PCIA Hong Kong Bergerak Bantu Buruh Migran di Situasi Sulit
HONGKONG, Suara Muhammadiyah – “Teman saya sendiri yang terinfeksi dan tinggal bersama majikan lebih sulit karena tetap harus kerja dan tidak di cukupi vitamin dan obat obatan.” Hal tersebut diungkapkan oleh Sri Nasiati Umaroh, Ketua Pimpinan Cabang Istimewa ‘Aisyiyah (PCIA) Hong Kong saat menyampaikan berbagai kesulitan yang dihadapi oleh teman-teman Buruh Migran Indonesia (BMI) di Hong Kong dalam situasi pandemi.
Umaroh menyampaikan bahwa banyaknya warga yang terinfeksi di Hong Kong sangat berpengaruh kepada beban tugas yang dilakukan rekan BMI yang menjadi asisten rumah tangga. “Banyak majikan yang tidak memperbolehkan libur, sementara karena peraturan social distancing banyak majikan juga yang kerja dari rumah serta anak sekolah dari rumah sehingga membuat pekerjaan ART bertambah-tambah. Dengan situasi yang demikian menambah beban mental teman-teman, belum lagi jika majikan atau teman-teman BMI yang terinfeksi,” terang Umaroh.
Menghadapi situasi tersebut, PCIA Hong Kong bergerak dan memberikan bantuan yang memungkinkan. Seperti memberikan informasi ke mana dapat meminta bantuan bila ada masalah kesehatan. Kemudian menjembatani mereka yang tidak bisa mengakses layanan kesehatan. “Kami juga memintakan bantuan antigen dari kedutaan karena pembagian antigen tersebut dilakukan melalui organisasi atau perkumpulan warga Indonesia di sini,” ucap Umaroh.
PCIA juga berinisiatif menghubungi PP ‘Aisyiyah untuk meminta bantuan obat-obatan yang kemudian dihubungkan dengan Lazismu dan mendapatkan bantuan vitamin juga obat yang dikirimkan langsung ke Hong Kong. “Alhamdulillah respon yang diberikan cukup cepat, obat yang datang kemudian kami packing sesuai dengan kebutuhan perseorangan dan kami distribusikan.
Disampaikan Umaroh pembagiannya dilakukan dengan berbagai cara, ada yang diberikan langsung kepada BMI yang mendapat jatah libur, mereka juga saling mengirimkan bantuan untuk diberikan kepada BMI yang tidak bisa libur dengan diantarkan langsung ke rumah tempat mereka bekerja atau dikirimkan ke shelter.
“Kami melakukan koordinasi dan penjaringan melalui alat komunikasi WhatsApp, jika ada yang meminta bantuan maka kami berikan. Terutama bagi teman-teman yang tidak diberikan obat maupun vitamin oleh majikan,” terangnya.
Status para pengurus PCIA yang juga merupakan BMI tidak menghalangi mereka untuk memanfaatkan waktu yang ada untuk berkoodinasi dan memberikan bantuan. “Pokoknya kami lakukan apa yang kami mampu, karena teman-teman PCIA juga adalah para BMI yang harus bekerja, sehingga semua kegiatan kami lakukan saat selesai dari pekerjaan kami.”
Selain itu, PCIA Hong Kong disebut Umaroh juga bersinergi dengan teman-teman UB (Under Bridge) di mana merupakan lokasi perkumpulan para rekan-rekan TKI saat libur yakni dibawah jembatan Victoria park, juga bersama teman teman yang biasa galang donasi untuk kebencanaan. “Disini kami menggalakan Peduli kasih dari teman teman yang membantu teman yang membutuhkan bantuan, kita satu saling membantu,” tuturnya.
Umaroh bersyukur kegiatan tanggap pandemi Covid-19 yang dilakukan oleh PCIA Hong Kong mendapatkan respon positif dari rekan-rekan BMI. “Alhamdulillah, teman-teman yang mendapatkan bantuan kami sangat berterima kasih, terlebih sampai hari ini masih kelangkaan stock vitamin C dan paracetamol dan yang paling penting tak semua teman bisa keluar beli obat atau vitamin.” (Suri)