Menjadi Guru Loyal dan Profesional IGABA Surabaya
SURABAYA, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Daerah Ikatan Guru Aisyiyah Bustanul Athfal (PD IGABA) Kota Surabaya menyelenggarakan agenda rutin tiap bulan suci Ramadhan adalah Pondok Ramadhan 1443 H/2022 M. Sambutan acara oleh ustadzah Rini, Ketua PD IGABA Kota Surabaya.
Pondok Ramadhan 1443 H pada Hari Ahad, 10 April 2022 dilaksanakan secara bergiliran sebanyak 3 gelombang dengan peserta Guru TK ABA se- Kota Surabaya yang bertempat di SD Muhammadiyah 12 Jl. Dupak Jaya V/21 Surabaya, ujar ustadzah Rini, S.Pd.
Ustadz Edy Susanto, M.Pd. selaku narasumber sekaligus Kepala SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya Periode 2014-2018 menuturkan bahwa suatu sekolah banyak ditentukan oleh kinerja guru dan tenaga kependidikan (karyawan)nya. Hal itu tidak lepas dari pengaruh sosok kepala sekolah sebagai pemimpin. Pengaruh kepala sekolah yang kuat membawa dampak positif untuk kemajuan sekolahnya.
Kepala sekolah yang hebat mampu mempengaruhi dan memotivasi guru dan orang yang dipimpinnya dalam kondisi normal dan upnormal. Kepala sekolah yang hebat juga memiliki energi besar untuk memengaruhi dan mengarahkan guru dan orang yang dipimpinnya dalam menjalankan tugas berat dan menantang.
Cak Edy (Juara I Kepala Sekolah Berprestasi Tahun 2017 Tingkat SD/MI) mengungkapkan bahwa tidak sedikit kepala sekolah gagal mempengaruhi guru karena kurangnya pengetahuan, keterampilan, kepercayaan diri (PD), kematangan emosi, dan gagal menjadi model keteladanan. Kepala sekolah yang tidak memiliki pengaruh yang kuat akan berdampak pada guru dan orang yang dipimpinnya melakukan hal-hal yang kurang sesuai dengan harapannya.
Menjalankan tugas karena ada imbalan yang besar, mengerjakan tugas tidak tuntas dan asal-asalan, sulit diajak maju, kurang peduli terhadap masalah yang sedang melilit sekolah, serta tidak peduli terhadap keluhan pelanggan. Yang penting bagi mereka adalah kerja untuk menghabiskan waktunya, mudah puas dengan apa yang sudah dikerjakan, serta sok sibuk tanpa target dan tujuan yang jelas. Hal demikian dapat berakibat buruk pada citra (kewibawaan, martabat) sekolahnya.
Cak Edy biasa dipanggil dan masih diberi amanah menjadi Ketua Tim Inovasi Pendidikan SMP Muhammadiyah 5 Pucang Surabaya mengatakan bahwa kepala sekolah dimana pun sudah tentu tidak mengharapkan kebangkrutan sekolahnya karena disebabkan oleh guru yang tidak loyal, komitmen, dan profesional. Di sisi lain, butuh proses, strategi, (SWOT) dan pendekatan khusus untuk menjadikan guru loyal, komitmen dan profesional. Banyak cara (metode) atau tips untuk menjadikan mereka memiliki loyalitas, komitmen dan profesional yang tinggi.
Kepala sekolah perlu memainkan peran guru dalam kegiatan-kegiatan yang menantang dan dianggap penting, percaya kemampuan yang dimiliki, memudahkan urusannya, mengapresiasi hasil karyanya, suka memaafkan, mendelegasikan tugas, melibatkan guru dalam mengambil keputusan, adil, dan menyejahterakan, serta masih banyak cara lain untuk menjadikan guru loyal, komitmen dan profesional. Hal tersebut dikhususkan bagi Guru dan Tendik dilingkungan Amak Usaha Muhammadiyah (AUM) dan Aisyiyah yang sama-sama kita cintai dan banggakan. (m.s. suwaiby)