Mengukir Persahabatan untuk kebahagiaan
Oleh: Alif Sarifudin Ahmad
Dalam Shahih Hadis Qudsi disebutkan dari Abu Hurairah Radiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shalalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda, Allah berfirman pada hari kiamat, “Di manakah orang-orang yang bercinta karena keagunganKu pada hari ini? Aku akan menaungi mereka dalam naunganKu pada hari yang tiada naungan kecuali naunganKu. (Muslim-Shahih). Dalam hadis lain dari Muadz bin Jabal , Radiyallahu Anhu ia menuturkan, aku mendengar Rasulullah bersabda, “Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, Orang-orang yang bercinta karena keagunganKu, mereka mendapatkan mimbar-mimbar dari cahaya, sehingga para nabi dan syuhada iri kepada mereka.” (At-Tirmidzi)
Dari hadis ini jelaslah sentuhan cinta di Akhirat lebih abadi dibandingkan sentuhan cinta di dunia. Percintaan atau persahabatan di dunia itu sifatnya sementara. Terkadang orang mencintai di dunia karena nafsu baik yang berupa ghoddob atau syahwat. Hal demikian yang menimbulkan sifat cinta di dunia tidak abadi. Cinta di dunia karena lahir seperti karena harta yang banyak, jabatan yang tinggi, wajah yang cantik, dan seterusnya.
Cinta harta, tahta, dunia, dan aura itu sifatnya sementara. Cinta yang sementara saja menimbulkan banyak perkara. Ada pengkhianatan, perselingkuhan, kecemburuan, bahkan pembunuhan hingga berakhir dengan perpisahan serta penderitaan. Melalui tulisan ini bagaimana kita menggapai cinta bukan hanya di dunia tapi cinta berlanjut di akhirat jadikan kita saudara sesama muslim jauhkan permusuhan walau kita kadang banyak perbedaan dan kepentingan,
Berbeda dengan Ramadhan tahun-tahun sebelumnya sejak penulis hijrah dari tempat asal tahun 1995 hingga kini, jamaah masjid Jenderal Soedirman Margadana Kota Tegal merasa tersentuh dengan sentuhan cinta sesama orang beriman karena takwa dari saudara sesama muslim yang berasal dari negeri sungai Nil. Ramadhan bersama Syekh dari Mesir tahun ini in sya Allah berkah dan pengalaman yang tak terlupakan sepanjang penulis berjamaah dengan jamaah kami.
Sejak hari selasa, 26 April 2022 hingga sabtu, 30 April Syeikh DR. H. Abdul Hamid dari Mesir bersama kami, dari berbuka puasa bersama, qiyamul lail, hingga diskusi dengan anak-anak, pemuda, para ustadzah, ibu-ibu, hingga jamaah yang kami undang untuk berbagi dengan cinta Al Quran.Bersyukur kita yang telah bersentuhan dengan lantunan ayat-ayatnya dan kedalaman ilmunya.
Melalui tulisan ini, penulis ingin mengajak kepada pembaca untuk bercinta sesama orang beriman karena Allah hingga pertemuan itu menjadi abadi baik di dunia dan pertemuan di surga kelak. Percintaan yang dibangun karena iman bukan karena hawa nafsu. Kami menghadirkan syekh untuk lebih menggairahkan bagaimana kita lebih mencintai Al-Quran. Syeikh sejak usia 14 tahun sudah mutqin hafalannya. Mengambil S2 sebanyak 3 kali dan mengambil S3 sebanyak 3 kali yakni di Sudan, Malaysia, dan Indonesia. Di Indonesia mengambail pendidikan tarbiyah S3 di IAIN Syekh Nurjati Cirebon dan ini tahun yang terakhir.
Begitu terkesan dengan antusias dari jamaah yang selalu brsama siang dan malam, syekh menawarkan kerja sama dengan kami agar orang-orang ahli Al-Quran bisa mutqin dan mutqinnah bahkan bisa pandai berbahasa Arab langsung dari lisan berliau yang merupakan bahasa Al-Quran. In sya Allah penguatan bahasa Arab apabila para pembaca antusias dengan kami akan bertahap dari pembinaan khusus para ustadzah selama 6 bulan, santri, hingga seluruh jamaah yang berminat untuk bergabung dengan kami selama 1 tahun.
