Peringati Isra Mikraj, AMM Maguwoharjo Hadirkan Duta Besar RI untuk Lebanon
SLEMAN, Suara Muhammadiyah – Momentum Isra’ Mikraj menjadi salah satu momen penting dalam sejarah perkembangan Islam di masa Nabi Muhammad Saw, di mana menjadi awal mulanya diperintahkan kepada seluruh muslim untuk melaksanakan shalat lima waktu.
Pimpinan Ranting Pemuda Muhammadiyah (PRPM) dan Pimpinan Ranting Nasyiatul ‘Aisyiyah (PRNA) Maguwoharjo Depok Sleman turut memeriahkan peringatan Isra’ Mikraj dengan mengadakan Pengajian Isra’ Mikraj dan Launching AMM Maguwoharjo Mengaji pada Sabtu (26/2).
Diadakan secara daring, pengajian bertemakan “Spirit Isra Mikraj sebagai Inspirasi Bangkit dari Pandemi Covid-19”. Acara ini sangat istimewa karena menghadirkan Duta Besar LBBP RI untuk Lebanon, Drs. Hajriyanto Y. Thohari, MA.
Di hadapan para jamaah, Hajriyanto menjelaskan bahwa dalam perjalanan Isra, Nabi Muhammad Saw. diperjalankan oleh Allah dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Yerussalem untuk kemudian dibawa dalam perjalanan ke Sidratul Muntaha pada malam itu juga dan kemudian ia kembali ke Yerussalem dari Sidratul Muntaha lalu kembali Masjidil Haram menjelang Subuh.
Hal tersebut tertuang dalam surat Al-Isra’ ayat 1 tentang Isra. Sedangkan Mikraj tercantum dalam surat An-Najm ayat ke 13 – 18, dikisahkan bahwa Nabi Muhammad Saw. naik ke langit hingga ke Sidratul Muntaha dan melihat wujud malaikat Jibril dalam keadaan aslinya.
Kemudian, terdapat tiga tanah atau kota suci (haram al-sharif) bagi umat Islam, yakni Makkah Al Mukarromah (yang diberkahi), Madinah Al-Munawaroh (yang dicerahi), dan Baitul Maqdis / Yerussalem. Masing-masing kota tersebut memiliki beberapa tempat tertentu yang diberi berkah, seperti di Makkah ada Masjidil Haram, Musdalifah, Mina, Arafah, dan Miqat (tempat memulai ihram haji), Madinah ada Masjid Nabawi dan sekitarnya, serta di Yerussalem ada Masjidil Aqsa.
“Masing-masing kota suci tersebut juga memiliki karakteristiknya sendiri. Makkah dan Madinah tidak memperbolehkan umat selain Islam untuk memasukinya. Tetapi, tempat suci yang ketiga yaitu Yerussalem, orang-orang nonmuslim diperbolehkan untuk masuk karena merupakan kota suci juga bagi umat Nasrani dan Yahudi, hanya saja tidak boleh memasuki wilayah Masjidil Aqsa,” papar Ketua PP Muhammadiyah ini.
Ia juga berujar kalau Isra Mikraj bukan semata-mata peristiwa keagamaan, tetapi juga historis. Selain itu, dari peristiwa Isra Mikraj ini terdapat spirit yang terkandung di dalamnya, mulai dari spirit kerohanian, spiritual, sejarah, dan perjuangan, tentu saja spirit-spirit tersebut bukan sesuatu yang bisa diambil begitu saja secara taken for granted (diterima begitu saja), tetapi dengan berjuang.
Seperti yang disebutkan di awal, peristiwa Isra’ Mikraj juga mengajari kepada seluruh umat Islam untuk melaksanakan shalat serta menjadi kewajiban dan keharusan. Hajriyanto menambahkan, shalat menjadi sumber energi bagi umat Islam dan karena itulah setiap muslim wajib untuk senantiasa memperbaiki kualitas shalatnya.
“Dengan shalat itu, kita senantiasa selalu terbangun jiwa dan kesadaran berketuhanan. Shalat juga harus menjadi sentral dalam kita menjalankan ajaran Islam,” tegasnya.
Hajriyanto berharap spirit Isra Mikraj yang disebutkan sebelumnya dapat menjadi inspirasi bagi seluruh umat Islam, mengingat situasi dunia saat ini masih berat karena pandemi Covid-19. Namun, tidak boleh berkecil hati dan patah semangat, harus terus maju dan berkembang.
Persyarikatan telah memutuskan dalam Muktamar ke-47 Muhammadiyah sebagai gerakan Islam Berkemajuan, maka generasi muda Muhammadiyah harus menjadi pelopor kemajuan yang membawa bendera Islam Berkemajuan, yang harus menjadi kekuatan mediator dan moderator.
“Sehingga umat Islam menjadi umat yang maju, unggul, dan kuat. Jangan dikenal sebagai umat yang fanatik saja, yang bisanya cuma ngomel-ngomel, tetapi menjadi umat yang bergerak dengan sistematis dan dinamis,” ujar Hajriyanto. (Dzikril Firmansyah/Media PCPM Depok)