Urgensi dan Keutamaan Membaca Al-Qur’an

Lhokseumawe

Urgensi dan Keutamaan Membaca Al-Qur’an

LHOKSEUMAWE, Suara Muhammadiyah – Ketua Pimpinan Cabang (PC) Muhammadiyah Syah Kuala Banda Aceh Ustaz Dr. Muhammad Yusran Hadi, Lc., MA mengisi pengajian malam ba’da maghrib di masjid Taqwa Lhokseumawe pada Sabtu (15/1).

Kunjungan safari dakwah ketua PC Muhammadiyah Syah Kuala Banda Aceh di Lhokseumawe ini atas undangan Ketua Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Lhokseumawe ustaz Drs. Baihaqi melalui wakil ketua PD Muhammadiyah Lhokseumawe Jarnawi Syamsuddin, ST., MT.

Ustaz Yusran yang juga ketua Majelis Intelektual dan Ulama Indonesia (MIUMI) Aceh menyampaikan ugensi dan keutamaan membaca Alqur’an. Topik ini untuk merespon dan memberi solusi terhadap persoalan umat terkait dengan Alquran. Selama ini, kebanyakan umat Islam disibukkan dengan pekerjaan dan urusan dunia sehingga melupakan dan meninggalkan kewajiban membaca Alquran dan interaksi lainnya dengannya seperti memahami Alquran, menghafalnya, mendengarnya, mempelajarinya, mengajarkannya, dan mengamalkannya.

“Alquran sangat penting dibaca bagi seorang muslim. Karena, membaca Alquran dan mengamalkan Alquran adalah kewajiban bagi setiap muslim. Hukumnya wajib ‘ain sama seperti kewajiban lainnya seperti shalat lima waktu, puasa, membayar zakat dan berhaji bagi yang mampu,” tutur Doktor Fiqh dan Ushul Fiqh jebolan International Islamic University Malaysia (IIUM) tersebut.

Membaca Alquran adalah ibadah sehingga diberi pahala. Karena, Alquran adalah kalamullah yang diperintahkan oleh Allah swt dan Rasul-Nya untuk membacanya, memahaminya, menghafalnya, mendengarnya, mempelajarinya, mengajarkannya, dan mengamalkannya. Ini yang membedakan Alquran dengan bacaan lain. Membaca bacaan lain tidak mendapat pahala, karena bukan ibadah.

Membaca Alquran dan berinteraksi adalah tuntutan iman. Iman kepada kepada Alquran yang merupakan salah satu rukun iman yang enam mewajibkan seorang muslim untuk membaca Alquran dan beriteraksi dengannya. Ini bukti iman seseorang. Iman itu tidak hanya diyakini atau diucapkan, namun harus ada amal nyata sebagai bukti. Menurut para ulama ahlussunnah wal jama’ah, iman adalah meyakini dengan hati (tashdiqun bil qalbi), mengucap dengan lisan (iqrarun bil lisan), dan mengamalkan dengan anggota tubuh (amalun bil jawarih). Maka, bukti seseorang beriman kepada Alquran adalah dengan membaca dan berinteraksi dengannya. Belum dikatakan muslim atau orang beriman jika tidak membaca dan berinteraksi dengan Alquran.

Alquran itu petunjuk, pedoman dan aturan hidup bagi manusia khususnya umat Islam. Alquran itu merupakan petunjuk untuk mencapai kebahagian dan keselataman di dunia dan di akhirat. Alquran itu petunjuk untuk mengetahui mana kebaikan dan mana keburukan, mana yang benar dan mana yang batil, mana petunjuk dan mana kesesatan, dan mana yang halal dan mana yang haram. Alquran itu merupakan pedoman dan aturan hidup agar hidup kita tertib dan teratur dalam hukum Allah swt sehingga diridhai dan diberkahi Allah swt.

Mengamalkan Alquran adalah kewajiban bagi setiap muslim. Namun, bagaimana mungkin kita mengamalkan Alquran sedangkan kita tidak membacanya dan tidak pula memahaminya. Untuk mengamalkan Alquran, kita wajib membaca dan memahaminya terlebih dahulu. Setelah kita baca dan paham, baru kemudian kita amalkan.

Kita wajib berinteraksi dengan Alquran setiap saat, baik dengan cara membacanya, memahaminya, menghafalnya, mendengarnya, mempelajarinya, mengajarkannya maupun mengamalkannya. Kewajiban ini kita lakukan agar kita senantiasa mendapat petunjuk Allah swt, mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat, serta mendapat keselamatan di dunia dan akhirat.

