Abdullah Faishal (18 Juni 1922 M. – 08 Mei 2007 M): Penyair Ningrat Saudi Arabia yang Merakyat
Oleh: M.Sun’an Miskan
Abdullah Faishal adalah putra dari Raja Faishal bin Abdul Aziz Ali Sa’ud. Ia lahir di Riyadl, pada tanggal 5 Dzulhijjah 1341 H./ 18 Juni 1922 M. Umur 5 tahun dibawa pindah ayahnya Malik Faishal bin Ab. Aziz ke Mekkah. Abullah Faishal seperti juga putra raja yang lain kalangan Amiir masuk di Madrasah Al Umaraa.
Madrasatul Umara atau sekolah untuk para pangeran ini pertama kali dibuka di Makkah tahun 3/5/1356 H (1937 M) bertempat di Gedung Madrasah Al Muhammadiyah di Al Ma’abii-Makkah Al Mukarramah dengan Kepala Sekolahnya Abdullah Khoyyath.
Tingkatan sekolahnya adalah Sekolah Dasar (SD) satu satunya sekolah tertinggi di Saudi Arabia.
Raja Abdul Aziz sangat memeperhatikan perkembangan sekolah ini. Beliau lalu meminta untuk dipindah ke Ibu Kota di Riyadh, pada tanggal 09/05/1357 H. Beliau menetapkan bahwa kegiatan sekolah di Riyadh itu hanya sampai waktu dzuhur untuk menghindari cuaca yang sangat panas di Riyadl.
Murid gelombang pertama adalah Pangeran Bandar cs. Kemudian gelombang berikutnya Faishal, Fahad, Salman.
Perkembangan selanjutnya non pangeran Saudi juga boleh masuk di Madrasah Al Umara.
Alumni dari kalangan non pangeran diantaranya adalah Muhammad Surur Shobban yang terkenal itu.Ia pelopor gerakan sastra dan budaya Saudi Arabia, ahli keuangan dan bisnis. Ia seorang wiraswastawan dengan mengelola toko ayahnya. Ia dirikan beberapa perusahaan. Diantaranya perusahaan otomotif.
Kemudian ia diangkat jadi pegawai pemerintah Kotamadya Makkah al Mukarromah sebagai penata kota. Pada zaman Raja Faishal ia diangkat menjadi Menteri Keuangan. Ia penulis buku sastra Saudi Arabiah dan menerbitkannya atas beaya sendiri. Ia menggerakkan dunia tulis menulis dan percetakan buku dan mencintainya. Perpustakaannya di Mekkah berisi 5.000 buku dan manuskrip. Sebagai perpustakaan pribadi yang baik dan oleh putranya diwakafkan ke King Abdul Aziz University.
Dimasa Raja Abdul Aziz ia ditunjuk sebagai menteri berkuasa penuh dan oleh Raja Faisal memilihnya untuk mendirikan Rabithah Alam Islamy( Liga Muslimiin ) yang berpusat di Makkah. Ia lahir di kota Qonfudah thn 1316 H. Kemudian dengan keluarganya pindah ke Jeddah. Saat terjadi perang dunia ke I ia dan keluarganya pindah ke Makkah Al Mukarramah. Meski di Jeddah dan Mekkah ia hanya mendapatkan pendidikan yang terbatas, tetapi karena hobby membaca dan mencintai sastra, ilmu pengetahuannya jadi luas dan lembut perasaannya.
Ia rasakan penderitaan rakyat Saudi dan ummat Islam yang masih miskin dan bodoh. Ia lalu bergerak dalam lembaga bantuan kemanusiaan diantaranya Raabithah Alam Islaamy ( Liga unia Islam ) yang berkantor di Mina Mekkah. Beliau meninggal dunia di kota Cairo karena serangan jantung pada 2 Zulhijjah 1391 H. Jenazahnya diterbangkan ke Saudi dengan pesawat pribadi, disolati di masjidil Haram dan dikubur di Ma’la.
