• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Minggu, Desember 14, 2025
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Haedar Nashir: Puasa Mengajarkan Jiwa Negarawan dan Kesatria

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
28 April, 2022
in Berita
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Puasa
Share

Haedar Nashir: Puasa Mengajarkan Jiwa Negarawan dan Kesatria

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah –  Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggelar Silaturahim Ramadhan bersama berbagai awak media di Pusat Dakwah Muhammadiyah, Kamis (28/4/2022). Dihadiri langsung Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Ketua PP Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman, dan Sekretaris PP Muhammadiyah Agung Danarto.

Baca Juga

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan terimakasih kepada seluruh awak media, atas segala kerjasama, pemberitaan, publikasi dan edukasi kepada masyarakat. Terutama dalam penanganan Covid-19 selama tiga tahun ini yang diharapkan wabah pandemi dapat teratasi dan terselesaikan.

“Harapan kami dengan hadirnya Idul Fitri bagi kaum muslimin menjadi media atau wahana pembentukan ruhani, melahirkan insan-insan yang dapat menahan diri dari godaan kehidupan,” ungkap Haedar Nashir.

Guru Besar Sosiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) tersebut berpesan agar puasa pada tahun ini dapat menjadikan hidup yang berkeadaban publik yang mencerahkan. Keadaban yang tinggi, mulia dan luhur. “Saatnya puasa menjadi wahana yang mendewasakan diri sendiri,” tuturnya.

Puasa seyogyanya juga menjadi wahana dalam membangun spiritualitas sosial terhadap sesama. Khususnya bagi generasi milenial. Sama atau berbeda dalam menjalankan puasa dan merayakan hari raya jangan sampai menjadi sesuatu yang memecah belah. “Kita harapkan perbedaan ini kita sikapi secara dewasa,” kata Haedar Nashir.

InsyaAllah jika masyarakat dewasa dan pemerintah arif serta bijaksana dalam menyikapi perbedaan, maka negara ini akan menjadi negara yang maju dan terdepan.

Muhammadiyah mempelopori untuk mendorong masyarakat menjadi umat yang berkemajuan. Melalui media, Muhammadiyah berharap dapat mefasilitasi hadirnya literasi yang mencerahkan, mengedepankan ukhuwah, memandu umat dengan kearifan, dan saling memajukan satu sama lain. Antar kelompok yang berbeda harus mau untuk saling belajar.

Dalam konteks bangsa, Muhammadiyah bersuara. Pertama, regulasi kehidupan kebangsaan. Kami menyambut baik konsistensi pemerintahan presiden Jokowi untuk mengamankan pemilu pada Februari 2024 tetap berjalan sebagaimana yang telah ditentukan. Kedua, dalam konteks pandemi Covid-19 pandemi kita harus bersama-sama untuk mengakhirinya. “Ketiga, kita harus memiliki kearifan setelah mengalami musibah. Kita harus bekerjasama dalam mengatasi dampak yang berat bagi masyarakat,” ungkap Haedar Nashir.

Maka, dari ramadan dan idul fitri juga diharapkan dapat melahirkan jiwa kesatria. Puasa mengajarkan jiwa kenegarawanan dan kesatria. Nilai nilai konstitusi luhur harus menjadi pedoman bagi para pemangku kebijakan, dalam hal ini pemerintah. “Kami himbau kepada para elit untuk tetap meletakkan kepentingan negara dan rakyat di atas kepentingan pribadi,” tambah Haedar Nashir.

Mencintai Indonesia berarti mencinta rakyat sedalam dalamnya dan seluas luasnya. Para pendiri bangsa merawat hal ini dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bangsa ini perlu mengedepankan jiwa tengahan, khususnya dalam hal penyelamatan aset dan kekayaan negara yang sangat melimpah. Merawat indonesia dan tanah air, berarti merawat kebinekaan. Selalu mencari titik temu dan solusi dalam setiap permasalahan.

Sementara itu, Agus Taufuqurrahman berharap pada tahun ini menjadi etape berakhirnya pandemi menjadi endemi. Perubahan pandemi menjadi endemi perlu dieksekusi dengan parameter yang dapat dipertanggungjawabkan, profesional, saintifik, dan memberikan keamanan kepada masyarakat.

Ikhitiar ini ditunjukkan Muhammadiyah dengan membangun sistem pelayanan kesehatan yang terpadu. “Masyarakat yang gagal di era disrupsi adalah mereka yang masih ingin hidup seperti 10 tahun yang lalu tanpa mempertimbangkan segala perubahan yang terjadi,” pungkasnya. (diko/rpd)

Tags: Haedar Nashirmuhammadiyahpuasa
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah
Berita

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

28 September, 2024
Prof Dr Abdul Mu'ti
Berita

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

22 Agustus, 2024
Tingkatkan Taraf Hidup Rakyat, Muhammadiyah MoU dengan BCA Syariah
Berita

Tingkatkan Taraf Hidup Rakyat, Muhammadiyah MoU dengan BCA Syariah

2 Juli, 2024
Next Post
PRM Protomulyo

Ciptakan Generasi Qur’ani, PRM Protomulyo Gelar Khotmil Qur’an Bin Nadhor

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In