Digital Citizenship: Menjawab Tantangan Ruang Interaksi Warganegara

Digital Citizhensip

Digital Citizenship: Menjawab Tantangan Ruang Interaksi Warganegara

MALANG, Suara Muhammadiyah – Program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Muhammadiyah Malang  bekerja sama dengan, Asosiasi Profesi  Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (AP3KnI) Menyelenggarakan Webinar Kewarganegaraan Digital skala Nasional  dengan tema “Pancasila di Era Digital Citizenship Tantangan-peluang dan Prospeknya Demi Indonesia Tangguh dan Tumbuh” pada hari Sabtu (15/01/2022).

Perkembangan pendidikan kewarganegaraan tidak terlepas dari trend global yang mempengaruhi kehidupan manusia, karena pendidikan kewarganegaraan adalah tentang pendidikan kehidupan sehari-hari berbangsa dan bernegara. Pendidikan kewarganegaraan bertujuan untuk membentuk warganegara yang baik, warganegara yang kreatif, warganegara yang bertanggung jawab, warganegara yang cerdas.

Pada abad 21, kemajuan teknologi yang semakin maju telah membuat kehidupan masyarakat dapat berubah dan membimbing masyarakat menjadi masyarakat yang berbasis pengetahuan (knowledge-based society).  Oleh karena dengan adanya ruang bebas masyarakat di dunia digital maka prodi PPKn UMM merasa perlu menggelar Webinar Kewarganegaraan Digital tersebut.

Dalam proses pelaksanaan agenda tersebut, mendapatkan respon yang baik oleh masyarakat, seperti yang disampaikan oleh ketua pelaksana yakni terdapat 429 orang yang mendaftar sebagai peserta. Abidin juga menyampaikan sagmennyapun tak hanya dari Mahasiswa UMM saja, namun yang berpartisipasi hampir dari sabang sampai merauke bahkan luar negeri, ada juga siswa, guru dan dosen dari luar jawa ikut serta dalam pelaksanaan Webinar tersebut.

Acara Webinar ini dibuka oleh Drs. M. Mansur Ibrahim, M.H,. Selaku ketua Prodi PPKn FKIP-UMM Pada kesempatan tersebut, Mansur menyampaikan rasa terima kasih kepada narasumber, moderator, panitia, serta peserta webinar yang telah ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini, dosen senior itu juga menyampaikan bahwa prioritas digital tidak terkecuali dibidang pendidikan selama dua tahun Pandemic Covid19 telah berimbas di berbagai kebijakan dalam bidang pendidikan.

Sehingga hal itu menuntut orang untuk terlibat dan mengetahui hal-hal yang mengenai digital termasuk tatacara dan etika penggunaan digital, karena selama ini masih ditengarai dengan banyaknya persoalan dalam penggunaan digital yang justru dijadikan instrument untuk menyakiti hati orang lain, berangkat dari situ prodi PPKn-UMM merasa bertanggung jawab untuk bagaimana dunia digital bisa bermakna bagi kehidupan sehari-hari.

Seperti tema besar yang diangkat yakni Digital Citizenship, sehingga prodi dan panitia merasa perlu untuk kemudian mengundang pemateri yang mempunyai keahlian dalam bidang tersebut. Webinar ini menghadirkan tiga narasumber yang memiliki persamaan yaitu aktif dalam studi kajian kewarganegaraan digital, dan dimoderatori oleh dosen PPKn-UMM sendiri yakni Arif Prasetyo Wibowo, M.Pd, M.I.Pol,.

Pemateri pertama yakni Prof. Dr. Hj. Kokom Komalasari, M.Pd,. Dengan Topik “Konsep Dan Strategi Mewujudkan Kewarganegaraan Digital Dalam Pembelajaran PPKn”. Dalam waktu 30 menit guru besar Universitas Pendidikan Indonesia tersebut menyampaikan bahwa pembahasan Kewarganegaraan Digital ini sangat ditunggu-tunggu, selain itu cukup komplit sekali penyampaiannya yang mencakup konsep, prinsip, elemen kewarganegaraan digital, dan titik tumpu dari semua itu ialah etika pengguna dalam menjelajahi ruang digital ini.

Kemudian pemateri kedua melanjut pembahasan tema besar dengan topik “Profil Pelajar Pancasila dalam Konteks Kewarganegaraan Digital Peluang dan Tantangannya”. Dr. Nurul Zuriah, M.Si menyampaikan bahwa isu profil pelajar pancasila ketika dikaitkan dengan  kewarganegaraan digital akan sangat menarik, dan sangat aktual dan perlu dikampanyekan sepanjang masa.

