Perlu Tindakan Tepat, Kegawatdaruratan Adalah Ujung Tombak di Tengah Pandemi

gawatdarurat

Perlu Tindakan Tepat, Kegawatdaruratan Adalah Ujung Tombak di Tengah Pandemi

KUDUS, Suara Muhammadiyah – Corona Virus 19 bermutasi lagi, setelah varian Delta yang memporakporandakan mobilisasi manusia di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, kini varian baru yaitu Omicron mulai mengancam. Badan Kesehatan Dunia, World Health Organization (WHO) tiga pekan lalu mengumumkan, varian baru virus corona ini telah terdeteksi di 77 negara, termasuk di Indoneia. Hal ini membuat semua pihak harus waspada dan bersiap untuk mengatasinya, termasuk dunia perguruan tinggi. Menanggapi fenomena tersebut, Universitas Muhammadiyah Kudus turut merespon cepat dengan mengadakan seminar kegawat daruratan. Kegiatan tersebut mengangkat tema “Managemen Kegawatdaruratan di Tengan Pandemi”

Kegitan seminar yang diinisiasi Prodi Keperawatn UMKU ini menghadirkan tiga pembicara, yaitu Ns. Setyo Martono, S.Kep, M.Kep, Ns. Widiyaningsih, MAN, dan Tri Suwarto, S.Kep. Nrs., M.Kep. Selain bertujuan untuk nakes secara umum, seminar ini juga secara khusus memberikan ‘menu’ khusus bagi mahasiswa keperawatan UMKU agar terus memiliki skill-skill baru.

Rektor UMKU Rusnoto, SKM, M. Kes.(Epid) membuka cara dengan mengucap rasa syukur, Bersyukur bahwa apa yang ada dilingkungan kita, semua bil hikmah, kegawatdaruratan sebagai perawat adalah ujung tombak, sebab dialah yang pertama mengahadapi para pasien. Sehingga kompetensi senantiasa terus dipupuk.

Ns. Setyo Martono yang hadir sebagai pembica, dalam materinya menyampaikan dalam situasi darurat, perawat harus berani mengambil tindakan medis segera guna menyelamatkan nyawa dan pencegahan cacat, ini menjadi penting agar semua perawat percaya diri, tentu syaratnya adalah memiliki kompetensi tingkat dua dan sudah memiliki pelatihan kualifikasi kegawatdaruratan, kalaupun tingkat 3 malah lebih advan lagi”

Selanjutnya, Widi juga menambahkan bawhwa “Perawat harus mampu menguasai teknologi yang ada atau terbaru, sebab adanya perubahan  covid ini mengubah sistem penanganan, jadi ini untuk membantu pemenuhan kebutuhan pasien, termasuk kemampuan menerapkan EWS (Erly Warning Scire 2) untuk dapat mendeteksi pasien.

Sebagai pembicara pamungkas, Tri juga menekankan pentingnya peran Perguruan Tinggi “Perguruan Tinggi sebagai komunitas ilmiah siap mengintegrasikan kegawatdaruratan melalui kurikulum dan pengabdian kepada masyarakat, sehingga turut mencegah penyebaran dan membantu pihak-pihak terkait dalam rangka mewujudkan masyarakat sehat.

Acara yang dimoderatori langsung oleh Kaprodi SI Keperawatan UMKU Umi Faridah, S.Kep.Nrs.,MNS diseleggarakan pada 1 Februari 2022 berjalan lancar dan dinamis. Kegiatan yang diselenggarakan secara virtual ini tetap menerapkan protokoler Kesehatan covid 19. (AR Humas)

Exit mobile version