Ekonomi: Bidang Potensial yang Belum Digarap Sepenuhnya oleh Muhammadiyah

Ekonomi: Bidang Potensial yang Belum Digarap Sepenuhnya oleh Muhammadiyah

Arma Maksum Khoirudin – Peserta PKMTM 3 IPM DIY Tahun 2022 Asal  PD IPM Bantul

Sumbangsih Muhammadiyah untuk Bangsa

Muhammadiyah merupakan organisasi dakwah Islam terbesar di Indonesia yang masih konsisten menunjukkan eksistensinya hingga saat ini. Muhammadiyah yang didirikan pada tanggal 18 November 1912 M atau bertepatan dengan 08 Dzulhijjah 1330 H kini sudah berumur 110 tahun dalam penanggalan masehi atau 112 tahun dalam penanggalan hijriyah. Dalam usia yang cukup lama tersebut Muhammadiyah memiliki peran besar dalam memajukan berbagai bidang kehidupan bangsa Indonesia.

Dalam bidang pendidikan, kita tahu Muhammadiyah memiliki peran penting dalam mewarnai dinamika pendidikan Indonesia dengan didirikannya ribuan sekolah mulai dari TK hingga SMA/sederajat. Selain itu, Muhammadiyah juga mendirikan lebih dari 100 perguruan tinggi untuk melahirkan ilmuwan-ilmuwan yang siap terjun menghadapi kondisi zaman. Bahkan, beberapa perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM) tergolong sebagai universitas terbaik di Indonesia.

Selain bidang pendidikan, Muhammadiyah juga turut menyumbangkan perannya dalam bidang sosial. Banyak rumah sakit, klinik, panti asuhan, panti jompo, dan masih banyak lagi bidang sosial-kesehatan yang digarap oleh Muhammadiyah. Tak hanya itu, dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini, Muhammadiyah menyumbangkan peranannya dengan membentuk Muhammadiyah Covid Command Center (MCCC) dalam rangka membantu pemerintah Indonesia menanggulangi virus corona yang sedang menjamur di berbagai belahan dunia dan menimbulkan efek domino ke bidang kehidupan lain.

Kuat Secara Ekonomi

Hingga kini, Muhammadiyah telah memiliki banyak aset yang dikelola. Kalau dilihat secara ekonomi, Muhammadiyah memiliki segudang aset lancar (kas, piutang, dsb) dan aset tidak lancar (bangunan, tanah, kendaraan, hak paten, dsb.). Pun tidak bisa kita pungkiri bahwa Muhammadiyah memiliki perputaran uang yang luar biasa dalam menjalankan amal usahanya. Hal ini menandakan bahwa Muhammadiyah sudah kuat secara ekonomi dan mungkin dapat menjadi pionir gerakan jihad ekonomi serta gerakan ekonomi jamaah di Indonesia.

Dalam bidang ekonomi, Muhammadiyah sebenarnya sudah fokus dalam bidang tersebut sejak didirikannya. K.H. Ahmad Dahlan merupakan seorang saudagar (businessman). Beliau adalah seorang penjual batik. Spirit Ahmad Dahlan dalam mencari penghidupan sebagai saudagar ia niatkan pula untuk menghidupi Muhammadiyah.

Selain itu, pernah ada suatu cerita ketika KH. Ahmad Dahlan hendak melelang harta bendanya untuk kemaslahatan dan keberlangsungan Muhammadiyah. Dengan kentongan pada zaman itu, K.H. Ahmad Dahlan mengumpulkan warga Kauman untuk mengikuti lelang jual beli harta beliau. Pada akhirnya, banyak orang yang justru memberikan uang kepada K.H. Ahmad Dahlan dan mengembalikan harta benda K.H. Ahmad Dahlan karena masyarakat ingin berkontribusi untuk menghidupi Muhammadiyah.

