Al-Matin, Allah Yang Memiliki Kekuatan Dahsyat
Arti kata al-Matin secara bahasa adalah al-syadid, syiddah wa quwwah, atau dzul quwwah yang semuanya bermakna yang memiliki kekuatan yang maha dahsyat. Secara istilah kata al-Matin merupakan sifat keagungan Allah swt yang menggambarkan kekuatan Allah yang Maha Dahsyat tidak ada yang dapat menandingi. Sifat ini diungkapkan di dalam al-Qur’an pada surah al-Dzariyat ayat 58,
إِنَّ اللّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.
Sifat al-Matin memberikan penjelasan bahwa Allah adalah satu-satunya Zat Yang Maha Dahsyat Kekuatannya sehingga selain Allah, khususnya manusia, adalah makhluk yang sangat lemah. Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam firman-Nya,
يُرِيدُ اللّهُ أَن يُخَفِّفَ عَنكُمْۚ وَخُلِقَ الْإِنسَانُ ضَعِيفًا
Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah (QS. al-Nisa [4]: 28).
Dengan kekuatan yang dahsyat Allah menciptakan dan mengatur alam semesta yang besar dan luasnya luar biasa dan tak terbayangkan, Allah menjelaskan,
إِنَّ اللّهَ يُمْسِكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ أَن تَزُولَاۚ وَلَئِن زَالَتَا إِنْ أَمْسَكَهُمَا مِنْ أَحَدٍ مِّن بَعْدِهِۚ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا
Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap; dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada seorangpun yang dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun (QS. Fathir [35]: 41).
Berdasarkan penjelasan dari ayat-ayat al-Qur’an di atas, dapat diambil makna bagi kehidupan kita sehari-hari bahwa kita, manusia, adalah makhluk yang sangat lemah, dan tidak mungkin dibandingkan dengan Allah. Allah adalah Zat Yang Maha Sempurna, sehingga tidak ada bandingan-Nya. Oleh karena itu, untuk membina menjadi pribadi yang kokoh dan tangguh manusia harus selalu dekat dan menyandarkan diri pada Zat Yang Memiliki Kekuatan Yang Dahsyat (al-Matin) dalam segala kondisi.
Pribadi yang tangguh adalah pribadi yang tidak tergoyahkan secara akidah, ibadah, dan akhlaqul karimah. Pribadi yang tangguh akan menciptakan keamanan dan kenyamanan bagi sesamanya, dan selalu tanggap dalam menghadapi situasi-situasi yang sulit dalam menjalani kehidupan. Sebagai manusia yang lemah kita akan menjadi kuat dengan bersandar pada Zat Yang Memiliki Kekuatan Yang Dahsyat, Allah ‘azza wa jalla. Semoga kita akan menjadi pribadi-pribadi yang tangguh. Wallahu a’lam.
Ustadi Hamsah, Department of Religious Studies Faculty of Ushuluddin (Islamic Theology & Thought) State Islamic University Sunan KalijagaYogyakarta
Sumber: Majalah SM Edisi 15 Tahun 2019