Karakter Bertumbuh dan Menumbuhkan pada Anak itu Sangat Penting

Karakter Bertumbuh dan Menumbuhkan pada Anak itu Sangat Penting

Oleh: Fathan Faris Saputro

Manusia adalah makhluk sosial, yang artinya manusia itu tidak akan bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Namun terkadang hati manusia terbesit rasa sombong dan terlalu membanggakan diri sehingga ia lupa akan dirinya sendiri, siapa dia dan untuk apa dia hidup. Dalam hidup bermasyarakat perlu adanya kepedulian antar manusia satu dengan manusia lainnya. Rasulullah pun mengajak umatnya untuk peduli kepada sesama makhluk Allah dan saling bergotong royong untuk saling membantu dan meringankan penderitaan orang lain sangat dianjurkan untuk umat Rasulullah.

Manusia sebagai makhluk sosial tentu tidak mungkin bisa memisahkan hidupnya dengan manusia lain. Sudah bukan rahasia lagi bahwa segala bentuk kebudayaan, tatanan hidup, dan sistem kemasyarakatan terbentuk karena interaksi dan benturan kepentingan antara satu manusia dengan manusia lainnya. Sejak zaman prasejarah hingga sejarah, manusia telah disibukkan dengan keterciptaan berbagai aturan dan norma dalam kehidupan berkelompok mereka. Keutuhan manusia akan tercapai  apabila manusia sanggup menyelaraskan perannya sebagai makhluk ekonomi dan sosial.

Anak uisa dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental baik kehidupan selanjutnya. Anak usia dini sendiri adalah mereka yang memiliki rentan usia 0-8 tahun dan yang mengatakan 0-6 tahun. Pada masa ini terjadilah proses pertumbuhan  dan perkembangan dalam berbagai aspek, salah satu diantaranya adalah aspek dalam interaksi sosial.

Pada era sekarang ini anak-anak perlu dikenalkan bahkan di ajarkan mengenai kepedulian sosial, agar pada suatu saat nanti anak mempunyai kepekaan terhadap orang yang membutuhkan, dengan  dikenalkan sifat kepedulian tentunya anak akan mengenal dan memahami arti penting dari kepedulian terhadap sesama karena itu akan bermanfaat bagi anak-anak tersebut pada khususnya dan pada bangsa dan negara manakala itu diajarkan secara serius.

Kepribadian anak setelah dewasa tidak bisa lepas dari bagaimana pola  pendidikan yang diterapkan orang tua kepada anak di usia dini. Dengan mengarahkannya semenjak usia dini, maka kemungkinan besar anak menjadi pribadi yang diharapkan oleh orang tua menjadi yang lebih besar dan tentunya setiap orang tua menginginkan anaknya menjadi pribadi yang sebaik-baiknya bahkan lebih dari orang tuanya.

Ada begitu banyak nilai-nilai kebaikan yang sebaiknya ditanamkan kepada diri anak, yakni kepedulian terhadap sesama. Seiring dengan berkembangnya waktu dan zaman, rasa kepedulian banyak manusia terhadap sesamanya mulai banyak berubah dan meluntur, sehingga dengan menanamkan rasa peduli terhadap sesamanya, maka di masa depan lingkungan anak anda tumbuh tetap menjunjung tinggi rasa kepedulian yang besar bagi sesama.

Sikap sayang sesama dapat dilatih kepada anak dengan cara, misalnya, memberi tahu anak bagaimana harus bersikap saat berteman. Mereka juga harus diajarkan untuk mengutarakan perasaan dengan kata-kata. Bagi anak, hal itu sangat penting karena saat anak-anak segala sesuatu ingin diketahui. Hal lain yang harus diajarkan orang tua kepada anak adalah mengajarkan mereka untuk menolak perilaku yang bertentangan dengan kasih sayang salah satunya yaitu mengajarkan kepedulian terhadap sesama.

