Cara Efektif untuk Bahagia
Oleh: Fathin Hammam
Setiap orang pasti mendambakan hidup bahagia, sudah banyak ahli yang merumuskan bagaimana cara hidup bahagia. Ternyata dari berbagai konsep hidup bahagia, ada kesamaan kesimpulan, bahwa cara yang paling efektif bahagia adalah dengan selalu bersyukur(Grateful). tidak salah jika ada quote yang berbunyi ” syukurilah yang ada, maka anda akan bahagia”.
Adapun penyebab tidak bahagia, atau sering disebut sebagai pencuri kebahagaian adalah dikarenakan dua hal, yaitu kecemasan, kekhawatiran dan ketakutan menghadapi masa depan, atau bisa disebut terkena virus DSW (Derita Sebelum Waktunya) dan pencuri kebahagiaan yang kedua adalah karena faktor kesedihan akibat masa lalu yang sudah terjadi, maka bisa disebut dengan virus DTA (Derita Tiada Akhir).
Maka agar bahagai adalah kita hendaknya lebih fokus dengan hari ini, mensyukuri dengan yang ada pada hari ini. Tidak cemas dengan masa depan dan tidak larut dalam kesedihan dengan apa yang sudah terjadi.
Syukur merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan oleh setiap orang terutama kita yang muslim. Dan demikian pentingnya syukur, hingga Allah SWT menyebutkan kata syukur sebanyak 75 kali dalam Al-Qur’an. Syukur juga merupakan jalan yang akan ditempuh oleh orang-orang yang beriman. Dalam salah satu ayat-Nya, Allah SWT berfirman:
إِنَّا هَدَيْنَا السَّبِيْلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُوْرًا
Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus, ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir. (QS. Al-Insan/ 76 : 3)
Apa makna syukur, apa keutamannya dan bagaimana cara mudah untuk bersyukur? Mari kita kaji satu persatu
Dari segi bahasa, syukur berarti ( الزيادة ) bertambah. Sedangkan dari segi istilah, syukur adalah ( القيام بطاعة المنعم ) “sebuah upaya untuk mentaati Sang Pemberi ni’mat (Allah SWT).”
Dalam Kitab Dalilul Falihin, Syukur di artikan, mentasarufkan segala kenikmatan untuk di gunakan dijalan yang di ridhoinya. Sehingga implementasi syukur dalam kehidupan adalah dengan memperbanyak ibadah kepada Allah SWT. Dan dengan syukur akan menambah ni’mat.
Syukur dilakukan dengan tiga hal, pertama syukur dengan hati, yaitu dengan ‘meyakini’ bahwa segala kenikmatan merupakan anugerah dari Allah SWT. Kedua syukur dengan lisan, yaitu mengungkapkannya dengan maksud memuji Allah SWT, minimal dengan mengucapkan alhamdulillah, dan ketiga syukur dengan anggota badan, yaitu dengan menfungsikan seluruh anggota badan untuk mentaati Sang Pemberi Kenikmatan, yaitu Allah SWT (dengan beribadah kepada-Nya).
Syukur memiliki banyak sekali keutamaan, diantara keutamaan bersyukur adalah sebagai berikut:
a. Bersyukur berarti melaksanakan perintah Allah SWT. Allah berfirman :
فَاذْكُرُوْنِيْ أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلاَ تَكْفُرُوْنَ
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (ni`mat) -Ku.” (QS. Al-Baqarah/ 2 : 152)
b. Bahwa suatu kaum yang bersyukur, akan selamat dari azab Allah SWT. Allah berfirman:
مَا يَفْعَلُ اللهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَآمَنْتُمْ وَكَانَ اللهُ شَاكِرًا عَلِيْمًا
“Allah tidak akan akan mengazab kalian, jika kalian bersyukur dan beriman. Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.” (QS. An-Nisa’ : 4/ 147)
c. Allah akan menambah kenikmatan-Nya terhadap orang-orang yang bersyukur:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأَزِيْدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
“Dan ingatlah juga tatkala Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika kamu mengingakari (ni’mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahmi/ 14 : 7)
Bersyukur merupakan salah satu bentuk ujian dari Allah Swt, sebab tidak sedikit manusia yang bersikap ingkar, kufur nikmat dan sombong jika diberi kenikmatan, sehingga merasa apa yang didapatkan karena kehebatan dirinya, seperti sikap Qorun saat diberi kekayaan dengan mengatakan bahwa kekayaannya itu karena kehebatan dan pengetahuannya. Sebagaimana dalam surat Al Qashas ayat 78:
“Dia (qarun) berkata, “Sesungguhnya aku diberi (harta itu), semata-mata karena ilmu yang ada padaku.” Tidakkah dia tahu, bahwa Allah telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan orang-orang yang berdosa itu tidak perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka.”
