Cara Membersihkan Hati dan Pikiran Menurut Islam
“Sesungguhnya kaum muslimin dan muslimat, kaum mukminin dan mukminat, kaum pria yang patuh dan kaum wanita yang patuh, dan kaum pria serta wanita yang benar (imannya) dan kaum pria serta kaum wanita yang sabar (ketaatannya), dan kaum pria serta wanita yang khusyu’, dan kaum pria serta wanita yang bersedekah, dan kaum pria serta wanita yang berpuasa, dan kaum pria dan wanita yang menjaga kehormatannya (syahwat birahinya), dan kaum pria serta wanita yang banyak mengingat Allah, Allah menyediakan bagi mereka ampunan dan pahala yang besar” . ( Al Qur’an Surat Al Ahzab : 35)
KUDUS, Suara Muhammadiyah – Rektor Universitas Muhammadiyah Kudus, Rusnoto, SKM, M. Kes (Epid) membuka pengajian Ramadhan yang diikuti Pengurus Badan Pembina Harian, dosen dan tenaga kependidikan UMKU secara luring pada Selasa, 12 April 2022 bertempat di ruang serbaguna UMKU, yang dilanjutkan dengan buka puasa bersama, shalat Isya’ dan tarawih berjamaah di Masjid Ar-Rabbani.
Hadir untuk menyampaikan materi pengajian dengan tema “Cara membersihkan Hati dan Pikiran dalam Islam”, Ketua Badan Pembina Harian UMKU, Drs. H. Sajad, M.Pd. Menurut Sajad yang juga Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Kudus, dalam perspektif Islam, penyakit hati sering diidentikkan dengan beberapa sifat buruk atau tingkah laku tercela (al-akhlaq al-madzmumah).
Penyakit hati dibagi menjadi sembilan bagian, yaitu: pamer (riya’), marah (al-ghadhab), lalai dan lupa (al-ghaflah wan nisyah), was-was (al-was-wasah), frustrasi (al-ya’s), rakus (tama’), terperdaya (al-ghurur), sombong (al-ujub), dengki dan iri hati (al-hasd wal hiqd).
Menurut Imam Ibnu Qoyim, ada tujuh cara mengatasi penyakit hati yaitu:
Pertama, menjaga kekuatan mental. Ibnu Qoyim menjelaskan bahwa salah satu upaya yang harus dilakukan orang yang memiliki penyakit hati adalah menjaga kekuatan mentalnya, dengan ilmu yang bermanfaat dan melakukan berbagai ketaatan. Hatinya harus dipaksa untuk mendengarkan nasehat dan ilmu yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah, serta fisiknya dipaksa untuk melakukan ibadah dan ketaatan. Karena ilmu dan amal merupakan nutrisi bagi hati manusia.
Kedua, menghindari hal-hal yang membuat penyakit lebih parah. Ibnu Qoyim menyatakan, orang yang sakit hati harus menghindari segala yang bisa memperparah penyakit dalam hatinya, yaitu dengan manjauhi semua perbuatan dosa dan maksiat. Hindarkan diri dari segala bentuk penyimpangan karena dosa dan maksiat adalah sumber penyakit bagi hati.
Ketiga, membaca Al-Qur’an dan tadabbur (merenungkannya). Ketika mulai merasa kesal dan sakit hati cobalah untuk membaca Al-Qur’an dan Tadabburi Qur’an agar mendapat ketenangan lahir dan batin.
Keempat, Rajin mengosongkan perut (shaum). Rajin mengosongkan perut ini disarankan agar berpuasa, karena dengan berpuasa hawa bafsu anda dapat terkendali dan yang pasti penyakit hati akan sedikit demi sedikit terkikis dan hilang.
Kelima, mendirikan shalat malam (tahajud). Ketika tidak mampu membuang segala kebencian dan kesedihan didalam hati maka cobalah untuk mendirikan shalat malam (qiyamul lail) dengan cara itu bisa membantu menemukan solusi tentang penyakit hati yang dimiliki. Memintalah dengan bersungguh-sungguh maka Allah akan memberikan kelapangan dada.
Keenam, merendahkan diri di hadapan Allah (dengan do’a dan dzikir). Do’a dan dzikir sangat ampuh untuk menghilangkan rasa sakit hati didalam dada, maka dari itu ketika mengalami penyakit hati cepatlah untuk mengingat Allah dan dzikirlah dengan menyebut nama Allah.
Ketujuh, bermajelis (bergaul) dengan orang-orang sholeh atau mengikuti kajian-kajian ke Islaman. Ikuti majelis ta’lim dan bergaul dengan orang-orang sholeh agar mendapatkan siraman rohani sehingga hati menjadi tenang dan melupakan rasa penyakit hati didalam dada. Lagipula bergaul dengan orang sholeh dapat memberikan ilmu agama yang luas lagi dan bisa mengetahui semua tentang ajaran Islam yang belum diketahui.
Ditegaskan oleh Sajad, Dalam kehidupan sehari hari ada beragam ujian dari Allah yang tentunya dimaksudkan untuk menguji keimanan kita dan menjadi jalan masuk jenis surga yang disediakan untuk orang beriman, terkadang kita menjadi tidak ikhlas dan menyalahkan keadaan yang dialami serta menjadi berkurang kadar keimanan yang kita miliki baik itu dalam hal beribadah kepada Allah maupun dalam berbuat baik kepada sesama. (Supardi)