Dosen PPKn-UMM ini juga menjelaskan mengenai profil pelajar pancasila yang menurutnya profil pelajar pancasila merupakan perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berprilaku sesuai nilai-nilai pancasila, Dosen senior itu pula menyampaikan enam dimensi dan elemen profil pelajar pancasila yaitu, Beriman dan Bertakwa kepada YME dan berakhlak mulia, Berkebhinekaan global, Bergotong Royong, Mandiri, Bernalar Kritis, dan Kreatif.

Dari keenam poin tersebut dirinya menjelaskan cukup rinci sekali dan sangat kontekstual. Ketua AP3nI Jawa Timur itu juga sempat menyampaikan tentang prinsip etika dalam platform digital melui THINK yaitu True ?, Hurt ?, Illegal ?, Necessory ?, Kind ?, artinya dari lima kata tersebut menjadi prinsip dan filter dalam kita melakukan interaksi digital, dalam hal penguatan Profil Pelajar Pancasila darinya juga banyak menjelaskan pentingnya warganegara digital meninggalkan jejak yang positif demi keamanan, kenyamanan dan reputasi diri warganegara dalam kehidupannya.

“Mewujudkan Kewarganegaraan Digital yang Beradab dalam Bermedia Sosial” yang merupakan topik dari pemateri ketiga, dengan pemateri Sugeng Winarno, S.Sos. M.A yang menyampaikan bahwa batas akses kita terhadap suatu informasi sudah minim, artinya siapa saja bisa mengakses apa yang kita lakukan dalam dunia digital

Bahkan Webinar yang dilakukan oleh prodi PPKn ini sudah sempat di share kepada rekan jurnalisnya yang ada di luar negeri sana, walaupun mereka secara bahasa tidak sama dan bahkan tidak paham dengan bahasa yang dipergunakan saat berjalannya Webinar ini, namun ada teknologi yang bisa mentranslate pembicaraan secara langsung. sehingga itu membuktikan bahwa dunia digital adalah dunia tanpa batas.

Dosen prodi Ilmu Komunikasi-UMM itu mengawali materinya dengan judul Menjadi Warganet yang Beradab, hal itu dirasa perlu karena saat ini pengguna internet di seluruh dunia ada 4,66M, 4,2M adalah pengguna media social, dan di Indonesia sendiri menurut data terbaru terdapat 170 Juta warganet yang aktif bermedia social.

Dari hal itu menyebabkan ketergantungan warganet untuk menggunakan media sosial, ada tiga jam lebih setiap hari orang memantau media sosial. Alumni Magister Journalism-Curtin University of Technology Autralia ini menyampaikan cukup bersedih ketika melihat riset terbaru Microsoft tahun 2021 yang masih belum menggeser kedudukan warganet Indonesia sebagai warganet paling tidak sopan Nomer 1 se Asia Tenggara.

Kepala Humas dan Protokoler UMM itu menyatakan bahwa pergeseran platform interaksi dari Luring ke Daring ini membuat warganegara Indonesia yang terkenal akan tradisi ketimurannya serta tinggi nilai etika dan sopan santunnya saat baralih ke dunia digital hal ini menghilang. Dari banyaknya kasus-kasus yang dilakukan oleh warganet Indonesia dirasa sangat perlu untuk tak henti-henti mengkampanyekan etika dalam menggunakan digital.

Sesi diskusi terasa dinamis dan hangat akan permasalahan mutakhir yang menjadi tantangan PPKn di masa pandemi. Para narasumber berdialog secara luwes dengan para partisipan dari berbagai lokasi di Indonesia.

Dalam sesi Tanya jawab ini peserta Webinar antusias mengajukan pertanyaan- pertanyaan yang bervariasi sehingga membuat jalannya acara Webinar menjadi lebih menarik. Selain itu, jawaban-jawaban yang disampaikan oleh narasumber juga sangat bermanfaat untuk seluruh peserta Webinar dan dapat menjadi dorongan bagi para peserta untuk dapat memahami apa yang disampaikan oleh ketiga pemateri yang kompeten.

Webinar ini merupakan produk mata kuliah Seminar PPKn-UMM disemester tujuh sekaligus wujud atau cerminan keterampilan kewarganegaraan mahasiswa di era Merdeka Belajar, serta menjadi upaya untuk mengampanyekan prinsip-prinsip fundamental antara dunia citizenship dan netizenship itu adalah sama dan tidak ada nilai luhur berbangsa yang hilang walaupun platform interaksi sosial saat ini tidak hanya satu. Semoga acara ini membawa kemanfaatan yang besar dan menjadi wujud kontribusi PPKn FKIP-UMM dalam komunitas akademik dan keilmuan Pendidikan Kewarganegaraan ini terhadap masyarakat luas. (Amin Citra Prayoga)

Exit mobile version