Disrupsi Teknologi Tantangan Dunia Pendidikan

Disrupsi Teknologi Tantangan Dunia Pendidikan

Disrupsi Teknologi Tantangan Dunia Pendidikan

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, tidak bisa dipungkiri bahwa teknologi juga semakin maju dan ikut berkembang. Perubahan-perubahan fundamental dalam bidang teknologi atau biasa disebut disrupsi teknologi pun tidak bisa dihindari.

Akibatnya dunia industri terguncang, selain itu dunia pendidikan khususnya universitas pun akan terancam keberadaannya jika tidak bisa mengantisipasi datangnya disrupsi dan inovasi teknologi. Hal ini disampaikan oleh Ririek Adriansyah, Direktur Utama PT Telkom Indonesia Tbk, pada Jum’at (04/03) dalam Rapat Senat Terbuka Laporan Tahunan Rektor dan Pidato Milad ke-41 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Lebih lanjut, dalam pidatonya yang bertajuk “Transformasi Digital Dunia Pendidikan: Peluang dan Tantangan”, Ririek menerangkan bahwa solusi atau antisipasi yang bisa dilakukan oleh universitas adalah dengan melakukan digitalisasi pada semua aspek. Apalagi masa pandemi yang sudah dua tahun berjalan ini telah menumbuhkan sikap dan alam pikiran digital.

“Di masa mendatang akan muncul keterampilan dan kompetensi baru untuk itu universitas harus responsif terhadap datangnya disrupsi teknologi ini dengan melakukan digitalisasi. Tantangan seperti pengembangan jaringan internet, devices, dan teknologi pendidikan, hingga keterjangkauan biaya pasti akan dihadapi namun tantangan tersebut juga datang seiring dengan akan hadirnya kualitas dan akses pendidikan yang lebih baik kedepannya,” pungkasnya.

Senada dengan hal tersebut, Prof. Dr. K.H. Haedar Nashir, M.Si., Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, menyampaikan bahwa dalam era post-modern dan disrupsi ini, yang ditawarkan oleh zaman bukan hanya kemajuan namun juga absurditas kemanusiaan dan kehidupan. “UMY adalah miniature dari Muhammadiyah sebagai Al Harakah Al Islamiyah sebagai institusi yang seharusnya membawa misi dakwah. Islam seharusnya menjadi sumber nilai, pedoman hidup, dan referensi berpikir,” imbuhnya.

Haedar juga menambahkan bahwa momentum Milad UMY ini perlu menghadirkan semangat tasyakur bin nikmat. Tidak hanya pada kenikmatan kemajuan universitas yang bersifat material namun juga pada kesadaran transedensi bahwa Allah lah yang memberikan anugerah berupa kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh kampus Muda Mendunia ini.

Dalam acara yang digelar secara hybrid, online dan offline, di Ruang Sidang Lt. 5, Gedung AR Fachruddin B, UMY ini juga turut hadir Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V, Prof. Aris Junaidi, Ph.D., Ketua Komisi Yudisial Republik Indonesia, Prof. Dr. Mukti Fajar Nur Dewata, S.H., M.Hum., Ketua Senat UMY, Prof. Dr. Heru Kurnianto Tjahjono, M.M., Ketua Majelis DIKTI LITBANG Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Lincolin Arsyad, Ph.D., Ketua Badan Pembina Harian UMY, Dr. H. Agung Danarto, M.Ag., Rektor UMY, Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P., IPM., dan juga para pejabat struktural yang ada di UMY. (ays)

Exit mobile version