KKN UMBandung Berlangsung Sukses, Hasilkan 31 Kekayaan Intelektual
BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Bandung (UM Bandung) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) menggelar “Ekspo KKN Mahasiswa Reguler dan Tematik Semester Ganjil 2021/2022 Universitas Muhammadiyah Bandung” secara virtual pada Sabtu (26/03/2022).
Ketua LPPM UM Bandung Prof. Dr. Ir. Ellyza Nurdin, MS. mengatakan bahwa ekspo ini merupakan kegiatan puncak pelaksanaan KKN reguler dan tematik yang sudah digelar dari 5 Februari hingga 5 Maret 2022.
“Kami berharap dari kegiatan KKN ini, para mahasiswa bisa bersosialisasi dengan sesama mahasiswa, dengan masyarakat, dan juga pihak-pihak terkain lainnya yang ada di lapangan,” tutur Prof. Ellyza.
Dengan cara seperti itu, kata Prof. Ellyza, para mahasiswa bisa mendapat ilmu dan pengalaman yang tidak bisa didapatkan di bangku kuliah.
Dari ilmu dan pengalaman yang didapat selama ada di tengah-tengah masyarakat, lanjut Prof. Ellyza, para mahasiswa juga bisa mendokumentasikan ide serta gagasan.
“Ide dan gagasan itu kemudian bisa dipublikasikan di jurnal pengabdian masyarakat yakni ABDIMAS,” kata Prof. Ellyza.
Prof. Ellyza menerangkan bahwa selama KKN di lapangan, para mahasiswa sudah menghasilkan 31 kekayaan intelektual dalam bentuk 24 sertifikat hak cipta dan 7 publikasi jurnal pengabdian masyarakat.
Alat peraga edukasi
Sementara itu Ketua Pelaksana KKN Reguler dan Tematik UM Bandung Dwi Purliantoro, S.Si., M.Pd. menjelaskan bahwa pada kegiatan KKN kali ini ada 154 mahasiswa yang menjadi peserta.
Dari jumlah itu, para mahasiswa dibagi ke dalam 26 kelompok. Dari 26 kelompok tersebut dibagi ke dalam 19 kelompok tematik dan 7 kelompok reguler.
“Alhamdulillah dari kegiatan KKN ini ada 24 sertifikat hak cipta yang dihasilkan oleh para mahasiswa. Dua di antaranya alat peraga edukasi (APE), yaitu Papan Gizi dan Isi Piring, yang mendapatkan inspirasi dari pembekalan KKN bersama BKKBN Jawa Barat,” ungkapnya.
Dengan adanya alat peraga seperti itu, ucap Dwi, setidaknya bisa membantu untuk mencegah terjadinya kasus stunting di tengah-tengah masyarakat.
Dwi berharap seluruh kegiatan KKN dari awal hingga akhir, bisa memberikan manfaat besar, baik untuk Universitas Muhammadiyah Bandung maupun terutama untuk masyarakat.
“Ini adalah kegiatan nyata caturdharma perguruan tinggi di tengah masyarakat. Semoga pada KKN semester genap ke depan, pelaksanaannya bisa lebih baik lagi dan juga pesertanya bisa lebih banyak,” tandasnya.
Sarjana paripurna
Terkait manfaat KKN yang dilaksanakan mahasiswa, Rektor UM Bandung Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc., IPU. mengatakan bahwa kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini sebagai ajang untuk mengasah kemampun mahasiswa dalam mendeteksi dan mengatasi masalah.
Menurut rektor, KKN merupakan kegiatan akademik yang sangat bermanfaat dan bisa menjadi tempat belajar langsung mahasiswa di tengah masyarakat.
Untuk menjadi sarjana paripurna, selain mengambil manfaat dari kegiatan KKN, yakni turun ke masyarakat, juga harus menguasai ilmu yang ditekuni saat ini.
“Oleh karena itu, tetaplah menjadi pembelajar. Hadirkan pemahaman yang komprehensif untuk menghasilkan solusi atas permasalahan yang ada di masyarakat,” kata Prof. Herry.
Ditegaskan mantan Rektor IPB ini bahwa permasalahan di masyarakat harus dipandang sebagai lahan untuk untuk memunculkan kreativitas dan menghadirkan jalan keluarnya.
“Dengan KKN, mahasiswa bisa merasakan langsung bagaimana suasana di lapangan untuk kemudian menginternalisasi nilai-nilai. Oleh karena itu, teruslah belajar, jadikan KKN sebagai tempat belajar dan ajang mencari inspirasi,” katanya.
”Teruslah belajar, teruslah berkiprah, di bidang yang ditekuni. Dengan demikian, insyaallah Anda akan menjadi sarjana yang menguasai ilmu dan tahu cara mencari solusi atas sebuah masalah,” tandasnya.
Suksesnya kegiatan KKN yang dilaksanakan UM Bandung tidak lepas dari dukungan dan kolaborasi berbagai pihak.
Di antaranya BKKBN Jawa Barat, MCCC Jawa Barat, dinas-dinas terkait, pemerintahan daerah, pemerintahan tingkat kecamatan dan desa, seluruh masyarakat yang berada di tempat dilaksanakannya KKN mahasiswa UM Bandung selama kurang lebih satu bulan, dan pihak-pihak lainnya.(Feri)