Idul Fitri Setelah Puasa Ramadhan

Idul Fitri

Ilustrasi Dok Iran

Idul Fitri Setelah Puasa Ramadhan

Oleh: M Muchlas Abror

IDUL Fitri 1 Syawal 1443 H telah datang dan umat Islam telah merayakannya pada hari Senin 2 Mei 2022 M. Idul Fitri dalam agama Islam adalah Hari Raya yang masyru’ (disyariatkan). Kedatangan Hari Raya ini setiap tahun, juga pada tahun ini, disambut dan dirayakan umat Islam di mana pun berada. Harap disadari bahwa Idul Fitri tidak dapat dilepas-pisahkan dari puasa Ramadhan. Sebab, sebelum kedatangan dan merayakan Idul Fitri, kita, sebagai Muslimin dan Mukminin, telah menjalani puasa Ramadhan beserta rangkaiannya. Atas dasar iman dan ikhlas untuk meraih ridha Allah.

Sangat jelas, bahwa Idul Fitri tidak terpisahkan dari atau berkaitan erat dengan puasa bulan Ramadhan. Masing-masing seperti berdiri sendiri-sendiri. Tapi, sebenarnya, berhubungan erat dan rapat. Dapat dikatakan merupakan satu rangkaian kesatuan yang tak terpisahkan. Sekali lagi perlu ditegaskan bahwa Hari Raya Idul Fitri tidak datang dengan sendirinya, tanpa ada pendahulunya. Kedatangannya setahun sekali, tiap 1 Syawal, tentu diawali dengan ibadah puasa Ramadhan bersama rangkaiannya. Berpuasa Ramadhan dulu baru kemudian merayakan Idul Fitri. Dapat dikatakan, tidak akan ada Idul Fitri, apabila tidak ada Ramadhan.

Pada malam Hari Raya Idul Fitri, Ahad malam yang lalu, kita menyambut kedatangannya dengan banyak bertakbir, bartahlil, dan bertahmid. Baik di masjid maupun di rumah, dan tempat lainnya. Pagi hari Senin (2 Mei ’22) kita berangkat ke Alun-alun/lapangan atau masjid untuk Shalat Idul Fitri berjamaah. Sebelum Shalat Id dimulai, kita tetap duduk tenang di tempat untuk bertakbiran. Setelah Shalat Id dua rakaat berjamaah selesai, Imam yang sekaligus sebagai Khatib berdiri menyampaikan khutbah. Secara umum khutbah berisi rasa syukur kepada Allah karena sebulan berpuasa Ramadhan. Selain memberi arahan kepada jamaah sebagai bekal untuk menghadapi perjalanan hidup selanjutnya.

Islam menuntunkan kepada umatnya dalam merayakan Idul Fitri yang berhubungan erat dengan puasa Ramadhan. Apa yang kita lakukan selalu menjalin dua hubungan, yaitu vertikal dan horisontal. Hubungan yang bersifat vertikal untuk mendekatkan diri kepada Allah, misal, takbiran dan Shalat Idul Fitri. Sedang dalam bulan Ramadhan, selain sebulan menjalani ibadah puasa, di malam hari setelah Isya’ kita Shalat Tarawih. Adapun hubungan horisontal untuk mempererat hubungan dengan sesama manusia. Di bulan Ramadhan, kita dianjurkan banyak infak, shadaqah, dan beramal shalih. Bahkan, siapa yang hidupnya berlebih wajib untuk berzakat fitrah dan zakat mal kepada para fakir-miskin. Sungguh, bulan Ramadhan merupakan bulan kepedulian kepada sesama yang hidup dalam kekurangan dan penderitaan.

Pada Hari Raya Idul Fitri setelah sebelumnya menjalani ibadah puasa Ramadhan beserta rangkaiannya. Kita tentu gembira, bahagia, dan bersyukur. Dapat diibaratkan baru kembali dari medan juang dan meraih kemenangan. Kita menang menundukkan hawa nafsu yang bersarang dalam diri masing-masing. Kegembiraan, kebahagiaan, dan kesyukuran kita atas kemenangan melawan hawa nafsu hendaklah tetap dijaga dengan baik. Tidak diwujudkan dalam bentuk berpesta pora secara berlebihan. Tidak pula dalam bentuk pengotoran udara dengan bunyi ledakan petasan tanpa kendali dan semau sendiri. Namun, silahkan untuk melakukan kegiatan positif untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mengokohkan hubungan dengan sesama manusia.

Suasana puasa Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri tahun ini bernilai lebih baik dan bertambah semarak. Karena, Covid-19 telah melandai dan menurun. Meski, belum sepenuhnya berakhir. Shalat Tarawih berjamaah di masjid sudah dapat dilaksanakan dengan merapatkan shaf, tanpa berjarak. Pada waktu Shalat Idul Fitri pun, baik yang diselenggarakan di lapangan maupun masjid, dilaksanakan dengan tanpa berjarak lagi. Selain itu, kepada masyarakat dibuka kesempatan untuk melakukan mudik Lebaran. Nah, mudik Lebaran tahun ini menjadi momentum yang sudah lama dinantikan banyak warga masyarakat. Diperkirakan yang mudik Lebaran mencapai puluhan juta orang.

Selama dua tahun yang lalu hal tersebut tidak dapat dilaksanakan. Karena Indonesia sedang gencar dilanda pandemi Covid-19. Tapi, kini Covid-19 telah melandai dan mengalami penurunan. Semoga tidak naik lagi. Akhirnya, atas kehadiran Hari Raya Idul Fitri 1443 H kita ucapkan,“Taqabbalallaahu minna wa minkum.Taqabbal, ya Kariim”.

Sumber: Majalah SM Edisi 9 Tahun 2022

Exit mobile version