Pengajian Muhammadiyah Parungbingung, Modal Mental Spiritual Puasa
DEPOK, Suara Muhammadiyah – Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan 1443 H, Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Parungbingung menggelar Pengajian Umum Tarhib Ramadhan, Sabtu (26/3). Pengajian bertajuk “Modal Mental Spiritual Puasa Ramadhan” ini digelar secara luring di Masjid Jami Al Hukama, Parungbingung, Pancoran Mas, Depok.
Pengajian kali ini menghadirkan Dr Muhbib Abdul Wahab sebagai narasumber. Sekretaris Lembaga Pengembangan Pesantren PP Muhammadiyah itu menjelaskan, makna tarhib artinya menyambut. Menyambut dalam hal ini yaitu menyambut datangnya Ramadhan yang istimewa. “Menyambut dengan senang datangnya Ramadhan,” ujarnya, Sabtu (26/3).
Muhbib mengatakan, Ramadhan dalam konteks beribadah dapat dimaknai sebagai momentum untuk mengasah jiwa, ketajaman pikiran, dan kejernihan hati. Sehingga, dengan menjalankan puasa, dapat membakar sifat-sifat tercela dan lemak-lemak dosa yang ada dalam diri.
“Kata Ramadhan merupakan mashdar dari ramadha-yarmadhu yang mulanya berarti membakar, terik, atau sangat panas,” ujarnya. Sementara itu, hakikat puasa adalah menahan dan memanaje totalitas diri dari segala hal yang membatalkan puasa dan yang mengurangi nilai dan pahalanya.
“Tujuannya adalah untuk meraih derajat kehidupan yang penuh takwa,” ungkapnya.
Dia melanjutkan, puasa yang dalam Al-Quran ditegaskan wajib kepada umat-umat terdahulu, menunjukkan bahwa ibadah ini sangat mulia dan bermakna bagi kehidupan manusia.
Dia juga menjelaskan mengenai modal mental spiritual dalam berpuasa. Menurut Muhbib, puasa yang ideal yaitu puasa lahir dan batin, puasa secara fisik dan spiritual.
“Modal mental spiritual dalam menjalankan puasa adalah iman dan Al Quran,” ujarnya. Menjalankan ibadah puasa Ramadhan perlu dilandasi iman yang kuat, supaya dengan iman itu menjadi nilai positif bagi diri kita.
Di antara keimanan itu yakni meyakini puasa sebagai perintah Allah dan banyak keutamaan menjalankan ibadah puasa. “Meyakini dan membenarkan kewajiban beribadah Ramadhan sebagai syariat Allah, dan memercayai ada banyak keutamaan dari ibadah selama bulan Ramadhan,” ungkapnya.
Selain modal iman, kata dia, beribadah puasa Ramadhan juga membutuhkan modal intelektual. Iman tanpa ilmu tidak akan membuahkan amal saleh. Karena itu, iman perlu diberi nutrisi dan vitamin berupa ilmu.
“Terakhir, yaitu modal fisik dan fisiologis. Kesiapan fisik tentu saja penting agar perjalanan berpuasa bisa lebih kuat,” kata dia.