UMJ Luncurkan Program Studi Agribisnis
JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Seminar Nasional bertema “Politik Pembangunan Pertanian di Indonesia : Quo Vadis?” telah dilaksanakan secara hybrid dalam rangka peluncuran Program Studi (Prodi) Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta, di Aula FEB UMJ pada Kamis (24/02/2022).
Seminar nasional ini menghadirkan beberapa narasumber diantaranya Menteri Pertanian RI, Dr. Syahrul Yasin Limpo, S. H., M. H sebagai pembicara utama yang digantikan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Kementerian Pertanian Prof. Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M. Agr., Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi, S. H., Ketua Umum Asosiasi Agribisnis Indonesia Dr. Bayu Krisnamurthi, M. Si, Mitra Tani Parahyangan, Sandi Octa, S. S. P., M.M.
Dekan Fakultas Pertanian UMJ Ir. Sularno, M.M dalam sambutannya menyampaikan bahwa Fakultas Pertanian yang lahir pada tahun 1982 ini masih menaruh harapan besar dengan adanya prodi agribisnis pertanian untuk mengembangkan sektor ekonomi nasional dari hasil pertanian. “Semoga Fakultas Petanian lebih berkembang lagi dan besama-sama mengembangkan sektor pertanian bersama para petani millennial”, ucapnya.
Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta Dr. Ma’ mun Murod, M. Si dalam sambutannya mengatakan bahwa problem pertanian di Indonesia cukup banyak. “Negara kita adalah negara agraris yang seharusnya masyarakat kita bangga dengan petani. Kedepannya pertanian dapat berperan sebagai sumbangsih aktif kepada masyarakat dan kita harus memperhatikan produk pertanian serta pengemasannya”, tegasnya.
Prof. Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M. Agr. menjelaskan bagaimana ekspor pertanian pada saat ini menjadi andalan dibandingkan hasil domestik. Meskipun covid 19 hadir, akan tetapi pertanian tetap eksis. Sebagian komoditas pertanian mencukupi untuk ekspor. “Apapun yang terjadi, kita harus tetap bertani. Untuk mencapai tujuan pembangunan pertanian ini , Kementerian Pertanian membuat kebijakan untuk menentukan kesejahteraan pangan agar pertanian dapat maju, mandiri, serta modern”, jelasnya.
Ketua Umum Asosiasi Agribisnis Indonesia, Dr. Bayu Krisnamurthi, M. Si menyatakan bahwasannya daya dukung lahan Indonesia sudah sempit dan membuat kapasitas produksi sudah berkurang. “Dalam politik pertanian kedepan harapannya bisa membuat investasi petani kedepannya bisa dipastikan karena petani seringkali merasakan keterbatasan lahan, masalah lingkungan serta perkembangan teknologi yang tidak dimengertinya. Reaktualiasi politik pertanian Indonesia juga harus memperhatikan kondisi aktual petani dan pertanian Indonesia dan menyeimbangkan program- program pembangunan pertanian”, ucap Bayu Krisnamurthi
Pembicara terakhir , Sandi Octa Susila, S.S.P.,M.M, yang disebut Petani Millenial, menyampaikan bisnis model ala petani millenial berdasarkan modernisasi dan digitalisasi. Dalam peningkatan nilai tambah petani millenial harus punya strategi yang dijalani. “Dengan adanya strategi marketing kita dapat memahami segmentasi pasar. Petani jago dalam hal wilayah tapi tidak semuanya jago dalam memasarkan. Petani millenial harus memahami teknologi karena dengan teknologi petani dapat inovatif, adaptif, dan kreatif”, jelas Sandi Octa. “Bisnis pertanian tidak akan pernah ada matinya manakala manusia masih hidup. Lakukan hal yang baik, bangun jaring, dan berkolaborasi untuk membangun negeri yang lebih baik”. Pesan Sandi.
Rangkaian seminar Nasional dan peluncuran Prodi Agribisnis , dilangsungkan juga Penandatanganan Kerjasama antara Universitas Muhammadiyah Jakarta dan Kementerian Pertanian tentang Pengembangan Profesionalisme , Sumber Daya Manusia Pertanian melalui Pendidikan, Penelitian, dan Pengembangan Masyarakat.
Prodi Agribisnis di bawah Fakultas Pertanian merupakan Prodi ke-56 dari total 57 Program Studi yang ada di Universitas Muhammadiyah Jakarta. (KSU/Devina)