Bupati Trenggalek Gus Ipin Beli Mobil Tenaga Surya SMK Muhammadiyah Watulimo
TRENGGALEK, Suara Muhammadiyah – Trenggalek-Kebahagiaan menyelimuti keluarga jama’ah Muhammadiyah Trenggalek khususnya Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah 2 Watulimo. Mobil ramah lingkungan tenaga surya yang dibuat oleh siswa dan siswi SMKM Watulimo dibeli oleh Bupati Trenggalek Muhammad Nur Arifin.
Selain itu jama’ah Muhammadiyah Watulimo juga mengadakan pengajian Ahad pagi rutin setiap hari Ahad awal bulan yang dilaksanakan di tempat yang sama yaitu SMK Muhammadiyah Watulimo dengan menghadirkan pemateri ustadz Abdul Haris, ketua PDM kota Malang dan dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang.
Mobil ramah lingkungan tersebut langsung dibeli oleh Gus Ipin, sebutan Bupati Trenggalek tersebut seharga 50 juta untuk dibawa ke Praja Manggala Pratama Putra dan digunakan sebagai kendaraan dinas untuk ke kantor kantor dinas sekitar kota. Beliau berujar bahwa sekarang ini diupayakan untuk menggunakan bahan bakar terbarukan untuk menunjang kota Trenggalek agar tetap hijau dan bersih.
Bupati Trenggalek mencoba mobil dan berkeliling sekitar SMKM Watulimo. Gus Ipin menawar mobil ramah lingkungan tenaga surya ini di depan sekolah. Beliau berkata, mobil ini hemat energi, akan kami bawa ke pendapa. “Tadi saya tanya harganya 50 juta. Mobil Boogie Car ini baterainya tahan tiga jam serta mampu menempuh 50 km. Cocok untuk akomodasi wisata. Beliau juga menyampaikan bahwa,” ungkapnya.
Menurut Gus Ipin pihaknya sudah berkoordinasi dengan Bappeda juga, agar sekolah mengajukan permohonan proposal untuk risetnya. Sehingga nanti bisa didukung dengan dasar hukumnya apa, status tanahnya bagaimana kemudian perizinannya.
Pada acara pengajian Ahad Pagi, pemateri ustadz Abdul Haris menyampaikan bahwa orang yang bermuhammadiyah adalah orang yang sudah tuntas dengan dirinya sendiri. Abdul Haris mengharapkan kepada jamaah agar bermuhammadiyah dengan niat yang benar benar ikhlas, nggak usah berteriak teriak NKRI harga mati. Teruslah berbuat baik. Nanti orang lain tahu sendiri. Dirinya juga menyampaikan agar dalam berhubungan dengan organisasi yang lain menghargai perbedaan. (Taufik HAS / Kamas Tontowi)