Mengokohkan Spiritual Sosial di Era Endemi bersama Prof Syafiq Mughni
SURABAYA, Suara Muhammadiyah – Kajian Ramadhan dan Buka Bersama Pimpinan Cabang Muhammadiyah Wiyung kota Surabaya bersama Prof H Syafiq A Mughni MA PhD Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 25 April 2022, dengan tetap jalankan protokol kesehatan.
Dalam sambutannya Ranu Wasisto MM Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Wiyung kota Surabaya menyampaikan kita telah melaksanakan rangkaian kegiatan selama di bulan Ramadhan ini, mulai dari Baitul Arqam, Kajian Ramadhan dan Buka Bersama.
Setelah bulan Ramadhan nanti kita lanjutkan silaturahim seluruh anggota dan pengurus pimpinan ranting dan cabang Muhammadiyah, termasuk Ortom serta seluruh guru karyawan perguruan Muhammadiyah Wiyung kota Surabaya.
Harapannya agar kita semua bisa hadir dalam kegiatan silaturahim sambil makan bersama,”insyaAllah seluruh anggota dan pimpinan ranting dan cabang Muhammadiyah termasuk Ortom serta guru karyawan perguruan Muhammadiyah Wiyung kita undang, semoga kita semua diberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga bisa menghadirinya,”do’a Ranu, panggilan akrabnya.
Setelah acara sambutan, dilanjutkan pemberian penghargaan peserta terbaik Baitul Arqam, yang dilaksanakan seminggu yang lalu dan yang memberikan penghargaan adalah Prof H Syafiq A Mughni MA PhD, mewakili Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Kemudian tokoh Muhammadiyah asal Lamongan ini menyampaikan materi tentang Mengokohkan Spiritual Sosial di Era Endemi, Syafiq, panggilan akrabnya, memulai dengan cerita yang pernah bertemu dengan salah pengurus pimpinan cabang Muhammadiyah Wiyung di gunung Kendil beberapa waktu lalu, Ferry Yudi Antonis Saputra SHI MPdI,”jika kita undang ke Wiyung, bisa ndak Pak Syafiq,”tanya Ferry
“insyaAllah bisa, asal waktunya cocok,”jawab Syafiq sambil tersenyum, nah itulah waktu dainun sehingga saat ini adalah nyaur utang , setelah ini insyaAllah tidak punya hutang lagi.
Pertemuan semacam ini sangat penting, apalagi di Muhammadiyah pertemuan semacam ini sangat penting, pengajian Ramadhan baik tingkat nasional maupun internasional itu juga sangat penting. Saya bahagia dan bersyukur sekali bisa datang kesini,”karena sekitar tahun 1976-1977 saya pernah menjadi khatib tetap di masjid ini.” Ungkapnya sambil disambut tepuk tangan yang meriah peserta kajian.
Ramadhan ini bulan yang sangat penting dan penuh hikmah, barangsiapa yang diberikan hikmah maka diberikan kebajikan yang sangat banyak, itu firman Allah SWT didalam Al Qur’annul Karim, maka kewajiban kita adalah mengambil hikmah itu.
Kalau tidak ya kita termasuk orang-orang yang kammin shoimin banyak orang berpuasa tapi tidak mendapatkan apa-apa selain aljuk wal athos (lapar dan dahaga). Ingat, barangsiapa yang hendak meninggalkan kata-kata yang buruk, yang menyakitkan serta berpegang teguh kepada kebajikan, maka dia tidak akan mendapatkan apapun selain lapar dan dahaga.
Diantara hikmah bulan Ramadhan adalah pertama peningkatan ilmu pengetahuan kita, ilmu pengetahuan kita harus semakin meningkat, di bulan Ramadhan ini mendorong kita berfikir dan berfikir, belajar dan belajar, ketika kita masuk bulan Ramadhan itu saja terjadi perdebatan, dikalangan umat Islam ada yang menggunakan rukyat melihat dengan mata kepala telanjang.
Mereka mengartikan secara harfiah, tetapi sebagian besar masyarakat kita sesuai dengan ilmu. Ilmu itu disebut ilmu hisab atau falak, yang dalam dunia modern disebut ilmu astronomi, jadi kalau kita ingin menghargai akal fikiran sebagai karunia dari Allah SWT maka kita harus berfikir.
