Kata yang Baik
Oleh: Dr Masud HMN
Kata seorang kawan, teman baik adalah bekata yang benar dan berfaedah. Kata yang benar itu kata dia adalah yang benar yaitu berdalil. Jadi berbahasalah yang baik dan benar.
Dalam dakwah Bahasa amat diperlukan. Mustahil jika Bahasa juru dakwah tidak bahasa baik. Bahasa yang baik dan benar serta berdalil yang bermakna. Tinggal lagi menguasai yang kata benar dan bermakna. Itulah yang dipelajari.
Makin banyak bahasa yang diucapkan benar dan bermakna makin berhasil belajar bahasa Indonesia. Sebab hanya mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik benar. Itu saja yang penting.
Yang serupa itu disampaikan juga guru Bahasa Indonesia agar menggunakan bahasa yang baik benar. Yang baik itulah adalah mengatakan yang apa adanya. Tidak menambah tidak memberi bumbu apa apa.
Hal yang sama seperti Indonesia mendapat bantuan dari Cina. Bermakna Indonesia mendapatkaan bantuan dari Cina. Makna yang biasa membantu itu diringi sukareala. Tetapi kata membantu dengan berarti berutang dengan arti utang. Harus dibayar membantu bermakna utang.
Kata membantu sudah dua arti yakni utang dan suka rela. Di sisi itu dua kata yang berselisih makna. Banyak yang lain seperti cukup makan berarti tidak berutung dengan kata break even .Tidak berlogika tidak terdapat pengertian yang sama.
Kita sependapat dengan kata Pejabat yang menerima seratus juta rupiah seperti kata comission dengan kata Coruption. Yaitu Penjabat yang terima ratusan juta rupiah kita sebut dengan istilah commission sementara polisi yang terima lima puluh ribu rupiah kita sebut dengan coruption. Ini kata yang salah. Karena tidak benar dan tidak baik.
Membelokan dalam hal itu sama dengan menipu. Membelot keadaan yang sebenarnya menjadi arti yang tidak sesuai. Bukankah korupsi juga maknanya antara yang ratusan juta dengan lima puluh ribu rupiah?
Demikianlah caranya mendakap meminjam istilah yang digunakan oleh Dato Sri Anwar Ibrahim tokoh oposisi Malaysia. Itu untuk melawan pemerintah yang berkuasa. Hingga pemerintah berkuasa kalang kabut.
Apa yang dikatakan itu benar. Sebab yang dilindungi adalah korupsi orang yang duduk dalam kerajaan. Mereka mengatakan demikian. Menipu atau membelokkan perhatian.
Yang ingin disampaikan Dato Sri Anwar menyampaikan kebenaran dalam Bahasa benar. Bahwa yang baik itu adalah yang benar. Itulah yang mejadi kewajiban kita menegakkannya. Terhadap menegakkan kebaikan dalam agama disebutkan.
Dari uraian di atas tibalah masanya kita menjauhi mungkar. Mari kita mulai dari pengunaan bahasa baik dan benar. Yaitu yang tidak punya makna ganda.
Yang makruf (baik) dan yang tidak baik (buruk). Yang mungkar dijauhi yang baik dikerjakan.
Ayat itu berbunyi sebagai berikut,
yai ayuhal lazi naaamanu yak mauru nabil maruf wayanhau na bil mungkar (QS Al Imran 104)
Hai orang yang beriman berbuatlah yang baik dan jauhlah yang mungkar
Tegas dari ayat ini agar kita berbuat yang makruf. Termasuk mengunakan bahasa yang baik yang baik dan menjauihi yang mungfkar. Sebab tekad kita adalah menegakan makruf dan menjauhi yang mungkar. Semoga!
Dr Masud HMN, Dosen Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka Jakarta (UHAKA)