MIM 7 Sidokelar Fogging Nyamuk Penyebab Demam Berdarah

MIM 7 Sidokelar Fogging Nyamuk Penyebab Demam Berdarah

MIM 7 Sidokelar Fogging Nyamuk Penyebab Demam Berdarah

LAMONGAN, Suara Muhammadiyah – Pada musim hujan populasi nyamuk berkembang sangat pesat. Nyamuk Aedes Aegypti penyebab penyakit demam berdarah. Nyamuk yang satu ini merupakan salah satu spesies yang ditakuti manusia karena efek penyakitnya mampu membuat orang sakit parah bahkan menyebabkan kematian.

Pagi ini Rabu, 9 Maret 2022 jam 09.00 WIB. Di halaman dan gedung MI. Muhammadiyah 7 Sidokelar Cabang Paciran dipenuhi dengan asap gelap. Bukan karena pembakaran, tapi tidak lain adalah asap yang keluar dari alat fogging pembasmi nyamuk.

Kegiatan ini adalah wujud dari respon pemerintahan desa Sidokelar atas kejadian kasus demam berdarah yang menyerang warga Sidokelar khususnya dusun Klayar. Kasus demam berdarah menyerang 3 warga dusun klayar dan 2 diantaranya adalah siswa MI Muhammadiyah 7 Sidokelar.

Sehingga salah satu sasaran utama fogging adalah lingkungan rumah warga. Termasuk juga lingkungan MI Muhammadiyah 7 Sidokelar.

Kepala dusun Sidokelar Fadlullah menyebutkan kalau kasus demam berdarah di dusun Klayar sebanyak 3 kasus. Maka kami kepala dusun bersama pemerintahan desa Sidokelar harus segera melakukan tindakan untuk kesehatan dan keselamatan warga.

“Dengan kasus sebanyak itu harus dilakukan tindakan yang secepatnya. Makanya pada hari ini kita lakukan fogging. Semoga dapat membunuh nyamuk dan bibit bibit nyamuk penyebab demam berdarah,” jelas Kasun Fadlullah.

Kepala MIM 7 Sidokelar Khoirun Nadhir menyambut baik kegiatan fogging ini karena 2 siswanya mengalami sakit demam berdarah. Saat itu, ia mengusulkan kepada kepala dusun supaya penyemprotan dilakukan. Alhamdulillah sudah terjawab oleh perintahkan desa dengan adanya fogging pagi ini.

“Kami berterimakasih kepada kepala dusun Klayar dan pemerintahan desa Sidokelar telah melakukan giat fogging pagi ini. Semoga siswa siswi kami selalu sehat dan terhindar dari penyakit khususnya demam berdarah,” pungkasnya (Ghozi/FRS)

Exit mobile version