Syahadat Dua Melingkar

Syahadat Dua Melingkar

Oleh: Masud HMN

Mungkin sedikit kita yang mau merenungkan dua tulisan yang terdapat pada simbol Muhammadiyah. Sering kita lihat tetapi tidak kita teliti dan pelajari. Bagaimana pun cukup penting, karena itu dalam usia 109 tahun Muhammadiyah pantas kiranya kita memikirkan hal itu itu.

Inspirasi itu salah satu sengaja kita jadikan judul tulisan singkat ini. Agar menjadi perhatian hingga kita termotivasi.

Hal itu terkait tulisan kata syahadat dua melingkar ada pada lambang atau simbol Muhammadiyah. Yaitu kata Allah dan kata Rasul, Jadi dua kata kalimat tauhid pengakuan tiadanya Tuhan selain Allah dan kalimat pelengkap.

Seperti termaktub dalam simbol Muhammadiyah setidaknya ada syahadat, kata dan seni atau ungkapan. Ketiganya itu berpadu menjadi kepasrahan, ucapan dalam rangkaian seni. Satu simbol yang utuh, tidak bisa terpisah.

Syahadat adalah jiwa dan nurani Muhammadiyah. Tiada Muhamadiyah tanpa jiwa dan nurani. Ibarat sebuah rumah dengan isinya. Karena itu Muhammadiyah selalu tampil dengan membawa kata syahadat. Itulah sebabnya ungkapan itu ditampilkan.

Adanya organisasi ibarat rumah akan bermakna kalau ada ungkapan yang mneyertainya. Ungkapan atau kata syahadat yang melingkar itu adalah ungkapan jiwa nurani gerakan organisasi Muhammadiyah.

Sejatinya dengan dua esensi di diatas, yakni ungkapan dan kata, menyiratkan rasa jiwa dengan seni. Sebab itu organisasi ini dihubungkan dengan keindahan dan cinta, Cinta Khalik sang pencipta dan cinta pada dunia.

Demikianlah simbol Muhammadiyah. Yang ditampilkan oleh pengasas organsisasi Muhammadiyah. Faktanya seperti demikian. Seperti yang ada sekarang ini.

Kini tibalah masanya kita untuk berbuat. Yaitu bagaimana dua kata sayahadat dua melingkar yang ada pada simbol Muhammdiyah dapat berfungsi sebagai mana mestinya. Baik dalam bidang politik, ekonomi, kebudayaan dan lain sebagainya.

Seperti anjuran ayat al Qur an dalam surat Ali Imran 104,

wal takum minkum umatan washata yak muru nabil makruf wayanhau na ani il mungkar waula ika humul muflihun

(hendakhlah kamu menjadi umat yang baik umat yang menyeru kepada yang baik dan mencegah yang mungkar, merekalah orang yang beruntung.)

Maksudnya ayat ini berbuatlah yang baik dan berguna. Sebagai umat yang baik dan beriman kepada Allah.

Akhirnya menjadi umat yang diharapkan oleh umat dan bangsa. Umat yang baik. Semoga!

Dr Masud HMN, Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA)

Exit mobile version