Pentingnya Big Data Pendidikan Muhammadiyah
PANGKALAN BARU, Suara Muhammadiyah – Sekretaris Majelis Dikdasmen PP Muhammaidyah H. R. Alpha Amirrachman, M.Phil., Ph.D. menyampaikan pentingnya Persyarikatan Muhammadiyah memiliki big data pendidikan dasar dan menengah pada rapat kerja Majelis Dikdasmen PWM Bangka Belitung yang mengangkat tema “Menyongsong Rencana Pembangunan Jangka Panjang Pendidikan Muhammadiyah Periode 2021-2045”.
Rakerwil ini dikuti oleh seluruh lembaga pendidikan Muhammadiyah dan Aisyiyah dari 7 kabupaten/kota se Provinsi Bangka Belitung, mulai dari TK, RA, PAUD, SD, SMP, MTS, SMA, MA dan SMK.
“Data yang detail dan lengkap sangat penting untuk menjadi dasar pengambilan kebijakan baik di tingkat pusat, wilayah maupun daerah. Dan ini menjadi bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) yang harus diterjemahkan menjadi rencana pembangunan jangka pendek dan menengah oleh Majelis Dikdasmen di tingkat wilayah dan daerah,” ujar Alpha (27/12/21).
Alpha menambahkan bahwa Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah sudah bekerja sama dengan kementerian-kementerian terkait untuk mendapatkan data elementer, namun ini semua tidak cukup, perlu untuk diverifikasi dan dilengkapi dengan lebih detail oleh operator-operator Pangkalan Data di tingkat wilayah dan daerah.
Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah telah membentuk Tim Pangkalan Data yang dikomandani oleh Nasihin dan disuppport oleh Tim IT dari EduMu yang terus-menerus melakukan koordinasi dengan operator-operator Pangkalan Data di tingkat wilayah dan daerah untuk penyempurnaan data.Alpha menjelaskan bahwa data dari kementerian-kementerian terkait direplikasi sesuai parameter, juga data pembelajaran dan akademik dari pengguna EduMu direplikasi dan diintegrasikan dalam infrastuktur Pangkalan Data berupa Cloud Load Balancing yang disalurkan pada peda-cluster (Kubernetes Engine) lalu pada Proxy (Cloud SQL) yang diuraikan ke Master write (Cloud SQL) dan Slave read (Cloud SQL). Cloud Load Balancing juga terhubung ke Content (Cloud Storage).
“Lokasi server berada di Indonesia, dengan koneksi internet IIX dengan skalabilitas tinggi, juga dengan keamanan yang tinggi dengan aksers yang fleksibel. Namun tidak semua data bisa diaskes oleh publik, data-data yang bersifat pribadi dan sensitif hanya akan bisa diakses oleh sekolah dan majelis yang bersangkutan dan kami di pusat untuk keperluan pengambilan kebijakan,” ujar Alpha.
Wakil Ketua PWM Bidang Pendidikan Dr Asyraf Suryadin menambahkan bahwa Majelis Dikdasmen PWM Bangka Belitung siap untuk menindaklanjuti RPJP yang sduah disiapkan oleh Majelis Dikdasemn PP Muhammadiyah.
“Kami akan membentuk subkomisi-subkomisi yang akan membahas secara lebih detail, termasuk rencana ke depan baik pendek maupun panjang,” ujarnya.
Ketua Majelis Dikdasmen PWM Bangka Belitung, Dr. Enang Ahmadi, MPd, menyatakan pihaknya siap untuk melahirkan sekolah-sekolah unggul yang menjadi rujukan dan kebanggaan masyarakat Bangka Belitung.
Rakerwil Majelis Dikdasmen PWM Bangka Belitung secara internal juga melakukan berbagai pembahasan dan solusi terdepan dalam hal pengelolaan big data sekolah, pengelolaan keuangan sekolah hingga mata pelajaran Al Islam Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab (Ismuba) dan akidah akhlak yang merupakan program keunggulan dan ciri khas di setiap AUM pendidikan Muhammadiyah dan Aisyiyah yang tidak dimiliki lembaga pendidikan lainnya.
Wakil Ketua Majelis Dikdasmen PWM Bangka Beliting Dr. Edison Taher mengaku optimis, bahwa melalui kolaborasi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah juga akan mengkonsentrasikan pembahasan dan solusi terkait rencana strategis serta tahapan-tahapan dalam rangkaian pencapaian program Generasi Emas hingga 2045.
“Karena ‘Aisyiyah mempunyai peranan yang sangat besar untuk menyiapkan pola asuh dan pendidikan terbaik bagi anak-anak yang saat ini masih berusia 0 – 6 tahun. Yang mana kelak anak-anak inilah yang kelak akan menjadi generasi penerus dan hidup di tahun 2045 mendatang. Makanya sedari sekarang pola pendidikan anak-anak yang sekarang baru lahir dan akan mengisi di 2045 tersebut harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya,” ujar Edison.
Ia memastikan bahwa Dikdasmen PWM Bangka Belitung akan terus berupaya untuk membantu mengangkat APK sekolah menengah di Bangka Belitung bersama-sama dengan semua sekolah dan pergerakan AUM di Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, sehingga diharapkan solusi ini akan mampu menuntaskan wajib belajar 12 tahun di Babel.
“Alhamdulilah program-program ini sekarang sudah mulai dilaksanakan, yang mana majelis Dikdasmen akan mengembangkan pendidikan non-formal melalui pengembangan lembaga non-formal atau PKBM,” ujar Edison.
Majelis Dikdasmen PWM Bangka Belitung juga siap berkolaborasi termasuk dengan sekolah-sekolah negeri dan menggandeng Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Babel dalam mendidik sumberdaya manusia sebagai tutor di PKBM atau calon pendidik yang tidak dimiliki perguruan tinggi lain, tutupnya.