Bedah Buku IMM Era 4.0 dan Launching Catatan Tinta Emas Dari Narasi Menuju Aksi

IMM

PALEMBANG, Suara Muhammadiyah —Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Universitas Muhammadiyah Palembang menggelar Bedah Buku IMM di Era 4.0 sekaligus Launching Buku Catatan Tinta Emas Dari Narasi Menuju Aksi karya dari IMMawan Preli Yulianto yang dilaksanakan pada Selasa (18/01/2022) secara daring melui zoom meeting dan live streaming youtube.

Secara resmi Wakil Rektor III Universitas Muhammadiyah Palembang, Dr. Ir. Mukhtarudin Muchsiri, M.P melaunching dan membuka Bedah Buku IMM di Era 4.0, dan juga dalam acara tersebut dihadiri Perwakilan DPD IMM Sumsel.

Selain launching buku, kegiatan tersebut diadakan Bedah Buku IMM di Era 4.0 yang menghadirkan 6 penulis buku tersebut. Narasumber tersebut diantaranya Ahmad Soleh, S.Pd. (Sekbid RPK DPP IMM 2018-2021) dengan topik Perkaderan Talenta Digital, Azrohal Hasan, M.Hum (Sekbid SPM DPP IMM 2018-2021) dengan topik IMM dalam Reformasi 1998, Yuliana Mawar (Ketua Bidang Kader PC IMM Bone 2021-2022) dengan topik Memaknai Tri Kompetensi Dasar (TKD) IMM, Hanif Aidhil Alwana, S.H. M.H. (Ketua Bidang Organisasi PC IMM Bukittinggi 2020-2021) dengan topik Aktualisasi Slogan IMM, Renci, S.Pd (Bidang Kader PC IMM Metro 2021/2022) dengan topik Aktualisasi Trilogi IMM, dan Preli Yulianto, S.P (Ketua Bidang Media dan Komunikasi PC IMM UM Palembang 2021/2022) dengan topik IMM di Ruang Cyber.

Sekretaris Umum PC IMM UM Palembang, Fadli Saputra Muhakko mengatakan bedah buku sekaligus launching buku Catatan Tinta Emas Dari Narasi Menuju Aksi ini merupakan program kerja dari bidang riset dan pengembangan keilmuan PC IMM UM Palembang. Mewakili dari Ketua Umum yang belum bisa hadir pada malam hari ini karena ada beberapa hal yang tidak bisa saya sampaikan.

“Selain Bedah Buku IMM di Era 4.0 juga adanya Lunching Buku Catatan Tinta Emas Dari Narasi Menuju Aksi yang merupakan karya dari IMMawan Preli Yulianto, yang merupakan bagian dari keluarga besar BPH PC IMM UM Palembang yang membidangi Media dan Komunikasi. Semoga menjadi karya yang bermanfaat bagi kita semua, dan menjadi motivasi bagi kita semua untuk berkarya”, ucap Fadli.

 

Perwakilan DPD IMM Sumatera Selatan, M. Agung Rizki mengatakan berbicara tentang literasi memang sebetulnya Sumatera Selatan itu termasuk salah satu kurang berminat lebih antusias di dalam literasi tapi, dengan adanya pencetus seperti ini oleh Adinda kami Preli Yulianto sudah menulis salah satu buku dan malam ini akan di launching judulnya buku catatan tinta emas dari narasi menuju aksi. Dalam hal ini mewakili Ketua Umum DPD IMM Sumsel, tentu kami DPD IMM sekali sangat mendukung sekali hal-hal yang berkaitan dengan memunculkan intelektualitas ini merupakan hal-hal yang sangat positif dan perlu sekali untuk didukung bahkan dikembangbiakkan dan harapan kami kepada seluruh yang hadir dalam acara kali ini untuk diserap dan gali lebih dalam ilmu-ilmu yang akan disampaikan oleh para narasumber dalam bedah buku ini. DPD IMM Sumatera Selatan hari ini dan kedepan berkomitmen mendukung untuk berbuat baik terutama berkaitan literasi, pratek tulis menulis bisa membangkitkan intelektualitas maka kami mendukung positif.

“Pepatah bahasa Arab yang artinya suatu keutamaan itu dimiliki oleh orang yang memulai pertama kali dan suatu kebaikan itu dimiliki oleh orang yang mengikuti setelahnya maka, ketika Adinda Preli Yulianto mencetuskan sebagai penulis membuat buku mewakili IMM Sumatera Selatan tentu menjadi suatu kebanggaan tersendiri dan ini akan menjadi suatu sejarah dan ini pasti akan dikenang sampai anak cucu nanti, dan kebaikan ini akan terus mengalir karena menurut kami ya ini adalah yang pertama, kader kita bisa menulis buku dan didistribusikan serta dipaparkan bahkan di launching seperti ini”, ungkap Agung.

Wakil Rektor III Universitas Muhammadiyah Palembang, Dr. Ir. Mukhtarudin Muchsiri, M.P mengatakan bangga kepada PC IMM UM Palembang mengadakan acara bedah buku seperti ini, benar bahwa kalau bagi Ayah dalam kurun perjalanan IMM itu ada 2 buku yang Ayah kenal, yang pertama buku IMM yang berjudul kelahiran yang dipersoalkan itu memang muncul di zaman kami ketika masih di DPD itu, lalu setelah mungkin 30 tahun lebih atau bahkan mungkin 34 tahun, pada hari ini ada buku ini adalah sebuah hal yang monumental untuk ukuran minat baca tulis dari ikatan di Sumatera Selatan buku yang berjudul catatan Tinta Emas Dari Narasi Menuju Aksi karya Preli Yulianto.

“Lambang IMM itu adalah pena yang sedang bejar, yang sedang menulis, oleh karena itu marilah kader ikatan untuk menjadi orang yang suka menulis. Memang Buya Hamka pernah berucap dan menulis, Sayang penaku tak setajam lisanku, mudah-mudahan contoh Preli Yulianto ini menunjukkan bahwa tinta dan lisannya sama-sama tajam, bisa mengkritisi dengan begitu keras tetapi tetap santun, penanya bisa menelurkan ide-ide tulisan-tulisan yang memang bernas membawa kita kepada kebaikan, mengkritik untuk memberikan solusi, kemudian menjadi teladan bagi yang lainnya,” jelas Ayahanda Mukhtarudin.

Exit mobile version