Muktamar Talk: Historis Kelahiran Muktamar Muhammadiyah
YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Sempat terhenti karena prahara wabah pandemi Covid-19 yang menghantam seluruh kehidupan di muka bumi, kini Muhammadiyah bersiap dalam menyongsong Muktamar. Kata muktamar merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti konferensi, kongres, rapat, perundingan, dan pertemuan. Muktamar sebagai permusyawaratan persyarikatan Muhammadiyah tertinggi yang penyelenggaranya dipimpin langsung serta menjadi tanggung jawab penuh dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Dalam menyongsong Muktamar, Muhammadiyah telah menyelenggarakan acara Muktamar Talk bertajuk “Dari Muhammadiyah Ke Muktamar” pada Jumat (25/3/22). Acara yang bakal diselenggarakan setiap pekan sekali untuk menyapa seluruh warga masyarakat di seluruh tanah air. Untuk acara ini dipandu oleh Budi Santoso, S.Psi., M.K.M turut menghadirkan Ketua Panitia Pusat Muktamar Muhammadiyah sekaligus Bendahara Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Drs. H. Marpuji Ali, M.Si.
Melalui paparannya, Marpuji mengatakan bahwa historis kelahiran Muktamar pertama kali dicetuskan dengan nama “Kongres Muhammadiyah”. “Kongres itu sendiri pada awalnya hanya diselenggarakan setiap tahun, setelahnya dilakukan tiga tahun. Dan sekarang ini sesuai dengan anggaran dasar rumah tangga Muhammadiyah, muktamar dilaksanakan selama lima tahun sekali,” katanya dalam acara Muktamar Talk.
Bagi Marpuji, Kongres dan Muktamar memiliki makna sebagai pertemuan permusyawaratan Muhammadiyah di mana di dalam permusyawaratan itu memperbincangkan masalah dan hal-hal yang akan dilaksanakan Muhammadiyah pada tahun atau periode ke depan. Sehingga berangkat dari sini, sepak terjang Muhammadiyah dalam membantu negara bisa bergerak secara dinamis dan umat merasakan kemaslahatannya secara komprehensif.
Jika kita bedah lebih mendalam, ternyata sebelum pemakaian Kongres, terlebih dahulu sudah diberikan nama ‘Rapat Tahunan’. Dalam perjalanannya, telah mengalami transformasi nama, dari Rapat Tahunan lalu Kongres, dan sampai akhirnya kekal abadi menjadi Muktamar. Pengukuhan nama Muktamar sendiri diberlangsungkan pada saat Muktamar ke-31 bertempat di Yogyakarta tahun 1950.
Adapun acara Muktamar menitikberatkan pada pembahasan meliputi laporan Pimpinan Pusat Muhammadiyah berupa kebijakan pimpinan, organisasi, pelaksanaan muktamar, dan keuangan. Kemudian membuat program kerja untuk tahun berikutnya. Serta akan dilakukan pemilihan pimpinan.
Pelaksanaan Muktamar InsyaAllah akan berlangsung di Kota Surakarta, Jawa Tengah pada hari Jumat-Ahad tanggal 18-20 November 2022 bertepatan tanggal 10-14 Dzulqa’dah 1441 H. Setelah sempat tertunda yang semestinya bakal diselenggarakan pada hari Rabu-Ahad tanggal 1-5 Juli 2020 bertepatan 23-26 Rabi’ul Akhir 1444 H. Tema yang diusung adalah “Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta”. Bagi Marpuji, “Tema tersebut begitu anggun, bermakna, berbobot, dan ada sebuah nuansa menghadapi masa depan yang gemilang. Sehingga, mudah-mudahan gagasan-gagasan kumpulan dari seminar pra muktamar, nanti bisa merumuskan sebuah sesuatu yang benar-benar keputusan Muktamar itu rumusannya adalah yang bernilai memajukan Indonesia dan juga mencerahkan semesta,”
Pada akhir acara, Marpuji berpesan agar bisa memberikan dukungan kepada Muhammadiyah dalam melaksanakan Muktamar. Karena hal ini merupakan tugas kita bersama dalam rangka untuk memakmurkan kehidupan dunia ini dengan prinsip rahmatan lil ‘alamin. Sehingga sejak saat ini kepada seluruh Pimpinan Ranting Muhammadiyah, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM), Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), dan juga Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) untuk menggemakan Muktamar dengan memasang pernak-pernik pendukung seperti spanduk, stiker, bener, kaos, dan lain sebagainya. Serta dilakukan serangkaian acara menyemarakkan acara akbar tersebut. (Cristoffer Veron P)