Rata rata pangeran Saudi Arabiyah ini pandai berbahasa Inggris karena Raja Abdul Aziz mendatangkan pengasuh untuk mereka dari Inggris.. Raja Faishal misalnya dalam usia masih sangat belia, di usia sekolah menengah sudah diutus Raja Abdul Aziz untuk memenuhi undangan Kerajaan Inggris. Setiba di Airport London dengan bahasa Inggris yang fasih ia menolak untuk menemui raja Inggris karena yang menjemput di Airport tidak se level dengan ia sebagai putra mahkota Kerajaan Saudi. Ia kembali ke Saudi sehingga membuat Kerajaan Inggris geger, termasuk berbagai Kementerian Luar Negeri negara Eropa.
Dan betul betul Eropa dan Amerika menjadi takut kepada Raja Faishal karena tatkala terjadi perang 10 Ramadlon 1973 melawan Israil dan sekutunya di musim dingin dengan menggunakan senjata minyak. Minyak di musim dingin itu disetop ke Israel, Eropa dan Amerika maka negeri Eropa itu beku dan kendaraan sipil maupun militer mangkrak di jalanan kehabisan minyak bensin. Mesir di perang 10 Ramadlon itu mampu menghancurkan benteng Barlev di tepi terusan Suez. Akhirnya terusan Suez serta gurun Sinai yang dirampas Israel dapat direbut kembali.
Rizki minyak yang dimiliki Kerajaan Saudi itu oleh Raja Faishal dibuat mengembangkan pembangunan perguruan tinggi dan bantuan kemanusiaan terutama negara Islam yang membutuhkan.
Diantara Perguruan Tinggi dikembangkan dan dibesarkan ialah King Fahad Universitas Petroleum dan Mineral (FHUPM) di Dhahran Saudi Arabia bagian Timur pusat sumber minyak . FHUPM ini sekarang masuk ranking 200 universitas terbaik dunia.
Sementara tahun 1973 itu Indonesia juga dapat kekayaan dari minyak luar biasa besarnya karena harga minyak dunia melejit naik akibat kebijakan Raja Faishal menyetop minyak ke Israel dan Barat pendukung Israel sehingga Israel tekuk lutut.
Sayang rizqi nomplok minyak itu oleh penguasa RI saat itu bukan untuk memperkokoh dunia pendidikan seperti Saudi Arabia diatas tapi untuk bisnis properti dan karena KKN bisnis itu gagal.
Itulah sebabnya Universitas Indonesia ( UI ) universitas terbaik Indonesia, kalah dengan Universitas di Saudi Arabia meskipun baru berdiri . UI menduduki ranking ke 600 dari 800 Universitas di dunia
Abdullah Faishal lulus Sekolah Dasar di Makkah namun ia luas pengatahuannya karena rajin membaca buku sastra, sejarah dan politik. Disamping ia memiliki bakat sastra terutama puisi. Ia akrab dengan buku sastra karya Tharfah bin al Abad, Naabighoh Dzibyani, Umru Qais, ’Antarah, Al Mutanabby, Ibrahim Naji, Ahmad Syauqi,Ali Mahmud Thaha , Badwy Jabal dan Umar Abu Riisyah.
Abullah Faishal oleh Raja mendapat tugas tugas politik. Pernah menjadi menteri dalam Negeri dan Kesehatan di zaman Malik A.Aziz
Ia juga berdagang lewat Grup Dagang Faishaliyah.
Ia penyair besar sehingga syairnya banyak dinyanyikan oleh penyanyi terkenal seperti ;
- Ummu Kulstum
- Najat Shaghirah
- Abdul Halim Hafidz
- Faizah Ahmad
- Muhammad Abduh
- Thalal Madah
- Abdul Karim Abdul Qohir
- D.Ll.
KUMPULAN SASTRANYA ;
- Wahyu Al Hurmaan (1953)
- Hadiist Qalb (1980) diterjemah ke Bhs Inggris,Perancis dan Rusia
- Masyaa’iriy (1985) berisi qasidah ‘ammiyah dengan lahjah Nibtiyyah
Hadiah sastra yang di perolehnya :
Abdullah Faishal mendapat gelar Doktor (H.C) dari Dewan Akademi Muktamar Sastrawan Internasional California Amerika Serikat.
