Pelepasan KKN UMBandung, Pendekatan Lintas Keilmuan Solusi Permasalahan Masyarakat
BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Rektor Universitas Muhammadiyah Bandung (UMBandung) Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc., IPU. Mengajak agar mahasiswa UMBandung harus bisa mengetahui, mempelajari, dan memahami permasalahan yang ada di masyarakat. Dengan demikian, para mahasiswa akan dengan mudah memberikan solusi atas permasalahan tersebut.
“Dan juga yang tidak kalah penting mahasiswa harus memperhatikan bahwa penyelesaian atas permasalahan di masyarakat bisa dilakukan dengan pendekatan lintas keilmuan, ini akan lebih baik lagi,” ujar Prof. Herry ketika menyampaikan sambutan dalam acara “Pelepasan Mahasiswa KKN Semester Ganjil Tahun Ajaran 2021-2022” secara virtual, Kamis (03/02/2022).
Prof. Herry menyampaikan bahwa pendekatan lintas keilmuan penting sekali dilaksanakan. Dengan pendekatan tersebut, mahasiswa bisa mempelajari secara komprehensif penggunaan metodologi ilmiah dalam menghadapi berbagai persoalan yang ada.
Rektor menegaskan bahwa dengan pendekatan lintas keilmuan juga, interaksi antara sesama mahasiswa lintas prodi bisa terjadi dengan baik, kemudian interaksi dengan berbagai pihak juga sama halnya.
Selain itu, Prof. Herry memandang bahwa suatu permasalahan yang ada di masyarakat sejatinya menjadi domain para mahasiswa untuk diselesaikan. Tentu diselesaikan dengan cara-cara yang lebih kreatif.
“Oleh karena itu, saya berharap para mahasiswa tetap semangat belajar dan terus meningkatkan kompetensi atau bekal untuk menghadapi banyak tantangan ke depan,” tuturnya.
Prof. Herry menyampaikan setidaknya ada empat bekal yang harus dipahami dan dikuasai oleh para mahasiswa.
Pertama, nilai-nilai, terutama nilai-nilai dari Al-Islam dan Kemuhammadiyahan yang sudah menjadi ruh perguruan tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah di seluruh Indonesia.
Bekal yang pertama ini, kata Prof. Herry begitu penting dipahami dan dikuasai mahasiswa sebagai landasan utama mahasiswa Muhammadiyah dalam beraktivitas.
”Kemudian yang kedua, yakni attitude atau perilaku yang baik. Kita harus punya attitude, sikap, atau perilaku yang baik karena kita akan berinteraksi dengan siapa pun sehingga attitude ini penting sekali,” ujar Prof. Herry.
Ketiga, knowledge (pengetahuan). Punya ilmu pengetahuan yang memadai untuk bisa memahami berbagai persoalan yang ada.
Jangan sampai mendengar satu sisi informasi tanpa pemahaman yang baik, tanpa pengetahuan yang komprehensif, lalu melakukan penilaian, kata Prof. Herry, itu bisa menjadi salah.
”Keempat, yakni skill atau keterampilan. Para mahasiswa harus punya skill atau keterampilan yang dibutuhkan saat ini dan yang akan datang,” tuturnya.
Selain itu, ditegaskan rektor yang pernah menimba ilmu di Negeri Sakura ini, melalui skill, maka tiga bekal sebelumnya (nilai-nilai, attitude, dan knowledge) bisa dirajut dengan baik.
”Saya berharap, ketika pulang dari KKN, para mahasiswa akan menjadi pribadi yang semakin matang, semakin siap menjadi sarjana, yang akan dapat memajukan masyarakat dan bangsa,” tandasnya.
KKN UM Bandung kali ini dilakukan satu bulan lamanya, yakni dari 5 Februari hingga 5 Maret 2022 dan diikuti oleh 155 mahasiswa.
Selama tiga puluh hari, mereka akan mengabdi di tengah-tengah masyarakat yang tersebar di Kecamatan Pameungpeuk (Kabupaten Bandung), Kecamatan Margaasih (Kabupaten Bandung), Kecamatan Cimenyan (Kabupaten Bandung), Kecamatan Cimahi Utara (Kota Cimahi), dan Kelurahan Babakan Penghulu (Kota Bandung). (Firman/Feri)