UM Bandung Teguhkan Catur Dharma PTMA
BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Al Islam dan Kemuhammadiyahan (LPPAIK) Universitas Muhammadiyah Bandung (UM Bandung) akan menggelar Baitul Arqam (BA) bagi karyawan UM Bandung selama dua hari, Kamis-Jumat (14-15/3/2022).
Kegiatan pengkaderan di lingkungan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) ini bertempat di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), jalan Diponegoro No 12 Bandung.
Ketua LPPAIK UM Bandung, Drs. Dikdik Dahlan Lukman, M.Hum., mengatakan, kegiatan tersebut menjadi kewajiban yang ditetapkan oleh Persyarikatan Muhammadiyah dalam memperkuat pengenalan Al Islam dan Kemuhammadiyahan.
”Kenapa harus mengikuti BA? Supaya pemahamannya tentang Al Islam dan Kemuhammadiyahan semakin kuat,” ucap Dikdik.
Baitul Arqam juga menjadi cara untuk menciptakan satu gerakan yang sama dalam mengantarkan UM Bandung sebagai Islamic Technopreneurial University.
”Titik tekannya ada di islami-nya. Kata islami inilah kemudian kita dituntut untuk mencipta suasana dan kampus yang islami,” lanjutnya.
Tidak hanya itu, Baitul Arqam juga menjadi rujukan dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah bagi seluruh Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) dalam menjalankan Dharma Al Islam dan Kemuhammadiyahan.
”Sebagai Dharma yang keempat, Al Islam dan kemuhammadiyahan harus terintegrasi dengan ketiga dharma sebelumnya, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat,” jelas Dikdik.
Adapun kegiatan tersebut akan terbagi menjadi dua kelas, di antaranya untuk karyawan baru dan karyawan yang sudah melaksanakan BA pertama.
”Karena di sistem pengkaderan Muhammadiyah itu minimal setiap karyawan harus mengikuti dua kali BA,” tanggapnya.
Bagi yang belum pernah mengikuti, setiap peserta akan diberi pengenalan mengenai Al Islam dan Kemuhammadiyahan.
”Di kelas yang lama lebih banyak dialognya. Kita tanya, misalnya seperti apa pengalamannya selama ini. Intinya tinggal pendalaman dan penguatan saja,” ungkap Dikdik.
Dosen UM Bandung itu berharap, dengan adanya kegiatan tersebut, seluruh sivitas UM Bandung dapat membanggakan kampusnya sebagai universitas yang memiliki kekhasan dengan kampus lain.
”Di mana napas-napas keislaman itu bisa terwujud dalam hidup dan kehidupan keseharian seluruh sivitas akademik dari mulai pimpinan sampai kepada mahasiswa,” tuturnya.***(Firman Katon)