Pengabdian Masyarakat UMKU Bentuk Pendidikan Kesehatan 

UMKU

Pengabdian Masyarakat UMKU Bentuk Pendidikan Kesehatan 

KUDUS, Suara Muhammadiyah – Mulai tanggal 3 Januari sampai dengan 22 Januari 2022, dosen Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU) mengadakan pengabdian kepada masyarakat yang berkolaborasi dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa semester 7 dari  dua program studi yaitu S-1 Keperawatan dan S-1 Farmasi, selain itu UMKU juga memiliki 18 program studi lainnya.

Jenis Pengabdian kepada Masyarakat dalam bentuk Pendidikan Kesehatan dengan beberapa topik yaitu Demam Berdarah Dengue (DBD), Jambanisasi, pengelolaan sampah, dan lingkungan kumuh di Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus, Kegiatan pengabdian ini mencakup 6 desa, yaitu Puyoh, Cendono, Samirejo, Lau, Piji, dan Margorejo.

Pelaksanaan pengabdian kepada Masyarakat di Desa Puyoh Dawe pada hari Senin 17 Januari 2022 dengan tema “Pengelolaan Sampah”. Alasan pemilihan tema tersebut didasari pada diperlukannya pengetahuan mengenai pengelolaan sampah, dengan banyaknya dampak yang ditimbulkan oleh sampah, diantaranya tidak layaknya Tempat Penampungan Akhir (TPA), penyumbatan sungai, banjir yang sering terjadi, dan menjadi sumber penyakit, demikian disampaikan oleh salah satu tim dosen UMKU, Supardi, S.E., M.Kes.

Ada beberapa penyebab atau sumber munculnya sampah: sampah hasil kegiatan rumah tangga (domestic refuse), sampah dari kegiatan perdagangan (commercial refuse), sampah yang berasal dari industri (industry refuse), sampah yang berasal dari jalanan (street sweeping refuse), dan sampah yang berasal dari binatang mati (dead animal).

Dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari keberadaan sampah, diantaranya adalah nilai estetika sampah yang menumpuk dan dibiarkan pada tempat terbuka (open dump) akan menyebabkan turunnya estetika lingkungan sekitar, mengganggu keindahan panorama setempat, bau yang tidak enak, dan tempat berkembang biaknya lalat yang akan membawa penyakit.

Selain itu, dengan kebiasaan sebagian masyarakat yang membakar sampah, dapat menimbulkan polusi udara, karena pembakaran sampah secara terbuka dapat menimbulkan emisi gas karbon dioksida, karbon monoksida, nitrogen monoksida, gas sulfur, dan partikel-partikel halus di udara yang dapat mengakibatkan penyakit pada saluran pernapasan, penyakit kulit, iritasi pada mata, dan sebagainya.

Sampah juga dapat membuat air terkontaminasi, karena air hujan akan bersama dengan air hasil pembusukan dikenal sebagai air lindi atau leachate, yang dapat berkumpul maupun mengalir ke parit-parit maupun sungai yang ada di sekitar. Akibatnya, air sungai dapat tercemar air lindi, dan tidak dapat dimanfaatkan lagi, karena akan menimbulkan gatal-gatal pada kulit.

Selain dampak negatif tersebut, sampah dapat dimanfaatkan sehingga dapat memberikan dampak positif, diantaranya dengan mengubahnya menjadi pupuk atau kompos, dimanfaatkan untuk pakan ternak, untuk menimbun tanah rawa.

Sasaran dari kegiatan ini adalah rumah tangga, pelaku industri, dan masyarakat pada umumnya. Untuk mencapai sasaran tersebut, usaha yang dapat dilakukan adalah dengan mengenalkan pengelolaan sampah sejak dini kepada anak-anak agar dapat memilah sampah untuk dimanfaatkan sesuai jenis sampah; sampah organic dapat diproses menjadi kompos, sementara sampah anorganik dilakukan daur ulang hingga dapat dimanfaatkan lagi.

Dengan pengelolaan sampah tersebut, akan terbentuk masyarakat sadar lingkungan, yang akan membuat sampah dapat terkelola dengan baik, kesadaran memilah sampah, composting, terbentuknya bank sampah, hingga membentuk lingkungan sekitar bersih. (Supardi)

Exit mobile version