JatamM, Jamaah Tani Muda Muhammadiyah Bergerak!!!

JatamM, Jamaah Tani Muda Muhammadiyah Bergerak!!!

Oleh: Miftakhul Saleh

JatamM, adalah nama yang baru muncul beberapa waktu lalu, tepatnya 18 Desember 2021, yang merupakan hasil dari forum temu Tani Muda Muhammadiyah yang diinisiasi oleh teman-teman Buruh Tani dan Nelayan (Brutal) PW Pemuda Muhammadiyah Jawa Tengah, yang dihadiri oleh perwakilan kader tani muda se Jawa Tengah. Dan beberapa bulan sebelumnya MPM PP Muhammadiyah telah membentuk Jamaah Tani Muhammadiyah.

Pertemuan ini menjadi ajang yang cukup menarik bagi kader muda Muhammadiyah yang memiliki kekaryaan dibidang pertanian, peternakan dan perikanan, namun baru dua bidang yang telah masuk dan terhimpun oleh para kader yakni pertanian dan peternakan baik yang fokus dibahan baku dan juga dalam bentuk pengolahan pasca panen, karena dengan forum ini muncul sebuah harapan baru yang bisa digerakkan secara berjamaah dan menjangkau cakupan yang luas dan strategis.

Anggota JatamM adalah para petani muda dengan lahan garap yang kecil hingga menengah, dan merupakan kelas usaha rakyat namun dari masing masing daerah telah terhimpun dengan kelompok kecil yang memiliki basis produksi yang sama.

Forum yang membahas tentang berbagai aspek kehidupan pertanian secara umum dan menjadi catatan tentang arti pentingnya dakwah ekonomi persyarikatan dalam menguatkan sayap dakwah persyarikatan dikalangan muda. Kelompok muda kreatif yang bergelut dengan berbagai keahlian mengolah dan memanajemen usaha dari hulu (pengelolaan penanaman) dan harapannya bisa mengolah dengan maksimal hingga hilir (pengolahan pasar) yang terhimpun dalam wadah Jamaah Tani Muda Muhammadiyah.

Melihat potensi yang ada (dari para pembudidaya) dan potensi kekuatan ekonomi umat yang bisa dikerjasamakan melalui jalur persyarikatan, menjadi hal yang menarik untuk dibahas dan dikerjakan kedepannya, seperti halnya perlu adanya getok tular tentang ilmu menejemen usaha tani modern, pengelolaan pertanian modern namun tidak melepas nilai kearifan lokal yang dimiliki oleh civitas akademika diperguruan tinggi Muhammadiyah yang ada fakultas pertanian, dalam bantuk riset ilmiah menangani permasalahan yang timbul seperti pencegahan hama, penyakit, pemuliaan bibit unggul yang tentunya dari kami sangat senang untuk bisa bekerjasama.

Semangat berkarya pada diri kader telah tersalurkan dengan adanya kegiatan produksi pertanian, seperti : Talas Beneng dan kopi dari Brebes, sayur hidroponik dari kota Semarang, madu klanceng dari Kendal, pisang dan nanas organik dari Purwokerto, kurma dari Pemalang, peternak mentok (itik) hias dari Sragen, peternak kambing dari Kabupaten Magelang. Ini adalah asset yang luar biasa yang dimiliki oleh persyarikatan melalui para kader muda yang bergerak swadaya dan mandiri.

Dari Jamaah Tani Muda Muhammadiyah (JatamM) telah menghimpun sedemikian rupa sebagai bentuk penguatan kader agar tidak keder dalam membangun kemandirian ekonomi secara individu dan juga terhadap gerakan persyarikatan dengan usaha-usaha yang produktif dengan saling support bahu membahu dan berkelanjutan.

Selayang Pandang

Petani, adalah pahlawan tanpa tanda jasa, mengapa demikian karena dari tangan petani memiliki dampak kehidupan yang luas, misalnya beras yang dihasilkan petani menjadi makanan pokok 90 % penduduk Indonesia, dari tangan petani hingga konsumen melalui banyak tangan, dengan analogi masih melalui tangan tengkulak, petani panen padi kemudian ditampung oleh tengkulak pertama, dari tengkulak pertama masuk ke penggilingan padi, dari penggilingan padi masuk ke tengkulak 2 (tengkulak beras), dari tengkulak 2 masuk kepedagang besar atau ada yang langsung ke pedagang eceran baru masuk ke konsumen.

Permisalan ini cukup jelas bagaimana dari satu komoditas saja petani bisa menghidupi 2 tengkulak dan 2 pedagang, sehingga sangat wajar jika terjadi lonjakan harga di tingkat konsumen namun harga yang anjlok ditingkat petani. Para tengkulak bisa hidup namun pemegang produksi dalam hal ini petani tetap hidup subsiten, hasil hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, dan jika terkumpul membutuhkan waktu yang cukup lama, ini bukan pernyataan heroik namun nyatanya demikian.

Tani adalah singkatan dari Tahan ngenteNi, karena si petani memulai dari proses yang panjang sejak penanaman hingga panen, perlu ketelitian dan ketelatenan untuk menjalankan usahanya. Sebab bertani tidak hanya ceblek tanam tinggal duduk beres, bertani perlu belajar detail ilmu tanah, bagaimana tanah menjadi subur, perlu belajar ilmu biologi tentang halnya simbiosis antar makhluk hidup, perlu belajar ekonomi agar dapat memperhitungkan segala kemungkinan tentang arus kas. Sehingga bertani adalah pepaduan ilmu yang kompleks dalam satu usaha.

Yang sedikit mengherankan adalah memang pemerintah tidak memungut pajak dari pertanian (bukan hasil olahan pasca panen), namun pemerintah seolah tidak membackup petani dari berbagai kemungkinan buruk, misal tentang kelangkaan pupuk, penyediaan bibit yang benar-benar unggul, proteksi pasar yang menguntungkan hingga menjamin permodalan ketika gagal panen oleh petani.

Dan yang masih belum terfikirkan adalah adanya subsidi harga jual dipasar, seperti halnya pemerintah mensubsidi ketika ada lonjakan harga minyak seperti saat ini, dan kasus yang ada adalh ketika harga hasil tani naik, pemerintah selalu kedodoran dan bingung serta merta membuat keputusan yang tidak berpihak kepada petani. Misal saat harga gabah kering naik, pemerintah buru-buru melakukan import eras untuk mengkondisikan harga pasar, dan masih bayak kasus lainnya yang pemerintah masih kolaps dalam mengurusi harga layak produk pertanian.

Harapan Dalam Bergerak

Dari selayang pandang tersebut JatamM menganalisa tentang problem yang ada dalam dunia pertanian, yakni faktor DISTRIBUSI, distribusi disini memiliki cakupan yang luas, yakni distribusi fisik berupa transportasi untuk sarana dan prasarana pengangkutan hasil panen dan distribusi non fisik seperti halnya Informasi, dimana informasi yang dimaksud adalah pertukaran informasi yang jelas dan gamblang akan ketersediaan stok yang sebenarnya, informasi harga yang sebenarnya, dan informasi peluang pasar yang sebenarnya.

Dengan ini harapan kami melalui persyarikatan adalah bisa bekerjasama untuk memadukan dan memasifkan sistim distribusi untuk memfasilitasi gerakan pertanian menjadi lebih maju dan beradab, agar gerakan dakwah ekonomi antar dan antara kader dapat berjalan dan menggairahkan kehidupan umat.

Miftakhul Saleh, Sekretaris JatamM Jawa Tengah dan salah satu deklatarator JatamM

Exit mobile version