Psikoedukasi Anak Sehat Bebas Stunting
PURWOREJO, Suara Muhammadiyah – Kuliah Kerja Nyata Tematik Universitas Muhammadiyah Purworejo (KKNT UMP) di desa Pogung Juru Tengah yang diikuti oleh tiga kelompok KKNT yaitu kelompok 15, 89 dan 102 mengadakan psikoedukasi dengan topik anak sehat, bebas stunting. Psikoedukasi ini membahas mengenai identifikasi, prevensi, dan dampak psikologis pada anak stunting. Kegiatan ini diikuti oleh guru dan wali murid PAUD dan TK di desa Pogung Juru Tengah, Kec. Bayan.
Kegiatan yang diikuti oleh semua guru serta wali murid TK dan PAUD, berdasarkan hasil pemaparan yang disampaikan oleh Kepala Desa Pogung Juru Tengah saat kegiatan penerjunan mahasiswa KKN menyampaikan bahwa di desa darurat stunting, atas dasar informasi dari Kepala Desa ketiga kelompok KKNT berinisiatif untuk mengadakan edukasi mengenai stunting dengan sasaran peserta orang tua/wali murid serta guru PAUD dan TK di desa Pogung Juru Tengah.
Menurut Koordinator KKN desa Pogung Juru Tengah, meskipun anak PAUD dan TK sudah melampaui 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), namun orang tua/wali murid yang masih memiliki anak dibawah usia 2 tahun maupun sedang berencana menyiapkan kehamilan perlu mendapatkan informasi pentingnya menyiapkan kehamilan yang sehat serta pemenuhan nutrisi bagi anak di 1000 HPK.
Pada kesempatan tersebut, menghadirkan 2 orang narasumber dari dosen Prodi Psikologi UM Purworejo, Wanodya Kusumastuti, M.Psi, Psikolog dan dosen Prodi Peternakan, Ir. Zulfanita, M.P sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKNT 3 kelompok di desa Pogung Juru Tengah.
Dalam sambutannya, Ir. Zulfanita menyampaikan bahwa stunting merupakan kondisi malnutrisi/status gizi buruk yang dialami oleh anak sehingga dapat mengakibatkan hambatan perkembangan pada tahap selanjutnya. Kondisi tersebut perlu menjadi perhatian orang tua dan lingkungan sosial, lanjut Zulfanita.
Pemaparan materi selanjutnya disampaikan oleh Wanodya Kusumastuti, M.Psi, Psikolog bahwa untuk melakukan prevensi stunting dapat diupayakan sejak anak masih dalam kandungan dengan melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur. Selain itu, pemenuhan nutrisi sejak program kehamilan hingga anak berusia 2 tahun akan mengoptimalkan kesehatan fisik anak dan juga perkembangan yang lain.
Anak yang mengalami stunting, cenderung akan terhambat tumbuh kembangnya, baik pertumbuhan fisik maupun perkembangan kognitif dan motorik. Wanodya menyampaikan bahwa anak-anak dengan kondisi stunting akan mengalami masalah dalam belajar, seperti sulit mengingat apa yang dipelajari, kesulitan membaca, menerima dan memahami perintah. Kondisi tersebut karena kurangnya nutrisi pada jaringan otak sehingga informasi yang masuk sangat terbatas. Pertumbuhan tubuh yang pendek juga menjadi hambatan pada anak dengan stunting untuk melakukan aktivitas fisik yang seharusnya sudah mampu dilakukan pada usianya.
Selama mengikuti kegiatan psikoedukasi tersebut, peserta terlihat antusias dengan banyaknya diskusi yang interaktif. Slamet Purwadi selaku Kepala Desa Pogung Juru Tengah dan Siti Roifah, S.Pd selaku Kepala TK Purnomo Marsudisiwi menyambut baik kegiatan ini dan berharap program edukasi dapat terus dilanjutkan melalui program posyandu yang dapat bersinergi dengan tenaga kesehatan dari Puskesmas.
Wanodya menambahkan bahwa kesehatan anak sangat erat dengan pemenuhan nutrisi, stimulasi tumbuh kembang dan pengasuhan. Ketiga komponen tersebut tidak dapat dipisahkan serta membutuhkan kerjasama dengan berbagai sektor, baik dari lingkup keluarga, pendidikan, pimpinan daerah, masyarakat dan kesehatan.