Allah Memperkenalkan (70) Manna dan Salwa

Ar-Razzāq

Foto Dok Ilustrasi

Allah Memperkenalkan (70) Manna dan Salwa

Oleh: Lutfi Effendi

Ramadhan telah tiba, kembali kami tampilkan uraian singkat tentang Al Qur’an sebagai tadarus singkat selama bulan Ramadhan. Tadarus ini, meneruskan tulisan sejenis yang diupload Ramadhan tahun lalu. Moga Bermanfaat.

Pada tulisan kali ini, masih ditampilkan Qs Al Baqarah ayat 57 yang masih terkait dengan kisah Bani Israil:

وَظَلَّلْنَا عَلَيْكُمُ الْغَمَامَ وَاَنْزَلْنَا عَلَيْكُمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوٰى ۗ كُلُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا رَزَقْنٰكُمْ ۗ وَمَا ظَلَمُوْنَا وَلٰكِنْ كَانُوْٓا اَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُوْنَ

wa ẓallalnā ‘alaikumul-gamāma wa anzalnā ‘alaikumul-manna was-salwā, kulụ min ṭayyibāti mā razaqnākum, wa mā ẓalamụnā wa lāking kānū anfusahum yaẓlimụn.

Dan Kami menaungi kamu dengan awan dan Kami menurunkan kepadamu manna dan salwa. Makanlah (makanan) yang baik-baik dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu. Mereka tidak menzalimi Kami, tetapi justru merekalah yang menzalimi diri sendiri. (Qs Al Baqarah 57).

Pada pembasan Ayat 57 dari surat Al-Baqarah ini telah kita bahas mengenai naungan Allah, pada tulisan kali ini kita bahas mengenai Manna dan Salwa. Manna dan Salwa merupakan makanan yang diturunkan Allah untuk kaum Bani Israil. “Kami menurunkan kepadamu manna dan salwa (makanan) yang baik-baik dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu ‘

Menurut ash-Shabuni dalam Shafwah at-Tafasir (I:60), Manna adalah sejenis madu yang diturunkan oleh Allah lalu mereka jadikan minuman setelah dicampur dengan air. Menurut Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah (I:196) manna adalah butir-butir berwarna merah yang terhimpun pada dedaunan, yang biasanya turun saat fajar menjelang terbitnya matahari. Menurut Thahir ibn Asyur, sebagaimana dikutip Quraish Shihab, manna adalah satu bahan semacam lem dari udara yang hinggap di daunan mirip dengan gandum yang basah. Rasanya manis bercampur asam, berwarna kekuning-kuningan. Banyak ditemukan di Turkistan dan sedikit di tempat lain. Ia baru ditemukan di Sinai sejak Bani Israil tersesat di sana.

Sedangkan salwa menurut ash Shabuni dalam Shafwat at-Tafâsir (I:60) adalah sejenis burung mirip as-samani yang lezat dagingnya. Menurut Quraish Shihab, masih dalam Al-Mishbah (I:196), salwa adalah sejenis burung puyuh yang datang berbondong-bondong , berhijrah dari satu tempat yang tidak dikenal dan dengan mudah ditangkap untuk kemudian disembelih dan dimakan. Burung itu mati apabila mendengar suara guntur, karena itu mereka berhijrah mencari daerah-daerah bebas hujan.

Makanan-makanan ini mencukupi kebutuhan nutrisi bagi kaum Bani Israil pada saat itu. Sehingga pertumbuhan raga dan otaknya bisa maksimal. Sebab selain halal, makanan ini juga thayib bagi mereka.

Apa yang bisa kita ambil dari pelajaran di atas:

Mengkonsumsi makanan yang halal dan thayib, sangat dianjurkan untuk umat Islam. Makanan yang halal wajib dikonsumsi oleh umat Islam. Tetapi itu belum cukup, harus disertai thayib, dalam arti harus memenuhi nutrisi dan tidak membayarkan bagi tubuh kita.
Wa Allahu a’lam bish-shawab. (**”)

Exit mobile version