Berbeda dengan sikap Nabi Sulaiman yang mengatakan
هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي ءَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ
bahwa nikmatnya adalah ujian, apakah akan membuat bersyukur atau kufur (surat Annaml ayat 40).
Adapun cara mudah untuk bersyukur adalah, kita bisa melakukan pendekatan komparatif (perbandingan). Dalam hal harta dan dunia hendaknya kita membandingkan diri kita dengan orang yang nasibnya dan penderitaannya ada dibawah kita, hal ini sesuai pesan Nabi, “Lihatlah orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu, karena yang demikian itu lebih patut, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu,” (HR Bukhari dan Muslim).
Cara yang kedua adalah hendaknya kita berdoa kepada Allah Swt agar hati kita selalu diberi kesadaran untuk selalu besyukur, sebab hati kita sering berbolak balik. Diantara doanya adalah doa yang Rasulullah ajarkan kepada sahabat Muadz bin jabbal untuk dibaca setiap habis sholat yaitu,
اللَّهُمَّ أَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
Ya Allah, tolonglah aku agar selalu berdzikir/mengingat-Mu, bersyukur pada-Mu, dan memperbagus ibadah pada-Mu].” (HR. Abu Daud dan Ahmad, shahih)
Juga doa yang terdapat dalam surat Al Ahqof ayat 15
رَبِّ أَوْزِعْنِىٓ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ ٱلَّتِىٓ أَنْعَمْتَ عَلَىَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَىَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَٰلِحًا تَرْضَىٰهُ وَأَصْلِحْ لِى فِى ذُرِّيَّتِىٓ ۖ إِنِّى تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّى مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَ
Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”.
Bagi orang yang beriman dan yang bersyukur kepada Allah SWT maka akan selalu bahagia, bahagianya tanpa syarat. karena memiiliki cara pandang yang “positif thinking”. Karena apapun kondisi yang menimpanya, ia akan selalu menanggapinya dengan postif (baca ; khair). Ketika mendapatkan kebahagiaan, ia akan bersyukur (baca ; mengembalikan kebahagiaannya tersebut kepada Allah). Karena ia tahu, hal itu merupakan hal terbaik yang Allah berikan kepadanya. Sementara apabila ia mendapatkan musibah, atau suatu kondisi yang tidak menyenang, maka ia pun bersabar. Karena ia tahu, pasti ada hikmah mendalam yang ingin Allah berikan kepadanya, di balik musibah yang menimpa dirinya. Dan sifat seperti inilah, yang menjadikan manusia mendapatkan kemuliaan, atau dalam bahasa hadis Nabi diistilahkan dengan “ajaban” (sungguh mempesona).
عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ (متفق عليه)
“Sungguh mempesona urusan orang yang beriman. Karena semua urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu hanya dimiliki oleh orang-orang yang beriman. Jika dia mendapatkan kebaikan, dia akan bersyukur, (karena) hal itu adalah yang terbaik baginya. Jika ia mendapatkan kesulitan, maka dia bersabar, (karena) dia tahu bahwa hal itu adalah yang terbaik baginya.” (HR. Muslim)
Semoga kita bisa menjadi pribadi yang selalu bersyukur agar selalu bahagia.
Fathin Hammam, Mahasiswa Magister PAI UMP, Bendahara PDM Kab Tegal, Waka III Baznas Kab Tegal