Fenomena Penipuan “Generasi Instan”, Pahami Cara Menghindarinya

generasi instan

Fenomena Penipuan “Generasi Instan”, Pahami Cara Menghindarinya

PURWOKERTO, Suara Muhammadiyah – Akademisi Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Banyumas, Jawa Tengah Herdian, S.Psi., M.Psi mengatakan saat ini masyarakat Indonesia dihadapkan pada kemajuan yang pesat dalam teknologi komunikasi. Terutama dimasa pandemi ini.

“Teknologi benar-benar dimanfaatkan sebagai media untuk tetap terhubung satu sama lain. Jika dilihat dari generasi berdasarkan usia, maka generasi Z atau millennial adalah generasi yang sangat lekat dengan teknologi dibandingkan generasi lainnya,” kata Herdian, S.Psi., M.Psi di Purwokerto, Senin (21/3/2022).

Menurutnya, Generasi millennial banyak menggunakan platform media sosial untuk mendapatkan informasi, belanja, dan menjalankan bisnis. Kemahirannya dalam memanfaatkan teknologi tersebut membuat generasi millennial disebut sebagai generasi serba “instan” atau ingin mendapatkan apa yang diinginkan dengan cara cepat, karena didukung oleh kemudahan mereka dalam mengakses informasi.

“Termasuk tergiur dengan proses yang instan untuk menjadi kaya. Fenomena ini akhirnya dimanfaatkan oleh penipu yang sama-sama generasi millennial. Sehingga dapat dikatakan bahwa generasi millennial sangat rentan terhadap “penipuan berkedok investasi” baik sebagai pelaku maupun korban,” jelasnya.

“Seperti yang kita ketahui bahwa Indra Kenz dan Doni Salmanan adalah crazy rich millennial dan banyak yang menjadi korban adalah generasi millennial itu sendiri,” katanya.

Selain itu, lanjut Herdian yang juga Dosen Fakultas Psikologi mengatakan, manusia melibatkan keputusan emosional terhadap apapun yang berkaitan dengan uang. Hal ini dijelaskan oleh Morgan Houssel dalam buku psychology of money.

“Perlu kita sadari bahwa kita tidak akan pernah merasa cukup dan keserakahan menjadi bagian di dalamnya. Saat keinginan tidak diimbangi dengan kebutuhan membuat individu bertidak secara emosional. Sehingga secara tidak disadari memupuk sifat keserakahan,” ungkapnya.

Berdasarkan fenomena tersebut sebaiknya harus mampu mengendalikan diri era digital saat melihat fenomena “instan” menjadi kaya dengan cara yang cepat. Hindari perilaku impulsive atau bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu.

“Perlunya keterampilan untuk mencari informasi yang lebih akurat untuk tidak mudah terperdaya oleh hal-hal yang mencurigakan. Pahami bahwa setiap keberhasilan memerlukan usaha dan proses,” pungkasnya. (*)

Exit mobile version