Majalah SM: Bertahan di Tengah Gempuran Zaman

Majalah SM

Majalah SM: Bertahan di Tengah Gempuran Zaman

Oleh: Deni Asyari

Media Islam, dalam perjalanan sejarahnya memiliki peran sentral dalam perubahan sosial. Di Timur Tengah, kita mengenal dua media Islam awal yang memiliki pengaruh terhadap perubahan masyarakat muslim, yaitu Majalah Urwatul Wustqa (1884) yang diterbitkan oleh Jamaludin Al Afgani di Prancis, dan Majalah Al Manar (1898) yang diterbitkan oleh Rasyid Ridha di Mesir.

Kedua media Islam ini, pada masanya memiliki pengaruh yang cukup besar dalam membangun persatuan umat Islam dan mendorong pembaharuan pemikiran dan praktek keberagamaan

Hanya saja, dua media ini tidak bertahan lama. Urwatul Wustqa pada bulan September 1884 dipaksa untuk tidak terbit. Sehingga media ini hanya beredar sebanyak 18 nomor atau selama 6 bulan.

Begitu pula halnya dengan majalah Al Manar, walaupun usianya relatif panjang dibandingkan Urwatul Wustqa, namun pada tahun 1935 secara resmi media yang diterbitkan oleh murid Jamaludin Al Afgani ini, juga terpaksa berhenti.

Sementara di tanah air, media islam awal yang cukup dikenal yaitu majalah Al Munir yang diterbitkan pertama kali oleh Abdullah Ahmad pada tahun 1911 di Sumatera Barat dan majalah Suara Muhammadiyah yang diterbitkan pertama oleh KH Ahmad Dahlan ( Inisiator H Fachrodin ) pada tahun 1915 di Yogyakarta.

Sama dengan nasib media Islam awal yang terbit di Timur Tengah, majalah Al Munir pun tidak berumur panjang. Pada tahun 1915 media ini secara resmi berhenti untuk menerbitkan lembaran-lembaran artikelnya.

Namun pada saat yang sama, yakni tahun 1915, atas inisiasi H Fachrodin, sahabat KH Ahmad Dahlan, Muhammadiyah menerbitkan media Islam, yang diberi nama majalah Suara Muhammadiyah.

Dan alhamdulillah, sejak tahun 1915, majalah Suara Muhammadiyah masih terus terbit dan eksis hingga saat ini. Bahkan, sesuai data dari kementerian komunikasi dan informasi RI, hanya majalah Suara Muhammadiyah lah satu-satunya media Islam yang mampu bertahan hingga saat ini. Sementara banyak media-media islam yang se-zaman dengannya tinggal sejarah.

Tahun ini (2022) majalah Suara Muhammadiyah telah berusia 107 tahun. Sebuah usia yang sangat panjang melampaui usia Republik Indonesia. Alhamdulillah Biidznillah, walau zaman terus berganti, media ini terus terdistribusi secara nasional hingga ke mancanegara.

Banyak faktor tentunya sebagai prasyarat kebertahanan sebuah media. Salahsatunya adalah dukungan para pembaca dan pelanggan media tersebut. Sehingga di tengah kepungan berbagai zaman, majalah SM hingga kini masih dapat bertahan.

Maka untuk terus mempertahankan media bersejarah ini, mari kita syiarkan dan jadikan media ini sebagai salahsatu sumber bacaan. Karena majalah SM sesungguhnya bukan hanya soal Muhammadiyah (walau namanya Suara Muhammadiyah), akan tetapi juga banyak soal wawasan keagamaan dan kebangsaan yang dipublikasikan melalui media ini.

Dan untuk berlangganan atau menjadi agen majalah Suara Muhammadiyah, dapat menghubungi no di flayer gambar di bawah ini. Terimakasih.

Hari Lebaran Makan Ketupat,

Mari Daftarkan Langganan Anda, Kepada Agen Terdekat.

Link :

https://bit.ly/DaftarAgenMajalahSM

More Info :

0819-0418-1912

Exit mobile version