Unik, Yudisium FKIP UMP Bernuansa Budaya
PURWOKERTO, Suara Muhammadiyah – Ada yang berbeda dari gelaran yudisium Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Banyumas Jawa Tengah perode 2022. Para calon wisdawan/wisudawati dan seluruh peserta mengenakan baju adat jawa di Auditorium kampus utama UMP, Sabtu (12/2/2022) lalu.
“Kami, saya dekan dan wakil dekan, anggota senat berembuk bersama, karena kami itu menempati pulau jawa maka kami itu wajb hukumnya untuk menghormati untuk menghargai untuk mengulik-ulik budaya, jadi bukan karena kami orang jawa semata,” ujar Dekan FKIP Drs Eko Suroso MPd, Senin (14/2/2022).
Dalam sambutannya, Eko Suroso berharap agar semua lulusan FKIP UMP bisa menjadi guru yang berkualitas, berkarakter, tidak mudah ikut-ikutan, dan tetap berpegang teguh pada kitab suci Al-Quran.
“Jadilah guru-guru yang berkualitas, punya karakter kuat, tidak usah ikut-ikutan negara manapun, boleh kita ikuti, asal itu sesuai dengan kitab suci kita Alquran, kalau tidak sesuai tidak usah kita ikuti,” jelasnya.
Jika anda ragu terhadap sesuatu, lanjut Eko, diam jangan putuskan sesuatu, tatapi jika sudah mantap dengan alasan-alasan yang kuat, maka putuskan.
Sementara itu, perwakilan mahasiswa dari prodi PGPAUD Iwan Kurniawan dalam sambutannya mengatakan tumbuh dan berkembang itu tidak searti, tapi saling bersinergi, jangan berhenti sampai disini.
“Pertumbuhan dan perkembangan itu tidak sedefinisi, tidak searti namun seling bersinergi, pertumbuhan menyangkut ukuran, quantity, sementara perkembangan menyangkut fungsi, kegunaan, dan quality,” jelasnya.
Menurutnya, organ tangan kita bisa jadi sudah berhenti bertumbuh, namun jangan hentikan perkembangannya. Jangan hentikan fungsinya dengan tetap berjuang keras dan berupaya tetap memberikan fungsi terbaik bagi kehidupan.
“Organ otak kita bisa jadi tidak berkembang ukuran kapasitasnya, namun jangan hentikan fungsi pemikirannya, perbaiki dan tingkatkan setiap hari hingga bener-benar menjadi dewasa yang banyak arti,” ucapnya.
Lebih lanjut Iwan juga menyampaikan, UMP semakin mendunia, akan menjadi jajaran elite ranking dunia. “FKIP menjadi pusat pendidikan dan kebudayaan, dan itu akan terjadi disaat kita sudah menjadi mantan. Namun bagaimanapun nama UMP selalu terpatri, nama FKIP selalu tertanam meskipun akan dilabeli kata mantan,” pungkasnya. (ata/tgr)