Abdullah Faishal hidup di zaman keemasan dunia nyanyian Mesir pasca Revolusi Juli 1952. Ia punya hubungan yang sangat dekat dengan Penyair Mesir Ahmad Rami (1892 M- 1981 M) yang alumni Sorbone University dan Akademy Bahasa Timur Paris-Perancis jurusan bahasa Persia dan penterjemah Rubaiyyat Umar Khayyam dari bahasa Persia dan Perancis dan dapat gelar Doktor ( H.R) bidang seni dari Presiden Sadat atas pengabdiannya selama 60 tahun sebagai , ahli perpustakaan, penulis syair, penterjemahan dan penulis ratusan syair lagu lagu terkenal yang dinyanyikan oleh Ummi Kalstum seperti Ifrah Ya Qolby (1937) Jaddadta hubbaka leih (1952).
Kedekatan antara Penyair Abullah Faishal ( 1922 – 2007 ) dengan Penyair Mesir Ahmad Rami ( 1892 – 1981 ), Ibrahim Naji (1898 – 1953) yang lulus dokter thn 1922, Riyad Simbathy – Musicus dan Composer Lagu Lagu Syair Arab (1906-1981) dan Penyanyi Legendaris Ummi Kalsum (1898 – 1975) karena mereka adalah orang orang yang menghargai rasa indah, rasa cinta dalam pengertian yang luas. Yaitu mencintai keindahan semesta alam dan isinya, sebagai karunia-Nya. Gunung lembah lautan pelangi, nada nada suara, do re mi fa sol,suara musik katak yang menyambut gembira atas turunnya hujan, termasuk irama musik dan suara indah para pemilik suara merdu. Syair-syair Abdullah Faishal di hadiahkan ke penyanyi Ummu Kalastum karena ia cinta suaranya yang berirama seni yang indah, sendu dan sedih ( Shoutun Syihnun – صَوْتٌ شحْنٌ (Bukan cinta dalam pengertian sempit yaitu sekedar mencintai wajah wanita cantik .
Sajak dan syair Abdullah Faishal ningrat Saudi Arabia merakyat, lewat radio mobil warga Saudi, warga Timur Tengah dan kita Indonesia, karena Riyad Simbathy – Musicus Mesir dan Composer lagu, menyusun syair Abdullah Faishal dalam syair lagu yamg dibawakan Ummi Kaltsum Kaukab Asy Syarg dan pemyanyi Arab lainnya.
Berikut teks dan terjemahannya .. ‘ala qodri istitoo’ … semampunya, nyanyian Ummi Kalstum dari syair Abdullah Faishal yang diaransemeni Riyadl Simbathiy lagu dengan judul :
مِنْ أَجْلِ عَيْنَيْكَ
“ MIN AJLI ‘AINAIK “.
“DEMI MATAMU”
( 1 )
مِنْ أَجْلِ عَيْنَيْكَ عَشِقْتُ الْهَوَى …. بَعْدَ زَمَانٍ كُنْتُ فِيْهِ الْخَلِي
وَأَصْبَحَتْ عَيْنِـيَّ بَعْدَ الْكَرَي ….. تَقُوْلُ لِلتَّشْهِيْدِ لَا تَتَرَحـَّـلِ
يَا فَاتِنًا لَوْلَاهُ ماَ هَزَّنِي وَجْدُ ….. وَلاَ طَعْمُ الْهَوَى طَابَ لِي
هَذَا فُؤَادِي فَامْتَلِكْ أَمْرَهُ …… أَظْلِمْهُ إِنْ أَحْبَبْتَ أَوْ فَاعْدِلِ
MIN AJLI ‘AINAIKA ‘ASYIQTUL HAWAA ….. BA’DA ZAMAANIN KUNTU FIIHIL KHOLII
WA ASHBAHTU ‘AINIYA BA’DAAL KARAA …. TAQUULU LIT TASYHIIDI LAA TATARAHHALI
YAA FAATINAN LAU LAA HU MAA HAZZANII WAJDU …. WALAA THA’MUL HAWAA THOOBA LII
