Affirmative Action Terhadap Representasi Perempuan
Oleh: Endang Maulana
Analisa dan situasi sosial dari relasi-relasi diharapkan menampilkan interaksi yang dinamis tentu akan berefek pada gerak yang memiliki nilai tersendiri di semua tingkat pengambilan keputusan.
Keputusan strategis perempuan harus menjadi prioritas dengan begitu soft skill talent perempuan juga bisa diperhitungkan tolak ukurnya bisa kita lihat dari kemampuan beradaptasi dan berkolaborasi diranah publik. makanya ruang berinovasi harus diisi oleh perempuan.
Menjadi seorang perempuan bagi saya adalah tentang kekuatan, saling mendukung, dan saling menghormati potensi dari tiap personal.
Sejatinya, ini hanya persoalan belajar untuk mencintai diri sendiri, memiliki semangat perjuangan dan tekad yang kuat untuk memperbaiki diri.
Perempuan hari ini sudah harus menghindari basa-basi dan interaksi yang gak terlalu penting Begitulah cara untuk berjuang menyesuaikan keterampilan sosial untuk diri.
Perempuan sudah harus berhenti menikmati zona nyaman mendominasi peran-peran strategis dalam ranah publik, menghapus stigma negatif sehingga ide-ide perempuan itu terdengar dan terlihat memberikan sumbangsih nyata.
Sebenarnya jika perspektif psikologis, sosialis, ditambah dengan adanya pemahaman terhadap teologis yang cenderung tekstualis, kolot dan begitu eksklusif tidak heran jika obyek kajian itu selalu mengarah kepada pembentukan karakter perempuan agar selalu dikenal lembut dan lemah.
Makanya kesadaran untuk mengecilkan ruang perempuan dalam ranah sosial itu perlu untuk diretas. Hak dasar perempuan paling tidak dibangun atas dasar akal sehat atau secara konotasi terkandung konsep yang revolusioner untuk semakin meningkatkan kapabilitasnya.
Tentunya untuk membangun peradaban tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan konsep yang baik, terencana dan perlu dukungan dari berbagai pihak.agar terlihat ada dinamisasi, perlu ada penyesuaian dalam memahami keadaan-keadaan. Makanya, secara luas perempuan bisa memberikan suatu tambahan perspektif dan kesempurnaan dari sisi melihat persoalan dan dampak dari kebijakan.
Nah karena itu Kualitas kebijakan perempuan jauh lebih komprehensif dan lebih memiliki afirmasi. Lahirnya berbagai instrument nasional maupun internasional tentang kedudukan perempuan semakin membuktikan bahwa perempuan harus semakin memperlihatkan bahwa dirinya memiliki banyak nilai tambah termasuk perempuan cenderung memiliki sifat multitasking karena banyaknya peran yang dilakukan dalam kehidupan.
Bolehkah kita berhenti berdebat tentang benar dan salah sedikit meredam ego dan berhenti ditengah? Walaupun kita terbiasa terluka apakah tidak ada hal yang bisa meredam luka itu dengan cara yang bijak ? Makanya biskaah kita menghindari perdebatan menyesuaikan dengan karakter dan kepribadian masing-masing.
Olehnya itu perempuan sudah harus punya empati, multitasking untuk bisa melihat lebih detail, dan punya emosional intelijen yang lebih. Walaupun tak semua wanita bisa berdiri di depan panggung dunia,Namun mampu mengambil peran yang lain .
Berjuanglah tanpa henti, tidak usah menangisi hari kemarin. Tak ada yang jatuh dari langit dengan cuma-cuma, semua selalu bergandengan dengan usaha dan doa, dans solusi.
Disampaikan dalam rangka Hari Perempuan Internasional, 8 Maret 2022
Endang Maulana, Ketua Bidang IMMawati PC IMM kota Makassar