Peduli Sosial Merupakan Pendidikan Karekter

Pendidikan karakter terdapat beberapa karakter yang ingin dikembangkan oleh pemerintah dan satuan pendidikan, antara lain karakter religius, toleransi, kejujuran, kerja keras, disiplin, mandiri, kreatif, rasa ingin tahu, demokratis, bertanggung jawab dan lain sebagainya. Ada sekitar 18 karakter yang diusulkan oleh pemerintah untuk dikembangkan terhadap anak. Salah satu karakter terpenting yang perlu untuk dikembangkan oleh guru maupun orang tua adalah karakter peduli sosial.

Menurut Retno Listyarti (2012:7) peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Sedangkan menurut KBBI yang dimaksud dengan peduli sosial adalah sikap mengindahkan sesuatu yang terjadi dalam masyarakat.

Pada kenyataanya sistem golongan sosial menimbulkan batas-batas dan rintangan ekonomi, kutural, dan sosial yang mencegah pergaulan dengan golongan-golongan lain (S. Nasution, 1993). Salah satu tujuan dari pendidikan karakter adalah untuk menghinndari terjadinya batas-batas pergaulan dalam golongan-golongan yang ada di lingkungan kelas tersebut. Tujuan yang lain dari pendidikan karakter adalah untuk membentuk bangsa yang kompetitif, berakhlak mulia, bergotong royong dan lain sebagainya.

Mengajarkan Rasa Kepdulian Sosial Kepada Anak

Anak-anak pada usia dini memiliki kecerdasan dan daya tangkap yang cepat. Anak pada usia sekolah dapat menangkap hal-hal baru dan menanamkan dalam benaknya hingga dewasa. Pembelajaran pada anak usia ini adalah pembelajaran yang paling efektif dan paling diingat anak sehingga penting ditanamkan segala hal baik termasuk kepedulian sosial. Jika anda sebagai orang tua mengajarinya peduli terhadap sosial pada usia ini maka anak anada akan mengingatnya hingga dewasa dan akan menjadi anak yang peduli terhadap sesamanya. Pentingnya menanamkan kepedulian sosial pada anak harus diketahui oleh orang tua agar orang tua dapat mengarahkan anak menjadi orang yang peduli terhadap masyarakat ketika dewasa.

Pada usia ini anak sudah dapat membedakan yang baik dan buruk serta berpikir dengan logika. Pembelajaran pada masa ini sangat efektif karena anda dapat dengan mudah mengajarinya karena anak anda pun sudah mulai tahu sikap penduli terhadap  sosial merupakan tindakan yang terpuji. Pemahaman yang diberikan oleh orang tua pada usia ini berguna untuk mengarahkan dan memberi petunjuk bagi anak mengenai hal yang baik serta hal yang tidak baik untuk dilakukan.

Bentuk Rasa Bertumbuh dan Menumbuhkan Pada Kepedulian Sosial yang Dapat di Ajarkan

Pertama, lingkungan keluarga. Keluarga merupakan lingkungan  sosial terkecil yang dialami oleh seorang manusia. Lingkungan inilah yang pertama kali mengajarkan manusia bagaimana berinteraksi. Misalnya perasaan simpati anak kepada orang tua akan muncul ketika anak merasakan simpati karena telah diurus dan dirawat dengan sebaik-baiknya. Dari perasaan simpati itu, tumbuhlah rasa cinta dan kasih sayang anak kepada orang tua dan anggota keluarga yang lain sehingga akan timbul sikap saling peduli.

Kedua, lingkungan masyarakat. Lingkungan masyarakat pedesaan yang masih memiliki tradisi yang kuat masih tertanam sikap kepedulian sosial yang sangat erat. Ketika ada suatu kegiatan yang dilakukan oleh satu keluarga, maka keluarga lain dengan tanpa imbalan akan segera membantu dengan berbagai cara. Misalnya saat mau membersihkan jalan pedesaan maka yang lain akan menyempatkan diri untuk berusaha membantunya. Situasi yang berbeda dapat dirasakan pada lingkungan masyarakat perkotaan. Jarang sekali kita lihat pemandangan yang menggambarkan kepedulian sosial antar  warga. Sikap individualisme lebih ditonjolkan dibandingkan dengan sikap sosialnya.

