Dampak dan Perubahan Ketahanan Keluarga di Masa Covid-19
YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Majelis Pendidikan Kader menyelenggarakan Pengajian Ramadan yang dipusatkan di Kampus 4 Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta pada Kamis 14 April 2022. Dalam acara tersebut turut dihadiri Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Dr Hj Siti Noordjannah Djohantini, MM., MSi, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (PWM DIY), Drs H Gita Danu Pranata, SE., MM, Ketua Majelis Pendidikan Kader PWM DIY, Hatib Rahmawan, SPd, SThi., MAg, Ketua Majelis Pelayanan Sosial, Ahmad Furqoni, MPI, Ketua Pimpinan Pusat Nasyiatul ‘Aisyiyah, Anisa Kumala Masyahdi, Lc., MPsi, dan Rektor Universitas Ahmad Dahlan, Dr Muclas, MT.
Masalah Ketahanan Keluarga menjadi topik yang dibincangkan oleh Noordjannah. Dalam pemaparannya, Noordjannah membentangkan hal-hal penting masalah keluarga. Menurutnya, keluarga sebagai institusi menyemai generasi yang akan datang, dengan memiliki masa depan yang baik dan mencerahkan.
“Keluarga itu bukan saja berbicara soal perempuan saja, dan bukan hanya berbicara ibu saja, tetapi di situ ada instititusi, di mana ada kepala kelurga, ibu, anak, dan banyak anggota keluarga yang semuannya menjadi tanggung jawab agar supaya keluarga ini menjadi tempat institusi menyemai generasi masa datang lebih menonjol akhlak yang baik dan mampu menghadapi seluruh tantangan di masa depan”, terangnya dalam acara Pengajian Ramadan PWM DIY secara daring.
Noordjannah juga menyingung dampak keluarga atas tumpuan permasalahan di masa pandemi Covid-19. Menurutnya Covid-19 berdampak pada situasi menurunya ekonomi keluarga, masyarakat, dan bahkan negara. “Dampaknya jika ditinjau dari ruang perspektif ekonomi, tentu akan berpengaruh dalam konteks kehidupan. Apalagi banyak saudara-saudara kita terpaksa di PHK, setengah bekerja, atau dengan cara-cara lain, atau dalam intinya mereka mendapatkan pendapatan yang berkurang. Tentu ada cara juga selagi pendapatan sedikit berkurang itu, bagaimana manajemen mengelola ekonomi di lingkungan keluarga,” urainya.
Dampak lanjut Covid-19 dari ekonomi, akan beralih pada soal-soal psikologis, relasi, dan harmonisasi di dalam kehidupan keluarga. Dari beberapa kajian dan penelitian yang ada, ternyata relasi juga mulai nampak kejenuhan dan suasana yang tidak nyaman. Apalagi dengan situasi kehidupan satu keluarga dengan keluarga yang lain, sangat berbeda.
“Poinnya di sini adalah tidak sederhana juga. Dan kalau nanti sampai pada bagaimana strategi tentu strategi harus kita lakukan ya harus terorganisir dengan baik yakni melalui organisasi”, imbuhnya.
Tetapi relasi di dalam keluarga, harapannya bisa kemudian nyaman. Mendidik anak-anak supaya lebih peka dengan kehidupan sehari-hari. Mendidik anak-anak agar memiliki pendidikan karakter dengan tumbuh kebiasaan dan kedisiplinan diri yang lebih baik hingga akil baligh nanti.
Perubahan yang terjadi dalam kehidupan akibat Covid-19 adalah kita dipaksa pada sebuah realitas di mana kita harus melakukan ikhtiar untuk disiplin dalam hal protokol kesehatan dan menjaga kesehatan. Mestinya hikmah dari itu mesti berlanjut. (Cris)