HADZAA FUAADII FAM TALIK AMRAHU …. ADZLIMHU IN AHBABTA AU FA’DILII
Demi matamu aku mengenal cinta …. Setelah sekian lama aku tak mengenalnya
Jadilah mataku kini bulat membola ….. Engkau berkata : Itu sebagai saksi agar engkau jangan pergi
Wahai sang penggoda kalau bukan karena dia tidaklah hatiku berguncang …. Dan ini hidangan cinta yang tidak baik untukku
Inilah hatiku, kendalikan perintahnya …. Aniaya dia jika engkau mau atau engkau berbuat adillah
( 2 )
مِنْ بَرِيْقِ الْوَجْدِ فِي عَيْنَيْكَ ….. أَشْعَلْتَ حَـــنِيْنِي
وَعَلَى دَرْبِكَ أَنـْــــتَ رَحْتَ ….. أَرْسَلْتَ عُيُوْنِى
وَالرُّؤَى حَوْلِي غَامَتْ …… بَيْنَ شَكِّي وَيَقِيـْــــنِى
وَالْمُنَى تَرْقُصُ فِي قَلْبِي عَلَى ….. لَحْنِ شُحُوْنِي
MIN BARIIQIL WAJDI FII ‘AINAIKA … ASY’ALTA HANIINII
WA ‘ALAA DARBIKA ANTA RAHTA …. ARSALTAA ‘UYUUNII
WAR RUAA HAULII GHOOMAT …. BAINA SYAKKII WA YAQIINII
WAL MUNAA TARQUSHU FII QALBII ‘ALAA ….. LAHNI SYUHUUNII
Dari cinta membara yang nampak dari matamu …. Engkau menyalakan rasa iba saya
Lewat jejak jejakmu engkau pergi ….. Engkau telah mengirim berbagai mataku
Sementara mata batin saya sekitarku mendung gelap ….. antara ragu – ragu dan yakin
Dan kerinduan menari dihatiku, dalam ….. alunan irama kesedihan
( 3 )
أَسْتَشِفُّ الْوَجْدَ فِي صَوْتِكَ ….. آهــَـــاتِ دَفِيْنـَــةٍ
يَتَوَارَى بَيْنَ أَنْفَاسـِـــــكَ ….. كَيْ لَا اَسْتَبــِـــيْنَهُ
لَسْتُ أَدْرِى أَهُوَ الْحُّبُّ ….. الَّذِيْ خِفْتَ شُحُوْنَهُ
أَمْ تَخَوَّفْتَ مِنَ اللـَّــوْمِ ….. فَآثَرَتْ السَّكــِــــيْنَةُ
ASTASYIFFUL WAJDA FII SHOUTIKA …. AA..HAA.AATI DAFIINATIN
YATAWAARAA BAINA ANFAASIKA ….. KAY LAA ASTABIINAHU
LASTU ADRII A HUWAL HUBBU …. AL LAZII KHIFTA SHUHUUNAHU
AM TAKHOWWAFTA MINAL LAUMI ….. FA AATSARATIS SAKIINATU
Saya bersihkan hatiku di suaramu …. Aaah yaa,,betul datang tapi sangat dalam sekali
Menyala-nyala diantara nafasmu ….. agar saya tidak jadi jelas
Saya tidak tahu apakah itu cinta …. Yang kau telah takuti kecemasannya
Atau sebagaimana engkau telah takut kepada cercaan …. Maka ketenangan itu jadi
terpengaruh
( 4)
مَلَأْتَ لِي دَرْبَ الْهَوَى بَاهِزَةً كَالنُّورِ فِي وُجْنَةِ الصُّبْحِ النَّدِى
وَكُـنْتَ إِنْ أَحْسَسْتَ بِي شِقْوَةً تَـبْكِي كَطِفْلٍ خَائِـفِ مُجْهَدٍ
وَبَـعْدَ مَا أَغْوَيْتَنِى لَـمْ اَجـِـدْ إِلَّا سَراَبآ بُعْدَ عَنْ عَيْنِي
وَغَابَ عَنْ عَيْنِي وَلَـمْ اَهْـتَدِي
MALAKTA LII DARBAL HAWAA BAAHIZATAN KANNUURI FII WUJNATIS SUBHIN NADII
WA KUNTA IN AHSASTA BII SYIQWATAN TABKII KA THIFLIN KHOOIFI MUJHADII
WA BA’DA MAA AGHWAITANII LAM AJID ILLAA SAROOBAA BU’DA ‘AN AINII
WA GHOOBA ‘AN ‘AINI WA LAM AHTADII
