Di Kawasan Tanpa Rokok Hidup Lansia Lebih Bermakna

Kawasan Tanpa Rokok

Di Kawasan Tanpa Rokok Hidup Lansia Lebih Bermakna

PALOPO, Suara Muhammadiyah – Di Indonesia jumlah lansia meningkat bersamaan dengan peningkatan jumlah rumah tangga yang dihuni oleh lansia. Jumlah rumah tangga lansia pada tahun 2020 sebesar 28,48%, dimana 62,28% diantaranya dikepalai oleh lanjut usia.

Hal yang menarik dari keberadaan lansia di Indonesia adalah ketersediaan dukungan potensial baik secara ekonomi maupun secara sosial yang idealnya diberikan oleh keluarga. Menurut data Susenas 2020 memperlihatkan bahwa 9,80% lansia hidup sendiri, dimana persentase lansia perempuan yang hidup sendiri hampir tiga kali lipat daripada lansia laki-laki (14,13% berbanding 5,06%).

Hal ini membutuhkan perhatian yang besar dari semua lapisan masyarakat. Lansia yang hidup sendiri sangat membutuhkan dukungan dari lingkungan sekitar mereka karena hidup mereka lebih berisiko, terutama pada lansia perempuan yang cenderung hidupnya tidak sejahtera (BPS, 2020). Hal ini membuat para lansia kehilangan kebermaknaan hidupnya.

Adi Cahyo Gumelar, mahasiswa semester akhir Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Muhammadiyah Palopo, Adi Cahyo Gumelar tergabung dalam Tim Riset keilmuan yang dibiayai oleh LPDP tahun 2022 menemukan adanya kaitan antara Lifestyle Without Tobacco dengan Kebermaknaan Hidup Lansia.

Menurut Adi, kebermaknaan hidup sangat terkait dengan bagaimana seseorang dapat menemukan makna hidupnya secara positif, termasuk kebiasaan lifestyle without tobacco yang sangat bermakna bagi kesehatan lansia. Hasil penelitian saya, kebermaknaan hidup lansia di desa Bone-Bone yang menerapkan Kawasan Tanpa Rokok lebih baik dibandingkan dengan desa kontrol yang belum menerapkan KTR secara penuh.

Lanjut Adi, di desa Bone-Bone kebermaknaan hidup lansia bersumber dari agama sebagai faktor memaknai keagungan Tuhan dan kebersyukuran atas segala nikmat yang telah diberikan, interaksi sosial di keluarga maupun terhadap lingkungan yang dirasakan ketika membantu orang lain dan dapat memberikan sesuatu hal baik untuk keluarga. Kebermakanan hidup yang dirasakan oleh lansia dengan adanya tantangan dan momen baru yang sangat mempengaruhi.

Semua responden dalam penelitian ini adalah lansia dan semuanya beragama Islam. Semangat keagamaan mereka tampak dalam setiap waktu salat, maupun hari Jumat dengan mendatangi masjid, beribadah dan mendapat bimbingan dari tokoh agama pada desa tersebut.

Bimbingan keagamaan bagi para lansia menjadi sangat penting karena hidup mereka lebih bermakna, dan mampu menjauhi perbuatan yang merusak badan atau jiwa seperti merokok dan terlalu banyak pikiran. Selain itu, Hal penting yang perlu diperhatikan oleh lansia dengan hipertensi adalah self care behaviour yang meliputi penggunaan obat-obatan, diet rendah garam, aktifitas fisik, merokok, manajemen berat badan dan konsumsi kopi.

Menjauhi rokok adalah salah satu cara para lansia untuk dapat memaknai arti hidup sehat sehingga tidak akan menyulitkan anak dan cucunya ketika mereka sakit akibat asap rokok. Mayoritas masyarakat di desa Bone-Bone adalah petani, dimana pekerjaan mereka menuntut fisik yang kuat, letak georafisnya berada di kaki gunung Latimojong yang membuat akses ke lahan pertanian itu membutuhkan tenaga yang ekstra.

Diterapkannya pola hidup sehat bebas tanpa asap rokok membuat banyak perubahan pada masyarakat di desa Bone-Bone terutama pada lansia merasakan perubahan besar seperti tidak mudah lelah dan pernafasan menjadi lebih nyaman, dan dapat beribadah dengan tenang.

Menurut Sri Rahayu Amri sebagai dosen pembimbing, Adi adalah salah satu dari lima mahasiswa yang tergabung dalam riset keilmuan dan menyelesaikan riset sesuai dengan bidang ilmunya Bimbingan dan Konseling yang dikaitkan dengan  Lifestyle Without Tobacco.

Selama 2 bulan kami mendampingi mahasiswa dan membimbingnya dengan sangat intens sehingga mahasiswa dapat menyelesaikan artikel dan mempublikasikannya pada jurnal nasional terakreditasi. Lanjut Sri Rahayu, ini adalah hal baru seiring implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka, bahwa mahasiswa harus diberikan pengalaman di luar kampus, berinteraksi dengan masyarakat, dan memberikan solusi pada masyarakat.

Makanya nanti di akhir riset, kami akan menyampaikan rekomendasi kepada pemerintah untuk memperkuat pengendalian tembakau berbasis komunitas atau masyarakat, karena lebih implementatif dan berhasil tutup Ayu.

Exit mobile version