Prof Abd Kadim Masaong Ungkap Keunggulan UMGO dalam Workshop Kurikulum Merdeka
GORONTALO, Suara Muhammadiyah – Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Provinsi Gorontalo bekerjasama dengan LPMP dan DIKBUDPORA Provinsi menggelar Workshop Kurikulum Merdeka dengan tema pengenalan dan penyusunan struktur kurikulum merdeka dalam pembelajaran paradigma baru yang berbasis digital menghadapi Opsional kurikulum dan satuan pendidikan yang berlangsung di Hotel Maqna, Selasa (8/3/2022).
Sekretaris Dikdasmen PWM Gorontalo Syafranto Adam, S. Pd, M. Si dalam sambutannya menyampaikan jumlah peserta yang awalnya cuman 30, namun karena antusias dan keinginan tahuan para kepala sekolah tentang kurikulum merdeka maka peserta yang hadir 60 peserta baik itu kepala sekolah yang hadir langsung atau diwakili bagian kurikulum,” tegasnya.
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Gorontalo Hamzah Hippi, ST, MT dalam sambutannya menyampaikan ada tiga pilihan kurikulum yaitu kurikulum 2013, darurat dan kurikulum merdeka, namun yang akan kita bahas adalah kurikulum merdeka yang sudah wajib dilaksanakan untuk sekolah penggerak,” tegasnya.
Lanjut Hamzah Hippi menyampaikan kurikulum merdeka adalah kurikulum yang menyenangkan, dimana kurikulum berpusat pada anak didik, baik itu di SMA/SMK, SMP, SD, dan PAUD, apalagi LPMP juga akan menangani kelompok Paud dan bermain, semoga bisa tetap kerjasama dengan Muhammadiyah,” tutupnya.
PWM Gorontalo yang juga Rektor UMGO Prof. Dr. Abd. Kadim Masaong dalam sambutannya menyampaikan ada dua pandangan tentang kurikulum merdeka, yaitu pertama adalah bebas, kedua pemberian otonomi kepada kepala sekolah untuk mengembangkan kurikulum, ini tergantung kreatifitas kepala sekolah,” tegasnya.
Lanjut Prof. Kadim menyampaikan untuk mencapai merdeka harus susah dulu, yang menentukan nilai adalah sekolah dan guru untuk masa depan anak – anak.
Taxonomi pendidikan yaitu pengembangan kognitif, afektif dan psikomotorik, dan Alhamdulillah kita sudah kembangkan di UMGO menjadi Tagline kuliah di UMGO Imannya kuat, Ilmunya tinggi, akhlaknya baik dan softskillnya hebat,” ungkapnya.
Diera disrupsi sekarang yang harus diperkuat adalah iman dan ilmu pengetahuan sesuai dengan isi Al qur’ an surah Al Mujadilah ayat 11, harus ada motto dalam pendidikan dengan iman kita kuat, dengan doa kita semangat dan kerja keras kita sukses.
Ciri kurikulum merdeka yaitu tidak ada lagi penjurusan IPA, IPS dan Bahasa di Sekolah, dimana menurut mas Nadiem bagaimana memberi pengalaman dan pendidikan karakter yang relevan yang interaktif dalam proses pembelajaran.
Tujuan pendidikan menambah pengetahuan, menambah pengalaman, memperbaiki karakter dan akhlak dan mendapatkan ijazah namun ada yang kita lupa dalam pendidikan yaitu habituasi atau pembiasaan.
Habituasi atau pembiasaan inilah yang kami praktekkan di UMGO dalam program berasrama selama 4 bulan, namun berbeda dengan model pesantren. Pembiasaan sholat berjamaah lima waktu, Tahajud, dan puasa senin kamis, seni, dan program bahasa arab dan inggris, Alhamdulillah dalam wisuda UMGO semua pelaksana acara adalah mahasiswa berasrama, ini karena hasil dari pembiasaan.
Semoga dimasa transisi covid dari pandemi menjadi endemi, yang tatap muka 50 % bisa 100 % dan pendidikan itu perpaduan di sekolah, di rumah dan di masyarakat,” tutupnya.