Dari penggalan kisah tersebut dapat dikatakan bahwa sejak berdirinya, Muhammadiyah diilhami dengan spirit kemandirian untuk menjalankan misi dakwahnya. Muhammadiyah bukan organisasi peminta-minta untuk bertahan hidup. Muhammadiyah hidup dengan keikhlasan anggotanya serta inovatif dalam memaksimalkan amal usahanya untuk keberlangsungan Muhammadiyah itu sendiri.

Langkah Nyata Muhammadiyah pada Bidang Ekonomi

Pada Muktamar ke-46 Muhammadiyah di Yogyakarta pada tahun 2010 menjadi awal berdirinya Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) sebagai badan pembantu pimpinan persyarikatan yang memiliki peran menggerakkan dan menjalankan program Muhammadiyah di bidang ekonomi. Hal ini menegaskan bahwa langkah Muhammadiyah untuk berdinamika dalam bidang ekonomi semakin nyata dan terarah.

Dilansir dari Muhammadiyah.or.id, Ketua MEK PP Muhammadiyah, Herry Zudianto, mengatakan bahwa MEK memiliki tiga fokus program yang akan dijalankan menjelang Muktamar ke-48 Muhammadiyah  di Surakarta.

Pertama adalah adanya holding usaha Muhammadiyah yang akan menjadi Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM). Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa banyak usaha yang masih belum clear 100% milik Muhammadiyah dan diharapkan dengan adanya BUMM ini dapat mengkonsolidasi usaha-usaha sayap Muhammadiyah agar lebih kuat secara hukum.

Yang kedua adalah adanya penguatan jaringan antar pengusaha Muhammadiyah yang menyatu dalam sebuah wadah bernama “Jaringan Saudagar Muhammadiyah” atau lebih dikenal sebagai JSM. Sebenarnya, JSM sudah memiliki gerakan berupa webinar, namun dalam perjalanannya belum melahirkan output yang efektif. Dengan dikuatkannya JSM serta diperjelas outputnya, maka akan terbentuk jamaah ekonomi.

Yang ketiga adalah Muhammadiyah dapat mengembangkan bisnis yang memang dikembangkan Muhammadiyah. Hal ini agar memperluas sayap usaha Muhammadiyah dan memperkuat jamaah ekonomi.

Sepertinya Muhammadiyah memang benar-benar terjun ke bidang ekonomi. Memang benar, bahwa ekonomi dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, mulai dari kesehatan, sosial, pendidikan, dan sebagainya, sehingga bidang ekonomi perlu dipahami oleh umat Islam.

Saatnya Terjun ke Masyarakat

Belakangan ini terjadi sebuah fenomena banyak masyarakat tertipu judi yang berkedok trading atau investasi. Hal itu disebabkan oleh adanya fenomena Fear of Missing Out (FOMO) atau takut ketinggalan serta kurangnya edukasi mengenai ekonomi terutama investasi.

Muhammadiyah perlu terjun langsung mengamati dan menyelesaikan masalah-masalah perekonomian secara mikro dengan contoh seperti fenomena di atas. Muhammadiyah yang memiliki pengalaman luar biasa dalam bidang pendidikan dan pengajaran perlu mendidik masyarakat agar tidak hanyut dalam berbagai fenomena yang merugikan masyarakat, terutama di bidang ekonomi.

Jadi, Muhammadiyah selain secara internal menguatkan sektor usahanya, perlu juga untuk menguatkan basis pendidikan ekonomi untuk kemakmuran masyarakat. Berbagai hal dapat dilakukan seperti pelatihan investasi, sosialisasi fikih mengenai ekonomi, pembinaan UMKM, dan sebagainya.

Saya yakin, di masa depan Muhammadiyah tidak hanya sekadar organisasi sosial-keagamaan saja, namun Muhammadiyah adalah organisasi dengan bisnis yang menggurita ke berbagai lini dan keuntungannya kembali kepada kemaslahatan umat.

Exit mobile version