Sangatlah memalukan, jika ada seseorang yang mengaku dirinya muslim, namun ia tidak bisa membaca Alquran atau tidak mau membacanya, memahaminya, menghafalnya, mendengarnya, mempelajarinya, mengajarkannya, apa lagi tidak mengamalkannya. Maka apa bedanya dia dengan orang kafir? Tidak ada bedanya. Kita tidak bisa membedakan seorang muslim dengan kafir kecuali dengan interaksinya dengan Alquran. Bahkan keislaman seseorang patut dipertanyakan dan diragukan jika dia tidak membaca dan mengamalkan Alquran.

Selanjutnya Ustaz Yusran yang juga anggota Ikatan Ulama dan Da’i Asia Tenggara menjelaskan keutamaan membaca dan berinteraksi dengan Alquran sercara ringkas dengan menyebutkan dalilnya masing-masing.

Sungguh beruntung orang yang membaca Alquran dan berinteraksi dengannya karena banyak keutamaannya, di antaranya: Pertama, mendapat syafaat pada hari Kiamat (HR. Muslim). Kedua, orang mempelajari Alquran dan mengajarkannya kepada orang lain menjadi orang yang terbaik di sisi Allah swt (HR. Al-Bukhari). Ketiga, dimasukkan ke dalam surga dan tempatnya di surga itu bersama dengan para malaikat (HR. Muslim). Keempat, mendapat kejayaan dan kemuliaan (HR. Muslim). Kelima, mendapat pahala 10 kebaikan setiap huruf yang dibaca (HR. At-Tirmizi). Keenam, hati menjadi tenang. Kedelapan didoakan oleh para malaikat. Kedelapan, disebut namanya dan dibanggakan oleh Allah swt dihadapan para malaikat. Semua yang terakhir ini disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam Muslim.

Di akhir pengajian, ustaz Yusran yang juga dosen pascasarjana UIN Ar-Raniry mengajak umat Islam khususnya para jama’ah pengajian yang berhadir di masjid Taqwa untuk selalu beriteraksi dengan Alquran dan mengingatkan bahaya meninggalkan Alquran.

Mengingat hukum kewajiban membaca Alquran dan mengamalkannya serta berbagai keutamaan yang diperuntukkan bagi orang yang membaca Alquran dan berinteraksi dengannya, maka mari kita selalu membaca Alquran, memahaminya, menghafalnya, mendengarnya, mempelajarinya, memgajarkannya, dan yang paling penting mengamalkannya.

Kebahagiaan dan penderitaan hidup seeorang itu tergantung dengan interaksinya dengan Alquran. Semakin sering ia berinteraksi dengan Alquran, maka ia semakin dekat dengan Allah swt dan bahagia hidupnya. Semakin sedikit interaksi dengannya, maka semakin jauh dari Allah swt dan menderita hidupnya di dunia, terlebih lagi diakhirat nanti.

“Oleh karena itu, jangan lalai dan jangan pula malas membaca Alquran, memahaminya, menghafalnya, mendengarkannya, mempelajarinya, mengajarkannya dan mengamalkannya. Terlebih lagi banyak keutamaan dan keuntungan diberikan kepada orang yang berinteraksi dengan Alquran. Maka sudah sepatutnya berbagai keutamaan dan keuntungan tersebut memberi motvasi dan semangat kepada kita semua untuk senantiasa berinteraksi dengan Alquran. Semoga kita mendapatkan keutamaan dan keuntungan tersebut,” pungkas ustaz yusran.

Menurut panitia pengajian masjid Taqwa ustaz Masrizal, pengajian malam Ahad ini mendapat sambutan hangat dan antusias dari masyarakat khususnya keluarga besar Muhammadiyah dan jamaah tetap masjid Taqwa Muhammadiyah Lhokseumawe.

“Alhamdulillah, pengajian ini ramai dihadiri oleh masyarakat khususnya keluarga besar Muhammadiyah dan jama’ah tetap masjid Taqwa. Meskipun informasi pengajan yang menghadirkan ustaz Yusran sebagai penceramah dari Banda Aceh sangat mendadak dan masih banyak yang belum tahu, namun para jama’ah pengajian tetap ramai hadir memenuhi masjid. Pengajian ini dihadiri oleh sekitar 300 orang. Para jama’ah sangat serius dan antusias dalam mengikuti pengajian ini”

Pengajian ini dihadiri oleh para tokoh masyarakat dan tokoh Muhammadiyah Lhokseumawe, di antaranya ketua PD Muhammadiyah dan juga imuem chiek masjid Baiturrahman Lhokseumawe ustaz Drs Baihaqi, Sekretaris PD Muhammadiyah Lhokseumawe Drs Irawan Salri, Ketua BKM Masjid Taqwa H. Nasrullah, Imuem chiek masjid Taqwa Ustaz Saifuddin, Lc, dan tokoh-tokoh masyarakat lainnya”, ujar ustaz masrizal, yang juga sebagai kepala pengasuhan dayah Ihyaus Sunnah Lhokseumawe.

Exit mobile version