatan dan tidak ada lagi syafaat. Orang-orang kafir itulah yang dzalim” (QS. Al Baqarah: 254)
وأحل الله البيع وحرم الربوا
Artinya: “Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (QS. Al Baqarah: 275)
Selanjutnya Wiwin menyampaikan contoh sahabat-sahabat Rasulullah yang tidak hanya sebagai ulama, negarawan, ahli strategi, atau panglima perang. Banyak di antara mereka juga merupakan pebisnis yang sukses, antara lain Abdurrahman bin Auf, Utsman bin Affan, dan istri Rasulullah Khadijah.
Salah seorang sahabat yang juga entrepreneur sukses, Abdurrahman bin Auf membocorkan kunci keberhasilannya. “Pertama, saya tidak pernah menolak untung meski tidak banyak. Kedua, saya tidak pernah menunda pesanan orang meski hanya satu hewan. Ketiga, saya tidak menjual barang apa pun dengan sistem riba.”
Dalam kesempatan tersebut, Wiwin mengungkapkan kunci kesuksesan Nabi Muhammad SAW dalam berdagang. Pertama, proses pembiasaan dari kecil. Kedua, jujur dan amanah. Ketiga, menjalankan usaha dengan ramah dan ikhlas. Keempat, melakukan penjualan dengan prinsip yang baik. Kelima, tidak melupakan ibadah.
Selain itu, Wiwin juga menyampaikan mengapa perempuan ‘Aisyiyah harus mandiri dan bebas finansial. Alasan dan tujuan tersebut di antaranya: 1) berdagang merupakan sunnah Rasul, 2) untuk membantu perekonomian suami, 3) peluang sedekah dan beramal lebih luas, dan 4) mandiri dan kuat ketika ada keadaan yang tidak diinginkan dalam hidup.
Sesi penguatan diisi oleh Lintal Muna. Beliau mengapresiasi dan memberikan masukan atas kegiatan Perempuan Mengaji. Lintal juga sepakat bahwa perempuan ‘Aisyiyah harus mandiri secara finansial, agar dapat memberi manfaat bagi keluarga dan orang lain. (Muslikhah Fajriyati)