Balasan Pemimpin yang Adil
Oleh: Deri Adlis SHi
Selain beribadah, tujuan manusia diciptakan Allah adalah sebagai pempimpin dan nantinya akan diminta pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. Hal ini disebutkan Allah dalam Al-Qur’an surah al-baqarah ayat 30;
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَاِ ذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰٓئِكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَ رْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْۤااَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَآءَ ۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَـكَ ۗ قَا لَ اِنِّيْۤ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”(QS. Al-Baqarah aya30).
Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan dari Ibnu Umar dia berkata ; saya mendengar Rasulullah SAW bersabdah” setiap kami adalah pemimpin dan setiap pemimpin, dan setiap kamu akan diminta pertanggungjawaban terhadap yang dipimpin. Sang Amir (kepala pemerintahan) adalah pemimpin dan bertanggung jawab terhadap rakyat yang dipimpinnya. Suami adalah pemimpin dalam rumah tangganya dan bertanggung jawab atas rakyatnya. Istri adalah pemimpin dirumah suaminya dan bertanggung jawab atas yang dipimpinnya. Pembantu adalah pemimpin dalam urusan harta majikannya dan bertanggung jawab tentang yang dipimpinnya. Dan tiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawabannya. (HR. Bukhari-Muslim)
Sebagai Pemimpin, ia wajib berlaku adil meskipun ada rasa kebencian terhadap orang yang dipimpin. Perintah ini disampaikan Allah dalam surah al-Maidah ayat 8 :
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰ نُ قَوْمٍ عَلٰۤى اَ لَّا تَعْدِلُوْا ۗ
Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. (QS. Al-Ma’idah 5: Ayat 8)
Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan, bahwa ayat ini mengandung makna jangan sekali-kali kalian biarkan perasaan benci terhadap seseorang atau suatu kaum untuk tidak berlaku adil terhadap mereka. Tapi amalkan dan tegakkan keadilan tersehadap inisetiap orang, baik terhadap teman maupun terhadap musuh.
Selain dari surat al-Maidah diatas, perintah berlaku adil juga disebutkan dalam surah an-nahal ayat 10 dan surah al-hujurat ayat 9. Allah berfirman :
إِنَّ اللهَ يـٱْمـربـالـعـدل و الْاِحْـسَـانِ
Sesungguhnya Allah menyuruh kami berbuat adil dan berbuat kebaikan.(Qs. An-nahal ayat 10)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
ۚ فَاِ نْ فَآءَتْ فَاَ صْلِحُوْا بَيْنَهُمَا بِا لْعَدْلِ وَاَ قْسِطُوْا ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ
Jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil, dan berlakulah adil. Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.”(QS. Al-Hujurat 49: Ayat 9)
Menurut Dr. KH. Syamsul Yakin. M.A dikutip dari laman Republika.com menuliskan, berlaku adil bukanlah membagi sesuatu secara sama rasa dan sama rata. Prinsip berlaku adil harus proporsional. Di dalam Islam, spektrum berlaku adil sangat bersegi banyak. Misalnya, dalam hal menetapkan hukum, memberi hak kepada orang lain, menghadapi orang yang tidak disukai, termasuk dalam hal berbicara dan kesaksian.
Dalam menetapkan hukum, Nabi SAW mengajarkan, “Apabila kalian memutuskan hukum, lakukanlah dengan adil. Dan apabila kalian membunuh lakukanlah dengan ihsan, karena Allah itu Maha Ihsan dan menyukai orang-orang yang berbuat ihsan.” (HR Thabrani).
Pemimpin yang berlaku adil akan mendatangkan kebaikan dan kemaslahatan bagi masyarakat yang dipimpinnya. Allah dan Rasul memberikan balasan kepadanya berupa ; pertama Allah dan rasul berikan keuatamaan yang melebihi ibadah dari 60 tahun. Serta satu hukum yang ditegakkannya akan dia jumpai lebih bersih dari pada hujan 40 hari.(HR Thabrani, Bukhari, Muslim)
Kedua, Allah masukkannya kedalam kelompok orang yang bertaqwa. “Maka belaku adillah, karena adil itu dekat kepada taqwa. (Qs. Al-Maidah:8)
Ketiga, pemimpin yang adil akan mendapatkan naungan Allah di hari kiamat. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Rasulullah S.A.W bersabda,”Ada tujuh orang yang akan Allah naungi di Naungan-Nya pada Hari ketika tidak ada naungan kecuali Naungan-Nya; seorang pemimpin yang adil, seorang pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah Yang Maha Kuasa dan Agung, seorang pria yang hatinya melekat pada masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah, seseorang yang diajak berzina oleh wanita cantik dan berposisi tinggi tetapi dia menolak dan mengatakan: ‘Saya takut kepada Allah’, seseorang yang memberi amal dan menyembunyikannya, hingga tangan kirinya pun tidak tahu apa yang diberikan tangan kanannya dalam amal; dan seseorang yang berzikir kepada Allah dalam kesendirian hingga meneteskan air mata.“(HR. Bukhari-Muslim)
Keempat, pemimpin yang adil akan dijamin baginya syurga. Iyadh bin Himar RA berkata, “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Penghuni surga itu terdiri dari tiga kelompok, yaitu penguasa yang adil dan disenangi, orang yang mempunyai sifat kasih sayang dan lunak hati kepada setiap sanak keluarga dan setiap muslim, serta orang miskin yang menjaga kehormatan dirinya sedangkan ia mempunyai keluarga.” (HR Muslim).
Kelima, akan berada diatas mimbar yang bercahaya disisi allah. Rasulullah S.A.W bersabdah ;”Orang-orang yang berbuat adil, nanti pada hari kiamat akan berada di atas mimbar cahaya di sisi Allah … yaitu mereka yang berbuat adil dalam hukum mereka, dalam keluarga mereka, dan terhadap apa-apa yang mereka urus” (HR Ahmad, Muslim, dan Nasa’i).
Itulah balasan yang dijanjikan Allah dan rasulnya kepada pemimpin yang adil. Kita berdoa semoga Allah senantiasa memberikan petunjuknya kepada kita untuk selalu berlaku adil. Nashrun minallah wa fathun qoriib.
Deri Adlis SHi, Pimpinam Cabang Muhammadiyah dan Wakil Ketua MUI Kecamatan Siantan