Mahasiswa UMBandung Juara Debat Kefarmasian UBTH
BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Tak henti-hentinya Universitas Muhammadiyah Bandung (UMBandung) unjuk gigi dalam meraih prestasi yang ditunjukkan mahasiswanya.
Salah satu mahasiswa Program Studi Farmasi UMBandung, Dewi Sekar Anggraini, berhasil meraih juara 2 dalam debat kefarmasian pada Ahad (20/03/2022).
Perlombaan dengan tema ”Optimal (Introducing Competitive And Educated Pharmacist Life)” tersebut merupakan bagian dari acara Festival Mahasiswa Farmasi 2022 yang diadakan oleh Universitas Bakti Tunas Husada Tasikmalaya.
Menurut Dewi, ada tiga tahapan yang harus dilewati dalam keikutsertaannya pada perlombaan tersebut, yaitu babak penyisihan, babak semifinal, dan grand final.
Adapun setiap peserta akan diberikan mosi (topik) debat pada setiap tahapnya sesuai dengan bidang kefarmasian.
”Untuk babak penyisihan mosi debat diberikan dari H-7 perlombaan, sedangkan untuk babak semifinal dan grand final, mosi debat diberikan secara impromptu atau pada saat hari H debat,” ucap Dewi via pesan singkat.
Adapun mosi debat yang diberikan seperti kekosongan apoteker di puskesmas, apoteker robot, peredaran obat ilegal, pelarangan jual beli obat-obatan di e-commerce serta terbagi antara yang pro dan kontra.
”Saya kebagian yang apoteker robot, pelarangan jual beli obat-obatan di e-commerce, dan pendidikan kefarmasian,” lanjutnya.
Perlombaan pada tingkat nasional itu pun diikuti peserta dari berbagai universitas yang ada di Indonesia.
”Dan setiap babaknya sudah dilakukan secara individu, jadi dari awal penyisihan sampai grand final kita individu, bukan kelompok,” tegas Dewi.
Pada tahap final, kata Dewi, ia merasa kesulitan pada mosi pendidikan kefarmasian yang memihak pada bagian kontra.
”Karena saya kebagian tim kontra, jadi saya tidak bisa menentukan dari awal arah debatnya mau ke mana. Karena yang akan mengatur arah debat pasti dari tim pro. Jadi, saya dari tim kontra bisa mengikuti alur debat yang sudah dibawa oleh tim pro,” katanya.
Alasan suka kefarmasian
Mahasiswa angkatan 2019 tersebut begitu tertarik dengan perlombaan bertema farmasi sosial karena mudah dipelajari dan dipahami.
”Ketika saya melihat mosi-mosi debatnya, rata-rata lebih ke ranah farmasi sosial. Saya cukup tertarik dengan tema yang yang seperti itu,” ungkap Dewi.
Ia berpesan untuk tidak pernah takut mencoba dan terus belajar ketika ingin mengikuti perlombaan semacam tersebut.
”Jangan lupa juga meminta doa pada orang tua, karena kunci sukses itu dari restu mereka. Allah pun memudahkan segalanya. Pastinya perkuat doa, ikhtiar, dan tawakal,” imbaunya.(Firman Katon).