Gempa Selayar, Relawan Muhammadiyah Terus Bangun Hunian Darurat
SELAYAR, Suara Muhammadiyah – Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dengan dukungan Lazismu saat ini tengah terus membangun hunian darurat bagi warga penyintas gempa bumi magnitudo 7,4 yang terjadi tanggal 14 Desember 2021 silam.
Fokus pembangunan hunian darurat berada di Kecamatan Pasimarannu di Pulau Bonerate dan Kecamatan Pasilambena di Pulau Kalaotoa. Total sebanyak 250 hunian darurat direncanakan akan dibangun untuk warga yang rumahnya rusak berat di kedua pulau tersebut.
Budi Setiawan, Ketua MDMC PP Muhammadiyah dalam keterangannya mengatakan meskipun tidak menimbulkan korban jiwa, namun gempa di Kepulauan Selayar tersebut harus mendapatkan perhatian karena banyak rumah warga roboh.
“Inilah yang perlu menjadi perhatian karena rumah-rumah warga juga masih roboh. Makanya MDMC PP mengirimkan tim asistensi untuk membantu melakukan kegiatan-kegiatan di Pulau Selayar,” kata Budi Setiawan, Jum’at (21/01).
Budi Setiawan menambahkan, MDMC mengirimkan tim yang terdiri dari 10 relawan asal Jawa Tengah dan Yogyakarta dibawah komando Fathul Faruq dari MDMC Jawa Tengah, juga 3 relawan dari MDMC Sulawesi Selatan yang dibantu oleh relawan Muhammadiyah Kabupaten Kepulauan Selayar.
Pembangunan hunian darurat tersebut sudah dimulai secara bertahap sejak tanggal 10 Januari 2022 lalu oleh tim tersebut dibantu warga dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah kecamatan serta desa setempat.
Menurut Fathul Faruq, total ada 511 jiwa penerima manfaat bantuan hunian darurat dengan rincian 199 jiwa penerima manfaat di Kecamatan Pasimarannu dan 312 jiwa di Kecamatan Pasilambena.
“Pembangunan hunian darurat terus kami lakukan bagi warga yang tidak mampu mendirikan rumah pengganti karena sebagian warga ada yang sudah mendirikan rumah darurat dari sisa bahan bangunan yang dimiliki,” katanya.
Selain hunian darurat, tim yang dipimpinnya, menurut Fathul Faruq juga membantu pendirian sekolah darurat, SD Inpres Garaupa di Pasilambena dan pembagian family kit bagi warga penerima manfaat hunian darurat sebanyak 250 KK.
Ditanya tentang kendala yang dihadapi, Fathul Faruq mengatakan kendala terbesar yang dihadapi para relawan Muhammadiyah tersebut adalah transportasi menuju Pasimarannu dan Pasilambena.
“Karena keberangkatan kapal Pelni saat ini tidak menentu akibat musim angin barat menyebabkan gelombang tinggi sehingga kapal tidak berani berlayar,” ujarnya.
Dari laporan situasi yang disusun oleh Pos Koordinasi Muhammadiyah untuk respon gempa Selayar terungkap bahwa selain pembangunan hunian darurat, para relawan Muhammadiyah juga sudah melaksanakan pendampingan psikososial dan pendirian dapur umum.
Bulan Februari hingga April 2022 nanti akan dilaksanakan Pelatihan dan penerjunan Da’i Muda Muhammadiyah Desa Garaupa, Garaupa Raya dan Kampung mualaf di Desa Sambali.
Kemudian juga pemberian bantuan operasional selama 4 bulan bagi para siswa sekolah Muhammadiyah yang terdampak gempa di Kecamatan Pasimaranu dan Pasilambena. Selain itu pendampingan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Pasilambena dan Pasimarannu serta Pimpinan Ranting Muhammadiyah Sambali. (Tim Media MDMC)