Majelis Dikdasmen PWA Jateng Selenggarakan ToF Pandu HW PAUD
MAGELANG, Suara Muhammadiyah – Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Jawa Tengah (Jateng) bekerjasama dengan Kwartir Wilayah (Kwarwil) Hisbul Watahan (HW) Jawa Tengah menggelar Training of Fasilitator (ToF) Pandu HW Pendidikan Usia Dini (PAUD). Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari, Sabtu hingga Ahad (26-27/2) Bertempat di SMK Muhammadiyah 2 Borobudur.
Kegiatan ToF Pandu HW PAUD ini dibuka pada Sabtu (26/2) oleh Ketua Kwarwil HW Jateng Sukasno, dan dihadiri oleh Ketua Majelis Dikdasmen PWA Jateng Nuraeni, Hadir juga Ketua koordinator HW Kedu Abu Ubaidah, Ketua Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Kabupaten Magelang Nida’ul Hasanah, yang juga Kepala SMK Muhammadiyah 2 Borobudur dan Ketua Panitia Lokal Surahmat.
“Program kerjasama ini kami laksanakan untuk seluruh Jawa Tengah. Jadi kami memberikan pembekalan ini untuk seluruh guru di Jateng yang jumlahnya ada sekitar delapan ribu. Tidak mungkin dilaksanakan dalam satu kesempatan. Maka ini merupakan satu program perwakilan dari daerah daerah yang nantinya akan mengimbaskan kepada teman guru lainnya. Untuk eks Karesiden Kedu kami adakan di Magelang”. Kata Nuraeni
Seperti yang disampaikan oleh Ketua Majelis Dikdasmen PWA Jateng Nuraeni yang kami temui seusai upacara penutupan Tof Pandu HW Paud di ruang aula SMK Muhammadiyah Borobudur, bahwa kerjasama ini suatu hal yang perlu dibangun untuk mempersiapkan anak memiliki karakter yang baik. Ini tidak bisa dilaksanakan sendiri oleh Majelis Dikdasmen. Maka perlu dijalin kerjasama dengan lembaga atau ortom lain, dalam hal ini Kwarwil HW Jateng yang ada satu kesamaan misi yaitu dakwah. Dakwah itu harus dimul;ai sejak usia dini. Lembaga yang sudah biasa diampu oleh ‘Aisyiyah adalah PAUD.
Maka kerjasama ini sangat memberikan fondasi bagi guru yang ingin maju. Jadi disamping kolaborasi yang baik antar ortom untuk saling menguatkan, Majelis Dikdasmen juga mempunyai kepentingan terkait peningkatan kwalitas sumber daya manusia (SDM) guru. Maka harus terus dibangun, harus terus diberi tambahan ilmu dan juga disupport kegiatan kegiatan yang memang ada diantaranya ilmunya itu di kepanduan. Jadi di kepanduan ini banyak trik , bermain bersenang-senang dengan sekaligus bermain sambil belajar, itulah yang senafas sejalan dengan Majelis Dikdasmen.
Dengan kerjasami ini diharapkan bisa mewujudkan agama islam yang rahmatan lil ‘alammin itu dapat cepat tersampaikan kepada anak anak lebih cepat. Mereka mengenal Allah dan rasulnya melalui berbagai kegiatan yang disampaikan melalui kegiatan bermain itu.Jadi tidak hanya disampaikan dengan lisan saja, jadi dengan kegiatan bermain itu guru guru mampu memnyampaikan, ada trik trik bagaimana memberikan penguatan kepada anak terkait membangun karakter anak tersebut tentang kejujuran, tanggungjawab, keikhlasan sebagaimana tercantum dalam Undang Undang HW yang 10 itu. Itulah karakter yang perlu dimiliki oleh guru, sehingga ke depannya bisa mempersiapkan generasi emas itu. Jadi guru harus banyak ilmu, harus banyak belajar, harus banyak kerjasama.
“Kamipun akan terus mensosialisakan sehingga menjadi satu formula yang tepat untuk memberikan penguatan kepada anak didik terkait dengan karakter akhlaq karimah. Dan serentak mulai tgl 26-27 Februari ini, dilaksanakn se Jateng bersama sama melalui eks Karesidenan, jadi dibagi per eks karesidenan, waktunya bersamaan, jadwalnya bersamaan dan alhamdulillah dari awal pembukaan sampai penutupan semuanya bisa tepat waktu sesuai yg direncanakan”. Jelas Nuraeni lebih lanjut.
Ismokoweni, salah satu trainner ToF dari Kwarwil Jateng mengatakan, “Sebagai pelatih HW terutama kepada para peserta ToF saya ingin menyampaikan, agar materi yang diterima selama dua hari bisa diimplementasikan , bahwa pembentukan karakter anak bangsa yang islami ini harus benar kita wujudkan. Salah satu acaranya adalah dengan materi ateri HW. Yang buku pedomannya telah disampaikan di mana di situ tertuang , utamanya pedoman qur’an dan hadist sebagai pedoman kita bersama, juga ada al islam kemuhammadiyahan, juga ke’Aisyiyahan , karena semua ini berangkatnya kerjasama dengan Majelis Dikdasmen PWA Jateng dan n Kwarwil HW Jateng”.
“Kami sebagai pelatih berharap sekali materi materi tersebut bisa sampai kepada anak anak PAUD dalam hal ini, mungkin materi yang disampaiakan tidak tepat untuk anak anak PAUD tetapi tepat untuk bundanya yaitu gurunya. Itu memang kami berikan dengan berbagai macam cara salah satunya kepada gurunya itu sendiri, disampaikan juga materi materi kepada anak anak didiknya. Jadi ilmu, amal dan nasionalisme itu harus kita berikan pada anak anak pada usia dini atau sering disebut gold age.
Kegiatan ditutup pada Ahad (27/2) Februari oleh Ketua PWA Jateng Nuraeni, dengan upacara penutupan dengan pelepasan tanda anggota peserta secara simbolis oleh Ketua Kwarwil HW Jateng Sukasno dan Ketua Majelis Dikdasmen PWA Jateng Nuraeni. (/Tar)