Perkaderan IMM Bukan untuk Dikomersialisasikan
M.Adam Ilham Mizani
Tujuan dari opini ini sederhana, menuliskan kecintaan diri akan masa depan Ikatan. Kita sepakat organisasi tanpa perkaderan, akan berjalan sunyi dan cepat mati. Merawat perkaderan menjadi tugas bersama kader Muhammadiyah terutama aktivis IMM. Diperlukan kesadaran profetik,sebuah kesadaran yang mengingatkan diri arti penting untuk kembali berkiblat kepada garis-garis perjuangan ikatan yang sebenar-benarnya.
Berbagai fenomena permasalahan internal dalam perkaderan seperti,menggunakan perkaderan sebagai batu lonjatan jabatan,kepentingan politik menuju Musycab,Musyda ataupun Muktamar,untuk mendapatkan rekomendasi beasiswa,menjadikan sebagai formalitas bukan prioritas,panggung popularitas diri, ingin dianggap senior, dispesialkan dalam perkaderan karena merasa dirinya yang memiliki kapasitas dan kapabilitas, menggunakan kesempatan mengedarkan proposal dengan dalil kegiatan perkaderan demi mendapatkan cuan untuk kepentingan sendiri, kelompok atau bahkan keluarga.
Sampai pada hal renceh dan tidak rasional menjadikan kader IMM sebagai objek membangun asmara (percintaan) demi melenggengkan kepentingan diri, objek untuk suksesi melanggengkan diri ikut perkaderan dan memprovokasi dengan dalil jangan halangi perkaderan, tidak berpikir dan bercermin diri dulu apa yang sebenarnya yang membuat dirinya tidak bisa mengikuti perkaderan.Bagi penulis fenomena itu disebut dengan komersialisasi perkaderan,menjadikan perkaderan sebagai barang dagangan untuk kepentingan pribadi ataupun kelompok.
Sejenak merenung, organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sampai usai 57 Tahun dan dua bulan lagi berusai 58 Tahun (14 Maret 2022) menjadi usai yang besar dan penuh nilai-nilai perjuangan yang berat dan tidak mudah. Dibalik Lahir dan besarnya IMM,ada banyak jasa para pahlawan yang membela mati-matian,berkorban harta benda,pikiran dan tenaga yang tidak bisa dikalkulasikan dengan nilai materi. Karena mereka berjuang dengan hati nurani.jika selama ini orientasi kita mengikuti perkaderan IMM untuk dikomersialisasi.
Ingatkah kita akan kata Dosa sosial, dosa tidak hanya selalu disebabkan oleh hubungan prilaku religiusitas antara Tuhan,bukan hanya kita meninggalkan perintah dan melakukan hal-hal yang dilarang, namun daripada itu mengabaikan dan menggadaikan amanah jabatan ,ketidaktulusan dan tidak menjaga serta tidak merawat nilai-nilai kebaikan dari para pahlawan Ikatan yang menyebabkan matinya organisasi dan buruknya prilaku manusia juga termasuk dosa sosial.
Pendidikan jiwa yang berkesadaraan
Membangun kesadaran jiwa secara individu ataupun kolektif butuh proses yang tidak instan. Kesadaran menjadi jembatan penting untuk bisa menembus nilai-nilai moralitas maupun etika dalam kehidupan sehari-hari. Lingkungan,teman,sahabat,keluarga menjadi sebuah satu kesatuan yang bisa mendukung seseorang ataupun kelompok memunculkan tingkat kesadaran.
Kesadaran yang harus dimiliki oleh aktivis IMM adalah kesadaran kritis dan kesadaran transformatif. Kesadaran kritis dianalogikakan seperti alarm (pengingat) untuk kembali melihat sistem perkaderan sebagai satu kesatuan utuh yang menunjukan kemana orientasi sebenarnya perkaderan dan seperti cctv (perekam) sebagai jejak gerak,langkah ataupun prilaku kita, maka jadikanlah perkaderan sebagai perekam warisan-warisan gagasan dan kebaikan untuk generasinya.
Kesadaran selanjutnya,kesadaran transformatif. kesadaran yang di akibatkan atas refleksi secara individu didukung oleh suatu sistem pendidikan atau proses perkaderan melalui inviltrasi pengetahuan dan terciptanya gerakan aksi yang dapat berdampak suatu sistem baru dalam membangun konstruksi sosial baru. Secara sederhana kesadaran ini yang akan menumbuhkan sikap reflektif dan konstruktif. Tumbuhnya sikap reflektif dimulai dari kesadaran kita disetiap aktivitas perkaderan yang diikuti harus diniatkan bersungguh-sungguh untuk dapat memberikan energi positif baik bertambahnya pengetahuan ataupun keahlian dalam bidang tertentu,.
Selain tumbuhnya sikap reflektif,juga tumbuh sikap konstruktif, sebuah sikap untuk saling membina,saling menumbuhkan dan membangun kesadaran bersama. Setiap kader ataupun aktivis IMM yang mengikuti jenjang perkaderan utama,khusus atau pendukung tujuan orientasi yang paling tinggi adalah untuk saling membangun dan bersinergi pengetahuan,ketrampilan dalam meningkatkan kualitas perkaderan.
Apapun dan seberapa banyaknya perkaderan yang diikuti jangan menjadikan diri kita Jumawa (Jemawa) berbesar diri atau angkuh,menjadikan sebagai alat merendahkan atau menganggap remeh kader dan pimpinan yang tidak berproses seperti dirinya. Mengikutip nasehat bijak dari Imam Al-Ghozali, “ Jika tujuanmu mencari ilmu hanya untuk bersaing,atau membanggakan diri mengalahkan kawan-kawanmu,mencari perhatian manusia dan mengumpulkan harta dunia,maka kamu sedang merobohkan Agamamu,menghancurkan dirimu dan menjual akhiratmu dengan dunia”.
Jika nasehat Imam Al-Ghozali dikontekstualkan dengan perkaderan maka berbunyi “Jika tujuanmu mengikuti perkaderan untuk dikomersialisasikan (popularitas,merasa jumawa,ingin di speasialkan,menjatuhkan dan merendahkan kader dan pimpinan ikatan ,untuk memperkaya diri,kelompok atau keluarga) maka kamu sedang merobohkan IMM,membudarkan warna merah maron dan menghancurkan diri kamu sendiri”. Berusahalah untuk tidak menjadikan organisasi perkaderan dan pergerakan IMM sebagai ladang mencari penghidupan ,tapi jadikan sebagai ruang atau tempat mencari makna kehidupan.
M.Adam Ilham Mizani, Ketua Umum PC IMM Sukoharjo