Engkau telah penuhi lorong-lorong cinta untukku, bersinar gemerlapan seperti wajah cahaya pagi berembun
Dan engkau , jika engkau telah merasakan apa yang telah saya alami berupa ketidak bahagiaan, engkau akan menangis seperti anak kecil takut kalau memikul yang berat
Dan setelah engkau merayuku, saya tidak mendapatkan apa-apa kecuali hanya fata morgana jauh dari mataku
Hilang dari mataku dan saya tidak mendapatkan petunjuk
كَم ْتَضَاحَكْتَ عِنْدَمَا كُنْتُ أَبْكِي وَتَــمَنَّيْتَ اَنْ يَطُـــــوْلَ عَذَابِي
كَم ْحَسِبْتَ اْلاَيَّامَ غَيْرَ غَوَالٍ وَهِيَ عُـمْرِى وَصَفْـوَتِي وَشَبَابِى
كَم ْظَـنَـنْتَ اْلاَنِـيْنَ بَيْنَ ضُلُوْعِى رَجَعَ لَـحْنِى مِنَ الْأغَانِي الْعِذَابِ
وَأنَا أَحْتَسِي مَدَامِعَ قَـلْـبِي حِيْنَ لَـمْ تَلْقَنـــِـــى لِتَسْــــــأَلَ مَا ِبي
KAM TADHOHAKTA ‘INDAMAA KUNTU ABKII WA TAMANNAITA AN YATUULA ‘ADZAABII
KAM HASIBTAL AYYAAMA GHOIRO GHOWAALIN WA HIYA ‘UMRY WA SHOFWATII WA SYABAABII
KAM DHONANTAL ANIINA BAINA ZULUU’IY RAJA’A LAHNII MINAL AGHOONIIL ‘IDZAABI
WA ANAA AHTASIIY MADAAMI’A QOLBII HIINA LAM TALAQQONII LI TASALA MAA BIIY
Berapa lama engkau tertawa-tawa tatkala saya menangis dan engkau berangan –angan agar kesedihanku itu lama
Berapa lama engkau telah menghitung hari-hari tanpa kesulitan pada hal ia itu umurku, masa aku masih kekar dan masih muda
Berapa lama engkau mengira keluhan yang memenuhi rongga dadaku, ia lalu kembali, iramaku menjadi nyanyian sedih
Dan saya rasakan cucuran air mata sedih hatiku, tatkala engkau tidak menemuiku untuk menanyakan apa yang sedang terjadi padaku
( 5 )
لَا تَقُلْ أَيْنَ لَيَالِيــْنَا وَقـَـدْ كَانَـتْ عــِـذَابَا
لَا تَسْئَلْنِـى عَــنْ أَمَانِـيْـنَا وَقَدْ كَانَـتْ سَرَابَا
إِنَّـنِىى أَسْدَلْتُ فَوْقَ الْأَمْسِ سِتْراً وَحِـجَابَا
فَتَحَمَّلْ مُرَّ هِـجْرَانِكَ وَاسْتَبـــْـقِ الْعِـتـَابَا
LAA TAQUL AINA LAYAALIINAA WA QOD KANAAT ‘IDZAABA
LAA TASALNII ‘AN AMAANIINAA WA QOD KAANAT SAROOBAA
INNANII ASDALTU FAUQOL AMSI SITRAN WA HIJAABAA
FA TAHAAMMAL MURRA HIJRAANIKA WAS TABQIL ‘ITAABAA
Engkau jangan bertanya di mةana kami menghabiskan malam-malam kami, karena itu betul-betul siksaan
Jangan bertanya apa yang menjadi harapan-harapan kami, karena itu betul betul hanya fatamorgana
Sungguh kemarin dulu sudah saya turunkan tirai dan pembatas
Untuk itu pikullah beban kepedihan kepergianmu dan hanya teguran yang tersisa.
Hobbynya :
Olah raga sepak bola dan pencinta Club sepak bola Mesir Al Ahly dan dia buka Club sepak bola dengan nama yang sama di Riyadl.
Wafatnya :
Beliau wafat di Jeddah pada 12 Rabi’ul Awwal 1428 H,/8 Mei 2007 umur 84 tahun. Jenazahnya dishalati di Masjidil Haram dan dikubur di pekuburan Al ‘Adl.
Rhimahullah taalaa ‘anhu