Kisah Haru Senior ‘Aisyiyah Wakafkan Ruko untuk Perjuangan Persyarikatan

Aisyiyah

Kisah Haru Senior ‘Aisyiyah Wakafkan Ruko untuk Perjuangan Persyarikatan

BINJAI, Suara Muhammadiyah – Ada cerita dibalik berita. Kemeriahan peresmian dan pelantikan pengurus LazisMu Kota Binjai sudah menjadi konsumsi banyak media di Medan dan Sumut. LazisMu Binjai seakan ‘terbang’ tinggi saat Walikota Binjai Amir Hamzah, Sabtu (19/3) menggunting pita di rumah tokoh yang dijadikan Kantor LazisMu Kota Binjai. Rumah toko berlantai II di Jalan KHA Dahlan menjadi simbol baru bagi gerakan Muhammadiyah di Kota Rambutan itu.

Dibalik meriahnya peresmian Kantor LazisMu Binjai, ada seorang ibu tua, Eli Marni namanya. Usianya sudah 81 tahun. Dengan seragam Aisyiyah kebanggaannya dan tongkat yang tak lepas dari tangannya, ia menyaksikan prosesi pengguntingan pita kantor LazisMu Binjai. Rumah toko berlantai II itulah rumah miliknya di mana ia tinggal dan kemudian diwakafkannya kepada persyarikatan Muhammadiyah.

Eli Marni, demikian tuturnya, sudah menjadi Aisyiyah sejak muda, ia adalah anggota NA dan dikader di sana sampai akhirnya ia menjadi sepuh. Pastilah Muhammadiyah dan Aisyiyah sulit untuk jauh darinya. Ia saksikan bagaimana Walikota Binjai berpidato di depan ruko itu bersama pejabat Fokompinda Binjai dan kemudian menggunting pita merah putih. Lalu walikota masuk ke dalam dan menyalami serta mencium tangan perempuan tua itu. Eli Marni tentu saja tak menyangka walikota menyambanginya. Haru. Kemudian ia menangis sembari terbatuk-batuk.

Bagi Eli Marni rumah toko yang diperkirakan bernilai Rp 800 juta tidaklah ada artinya bila dibandingkan dengan betapa besar Muhammadiyah besok di Binjai. ” Saya serahkan rumah itu, karena saya cinta suami saya, saya cinta Muhammdiyah,” suara Eli Marni parau. BerMuhammadiyah tentu ia tidak sendiri. Eli Marni selama ini selalu bersama suaminya Taufik Rahim yang juga tokoh Muhammadiyah Binjai. Tapi Taufik Rahim dahulu meninggalkan perempuan itu hingga ia ber-Muhammadiyah dan ber-Aisyiyah sendiri karena pasangan ini tidak karuniai anak.

Eli Marni kemudian hadir pada prosesi pelantikan Pengurus LazisMu Sumut di halaman Masjid Taqwa Muhammadiyah Binjai tak jauh dari rumah yang diwakafkannya.

Di situ, Eli Marni masih menerima apresiasi dan pujian dan banyak pihak, mulai Walikota, Ketua PDM Binjai Yudensir, Majelis Ulama Indonesia sampai ketua LazisMu Binjai Sutrisno.

Usai prosesi pelantikan berakhir, jurnalis ‘SM’ mendekati Eli Marni dan bertanya banyak hal seputar cerita kehidupan indahnya bersama suami Taufik Rahim. Eli Marni bertutur terbata-bata. Ia bercerita tentang cinta dan kebaikan suaminya itu.

Kemudian Jurnalis ‘SM’ bertanya, apakah nenek Eli Marni tau Mars Aisyiyah ? Spontan ia mengangguk. Kemudian bersama pimpinan Aisyiyah Binjai mulai dari Daerah, Cabang dan Ranting yang saat itu mendampinginya duduk ikut beramai-ramai menyanyikan Mars Aisyiyah.

Eli Marni dan warga Aisyiyah pun menyanyi bersama :

Wahai warga ‘Aisyiyah sejati

Sadarlah akan kewajiban suci
Membina harkat kaum wanita
Menjadi tiang utama negara

Ditelapak kakimu terbentang surga
Ditanganmulah nasib bangsa
Mari beramal dan berdarma bakti
Membangun negara
Mencipta masyarakat Islam sejati
Penuh karunia

Berkibarlah panji matahari
Menghias langit ibu pertiwi
Itu lambang perjuangan kita
Dalam menyebarluaskan agama

Islam pedoman hidup wahyu illahi
Dasar kebahagiaan sejati

Mari beramal dan berdarma bakti
Membangun negara
Mencipta masyarakat Islam sejati
Penuh karunia

Ditengah Mars Aisyiyah itu dinyanikan, Eli Marni sesungukan dan menyeka air matanya. Tak tahu apa yang berkecamuk di hati perempuan itu. Tapi yang pasti ia bangga dengan Muhammadiyah. Ia bangga dengan Aisyiyah.

Mars Aisyiyah berakhir. Eli Marni terdiam. Ia tak bisa berkata apa-apa.

Terima kasih nek Eli Marni

(Syaiful Hadi)

Exit mobile version