Al-Qur’an Sebagai Mukjizat

Khutbah Jum’at: Al-Qur’an Sebagai Mukjizat

Oleh: Ichsanul Rizal Husen

اَلْـحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ نَبِيِّنَا مُحَمَّد وَعَلَى اَلِهَ وَ اَصْحَبِهَ وَمَنْ وَّالَاهُ اَمَّا بّعْد.

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah

Pada siang yang penuh rahmat ini, marilah senantiasa mengagungkan asma-asma Allah, sebagai bentuk pujian dan sanjungan kepada-Nya. Karena tiada satupun daya dan upaya yang berarti, kecuali dengan kekuatan dan keridhaan Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Tak luput juga, rasa syukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan kepada kita selama ini. Berbagai bentuk kenikmatan material maupun spiritual, yang tidak seorang pun mampu menghitung keseluruhannya.

Shalawat beserta salam, patutlah kiranya tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Jamaah Jumat rahimakumullah

Ketika Mesir terkagum-kagum dengan ilusi tukang sihir yang menipu mata, Allah mengaruniai Nabi Musa tongkat yang mampu mengalahkan, bahkan membelah Laut Merah. Ketika tanah Syam mengagungkan tabib-tabib dengan berbagai cara penyembuhan. Allah mengutus Nabi Isa dengan kemampuannya menyembuhkan kusta, mengembalikan penglihatan orang buta, bahkan membangkitkan manusia dari kematian.

Dan ketika tanah Arab dihiasi bahasa indah yang tertuang dalam syair dan puisi, Allah mengutus Rasulullah saw. serta mangaruniainya Al-Qur’an yang dipenuhi dengan keindahan bahasa dan keajaiban didalamnya.

Al-Quran menjadi mukjizat terbesar sejak pertama kali diwahyukan kepada Rasulullah saw. Dalam sejarah tercatat, berbagai upaya menandingi keindahan dan keajaiban Al-Qur’an, sebagaimana dilakukan oleh Musailamah Al-Kazzab dari Bani Hanifah, semua berakhir dengan kesia-siaan.

Jamaah Jumat rahimakumullah

Menurut ilmu i’jazil Qur’an, terdapat beberapa aspek kemukjizakan Al-Qur’an. Pertama, aspek kebahasaan. Ketika bangsa Arab sedang tergila-gila dengan sastra bahasa dalam syair dan puisi yang dibacakan dengan lantang oleh para penyair di pasar, di peperangan, bahkan di depan berhala. Namun ketika Al-Qur’an diturunkan kepada Rasulullah saw. seluruh penyair terkemuka Quraisy dibuatnya terkejut. Keindahan bahasa yang tiada diragukan lagi, bahkan Allah swt menantang kepada siapa pun untuk membuat tandingan Al-Quran meski hanya satu surat saja. Firman-Nya:

“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat yang semisal Al-Quran itu, dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuatnya, dan pasti kamu tidak akan dapat membuatnya, peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya dari manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah/2: 23-24).

Ayat tersebut mengisahkan bahwa Allah menantang para penyair Quraisy yang meragukan kebenaran Al-Qur’an. Dan menantang mereka untuk membuat sesuatu yang serupa dengannya meski hanya satu surat saja. Setelah berminggu-minggu, berbulan-bulan, akhirnya mereka menyerah. Jangankan untuk membuat yang lebih indah, membuat yang serupa kehebatan dan keindahan dari Al-Qur’an pun mereka tidak mampu. Lantas muncul pertanyaan, masihkah ragu dan enggan membacanya, padahal Al-Qur’an begitu elok  nan indah untuk dibaca?

Jamaah Jumat rahimakumullah

Kemukjizatan kedua adalah terkait pemberitaan gaib. Al-Qur’an mengungkap sekian banyak ragam perihal kegaiban. Kitab Suci ini mengungkap kejadian masa lalu yang tidak diketahui lagi oleh manusia, dan mengungkap peristiwa masa kini serta masa depan yang belum diketahui manusia. Seperti peristiwa tenggelamnya Fir’aun dan penemuan jasadnya, dikisahkan dalam QS. Yunus/10: 92 berikut.

Artinya: “Maka pada hari ini, Kami selamatkan jasadmu agar dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahmu, tetapi kebanyakan manusia tidak mengindahkan tanda-tanda (kekuasaan) Kami.” (QS. Yunus/10: 92).

Jasad Firaun II, saat ini berada di Museum Nasional Peradaban Mesir, Fustat, Mesir. Jasad Raja Mesir Kuno yang telah hilang jiwanya namun masih utuh dari kaki hingga kepala meski sudah 3.000 tahun lebih. Adanya berita gaib mengenai kejadian yang telah berlalu, kejadian sekarang, atau yang akan datang, di dalamnya juga menunjukkan bahwa Al-Qur’an betul-betul wahyu Allah swt. karena tidak mungkin hal-hal yang terjadi jauh sebelum dan sesudah Nabi Muhammad bisa diketahui kecuali selain dari-Nya.

Jamaah Jumat rahimakumullah

Kemukjizatan ketiga adalah ilmu pengetahuan yang ilmiah. Pemahaman tentang mukjizat harus dikaitkan dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan. Hal ini dikarenakan isyarat-isyarat ilmiah yang terkandung dalam Al-Qur’an, belum mampu dipahami oleh orang-orang pada saat turunnya ayat-ayat tersebut. Allah mencurahkan sebagian kecil ilmu-Nya, walaupun bagi manusia itu bagian besar, melalui firman-firman dalam Al-Qur’an. Banyak sekali ayat-ayat kauniyah yang terbukti oleh sains modern, padahal Al-Qur’an telah turun 14 abad yang lalu, salah satunya tentang pergerakan lempeng bumi dalam yang dikisahnya dalam QS. An-Naml/27: 88 sebagaimana berikut.

Artinya: Dan kamu lihatlah gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh setiap sesuatu, sesungguhnya Ia Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Naml/27: 88).

Sebagaimana sains muthakir manyatakan, bahwa lempengan bumi itu aktif bergerak, sehingga dapat mengakibatkan gempa bumi. Pemikiran ini belum terbayang dengan jelas ketika 14 abad yang lalu, ketika belum ada satelit ruang angkasa atau bor rasaksa yang mampu membuktikan kebenarannya. Namun, Al-Qur’an telah mampu memberikan isyarat terkait kejadian tersebut, jauh sebelum dibuktikan secara ilmiah. Semakin banyak penemuan-penemuan yang dihasilkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan, maka semakin menguatkan pula kemukjizatan Al-Qur’an.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ صَادِقُ الْوَعْدِ الْأَمِيْنُ، اللّهُمَّ فَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ، فَأُوْصِيْنِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تُقَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ،

Jama’ah Jum’at rahimakumullah

Sebagaimana telah diterangkan dalam khotbah pertama tadi, begitu luar biasanya Al-Quran sebagai mukjizat Rasulullah Muhammad saw. sehingga tidak lagi pantas bagi kita untuk bermalas-malasan dalam mengkaji, merenungi, bahkan membaca kalamullah tersebut.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَتَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ.

رَبَّنَا آتِنَا فيِ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فيِ الآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَ تُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَ سَلاَمٌ عَلَى المُرْسَلِيْنَ، وَ الحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ.

 

Ichsanul Rizal Husen, Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Depok, Sleman

Sumber: Majalah SM Edisi 3 Tahun 2022

Exit mobile version