Olehkarena itulah, bagi Muhammadiyah jalan yang paling sah dan akurat dalam menentukan ini adalah dengan ilmu hisab atau falak. Negara yang satu dengan negara lain, jelas berbeda dalam menentukan waktu, maka kita harus ijtihad atau berfikir sungguh-sungguh sehingga nanti kita bisa menentukan sesuai dengan kondisi negara kita masing-masing.
Dalam Islam berijtihad atau berfikir sungguh-sungguh itu sangat dimuliakan, sehingga kata Nabi barangsiapa yang berijtihad dan ijtihad itu benar menurut Allah maka dia dua pahala, tetapi jika ijtihadnya itu salah menurut Allah maka dia masih mendapatkan satu pahala , itulah ketutamaan berijtihad.
“Tapi tentu tidak semua orang bisa berijtihad, karena perlu sarat ilmu-ilmu yang mendalam, faham Al Qur’an, faham Sunnah nabi, faham bahasa Arab, faham ilmu pengetahuan, maka harus iktiba dengan berfikir, tetapi ada yang taklid , ngikut saja,’tambah Syafiq, sambil menganjurkan agar kita tidak ikut taklid, karena kita termasuk orang yang berkemajuan.
Karena Muhammadiyah itu berkemajuan dengan memutuskan setiap pedoman yang diikutinya, sehingga banyak teman-teman internasional yang salut dan memuji Muhammadiyah, ini terlihat banyak perguruan tinggi Muhammadiyah yang mahasiswa-mahasiswinya non muslim, termasuk di Papua, NTB, NTT, mereka senang kuliah karena sifatnya terbuka.
“Saya pernah bertemu pak Nyoman (Wakil Ketua Hindu Dharma Jakarta), alumni Unmuh Gorontalo, saya tanya selama kuliah di Unmuh Gorontalo apa yang paling berkesan?” Jawab Pak Nyoman,”saya sekolah di Muhammadiyah yang paling berkesan, hidup-hidupilah Muhammadiyah tapi jangan mencari penghidupan di Muhammadiyah.” Disambut tepuk tangan yang meriah seluruh peserta kajian.
Kemudian hikmah Ramadhan yang kedua adalah rasa kemanusiaan, salah satu indikator sejauh kita hubungan baik terhadap sesama manusia, ketika kita diajarkan menyediakan buka puasa bagi kaum fakir miskin, ketika diwajibkan membayar zakat, ketika kita dilarang berkata jelek, itu maknanya kita harus berbuat baik kepada sesama manusia.
Karena nabi kita mengatakan, tidak beriman seorang diantara kamu, barangsiapa yang menyakiti tetangganya, tidak beriman orang yang kenyang, tapi tetangganya lapar itu sangat penting buat kita, kalau di Muhammadiyah ada teologi Al Ma’un sebagai cara berfikir kita.
Apakah itu sudah cukup, belum, jawabannya, karena kita harus punya kesadaran dengan kebebasan binatang yang hidup di alam bebas, oleh karena itu kita harus berfikir yang tinggi dengan mengambil hikmah dari makhluk Allah yang lain termasuk binatang, jangan sampai mengekangnya.
Saat mengakhiri kajian, Syafiq, mengajak kepada seluruh peserta, agar selalu berdo’a kita sebentar lagi akan melaksanakan Muktakmar, semoga kita semua bisa menghadiri Muktakmar Muhammadiyah di Solo,”mudah-mudahan situasi segera membaik, kita bisa ramai-ramai menyaksikan Muktakmar, melihat mewahnya aditurium yang dibangun oleh Unmuh Solo, itu mirip-mirip stadion sepakbola Bayern Munchen di Jerman, tiga tahun lalu telah selesai dibangun dengan harga 350 milyar,”ungkapnya sambil tersenyum mengakhiri kajian dan menuturkan bahwa apa yang disampaikan tadi, nanti akan terangkum dalam dokumen Risalah Islam Berkemajuan yang diputuskan saat Muktamar Muhammadiyah di Solo. (Ali Shodiqin)