Ketiga, di lingkungan sekolah. Di sekolah anak dapat berinteraksi dengan guru beserta bahan-bahan pendidikan dan pengajaran, teman-teman peserta didik lainnnya, serta pegawai-pegawai tata usaha. Selain itu, siswa memperoleh pendidikan formal di sekolah berupa pembentukan nilai-nilai, pengetahuan, keterampilan dan sikap terhadap bidang mata pelajaran.

Berinteraksi dan bergaul dengan orang lain dapat ditunjukkan dengan berbagai cara, salah satunya  adalah dengan menunjukkan sikap peduli terhadap sesama. Di dalam lingkup persekolahan, sikap kepedulian siswa dapat ditunjukkan melalui peduli terhadap siswa lain, guru, dan lingkungan yang berada di sekitar sekolah. Rasa peduli sosial di lingkungan sekolah dapat ditunjukkan dengan perilaku saling membantu, saling menyapa dan saling menghormati antar warga sekolah. Perilaku ini tidak sebatas pada siswa dengan siswa, atau guru dengan guru, melainkan harus ditunjukkan oleh semua warga sekolah yang termasuk di dalamnya.

Upaya Meningkatkan Kepdulian Sosial Pada Anak

Pertama, pembelajaran di rumah. Peranan keluarga terutama orang tua dalam mendidik sangat berpengaruh terhadap tingkah laku anak. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Seperti yang dijelaskan oleh Mulyani Sumantri dan Syaodih (2008: 239), anak semenjak usia balita suka meniru apa saja yang dia lihat, dari tindak tanduk orang tua, cara bergaul orang tua, cara berbicara atau berinteraksi di lingkungan sekitar, cara orang tua menghadapi teman, tamu dan sebagainya. Oleh karena itu, orang tua harus menjadi contoh tauladan bagi anak-anaknya.

Kedua, pembelajaran di lingkungan masyarakat. Belajar saling peduli menjadi sangat penting peranannnya dalam memaksimalkan perkembangan sosial manusia. Banyak sekali contoh di masyarakat yang dapat diikuti oleh orang tua dalam rangka mengasah kepedulian sosial anak. Salah satunya adalah menghadiri ulang tahun anak, membantu anak yang kesuahan, berbagi pada fakir dan miskin, memberi sesuatu jika mampu. Dengan hal itu maka anak akan dapat berbagi melalui interaksi kegiatan sosial di masyarakat serta dapat melatih kita untuk saling memahamkan sama lain.

Ketiga, pembelajaran di sekolah. Sekolah menjadi penyelanggara pendidikan memiliki potensi untuk memberikan pendidikan nilai kepdulian sosial melalui guru dan seluruh penyangga kepentingan sekolah. Penanaman nilai dapat diintegrasikan pada setiap mata pelajaran supaya nilai benar-benar diintegrasikan pada setiap mata pelajaran supaya nilai benar-benar terintegrasikan pada setiap mata pelajaran supaya nilai benar-benar terinternalisasi pada siswa.

Guru menajadi faktor utama dalam pengintegrasian nilai-nilai di sekolah. Selain itu sekolah juga memiliki berbagai macam kegiatan baik yang berhubungan dengan di dalam maupun di luar sekolah dengan melibatkan warga sekitar yang dapat menumbuhkan sikap kepedulian sosial, mislanya kegiatan kerja bakti dengan warga sekiat sekolah dan lain-lain yang merupakan wadah bagi siswa untuk meningkatkan rasa kepedulian, baik sesama warga sekolah maupun masyarakat luas.

**

Kepedulian rasa bertumbuh dan menumbuhakan sesama manusia merupakan nilai penting yang harus dimiliki seseorang karena terkait dengan nilai kasih sayang, keramahan, kerendahan hati dan lain sebagainya. Dengan pesatnya kemajuan teknologi-teknologi modern yang bisa menghubungkan individu dengan individu lain tanpa batasan ruang dan waktu membuat sebagian individu memiliki sifat individualstis yang dominan dikarenakan dampak dari perkembangan zaman dan teknologi ini. Contoh nyata yang dapat ditemukan adalah individu maupun kelompok cenderung menertawai orang terjatuh daripada menolongnya terlebih dahulu.

Fathan Faris Saputro, Ketua Bidang Komunikasi dan Teknologi Informasi Kwartir Daerah Hizbul Wathan Lamongan

Exit mobile version