Dari Al-Mustaurid bin Syaddad –semoga Allah meridhoinya- ia berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
وَاللهِّ مَا الدُّنْيَا فِي الآخِرَةِ إِلاَّ مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ فِي الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ يَرْجِعُ؟
“Demi Allah, tidaklah dunia dibandingkan akhirat kecuali seperti seseorang dari kalian mencelupkan jarinya ke laut, maka lihatlah apa yang tersisa di jarinya jika ia keluarkan dari laut?” (HR Muslim no 2868).
Dalam hadits lain disebutkan;
مَا الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا كَمِثْلِ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ هَذِهِ فِي الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَا يَرْجِعُ وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ
“Perumpamaan antara dunia dgn akhirat ibarat seorang di antara kalian mencelupkan jarinya ke dalam lautan, maka hendaklah ia melihat apa yang menempel padanya. Lalu beliau memberi isyarat dengan jari telunjuknya”. (HR. Ahmad)
Itulah gambaran sekilas bagaimana kehadiran syekh telah membangkitkan untuk semangat belajar dan mencintai Al-Quran, bahasa Arab hingga qiyamul lail melebihi cinta yang lain. Kita diajak untuk Qiyamul lail 2 juz dalam satu malam. Awalnya kami merasa berat tetapi dengan semangat yang ada pada jamaah kami termasuk di malam 27 Ramadhan tahun ini kehadiran jamaah yang sampai ratusan dan fokus pada kehadiran pemuda Muhammadiyah telah menggairahkan semangat pemuda untuk Qiyamul lail yang bersungguh-sungguh. Penulis sangat antusias kalau pemuda begitu semangat dalam Qiyamul lail maka ke depan kita akan mendapatkan calon pemimpin yang handal.
Saat itu, Kamis malam Jumat 27 Ramadhan, jamaah hadir begitu antusias sejak pukul 20.00 Wib untuk mengikuti kajian dan i’tikaf. Para jamaah yang hadir, di antaranya dihadiri pleno PDM, Ketua Majelis Tarjih, PDPM, PCPM, bersama jamaah yang luar biasa. Malam itu sekitar pukul 00.30 syekh istirahat. Tepat pukul 01.30 WIB ratusan jamaah sudah siap menunggu kehadiran syekh untuk mengimami. Dari penuturan syekh dalam mimpnya yang indah hadirlah seseorang untuk membangunkan dengan menaburkan minyak wangi. Yah itu sekilas pengalaman yang indah di malam 27 Ramadhan di Masjid Jenderal Soedirman Margadana Kota Tegal yangindah dan disampaikan dalam taushiyahnya. Semoga ini menjadi keberkahan ke depannya untuk jamaah dan umat. Bukti keberkahan tahun ini di masjid Jenderal Soedirman, di samping masjid berdirilah bangunan kecil tapi megah dengan nama Pondok Pesantren Tahfidzul Quran (PPTQ) Muhammadiyah Subulussalam Putri.
PPTQ yang kini pengelolaannya berawal dari PDM kota Tegal, selanjutnya kami menyerahkan sepenuhnya kepada PCM Margadana. Ada tiga kelas di pondok kami, yakni kelas anak-anak, kelas unggulan 3 tahun 30 Juz, dan kelas lansia yang sudah mondok sebulan penuh selama bulan Ramadhan, Untuk kelas lansia ada keunikan tersendiri, karena walaupun usia sudah lanjut mereka berbahagia dengan menghafal Al-Quran. Terbukti sejak kelas ini dibuka sekitar 4 bulan yang lalu sudah ada 3 ibu hebat yang hafal juz 30 dan sedang melanjutkan hafalannya di juz yang lain.
Sentuhan Al-Quran telah menjadikan keberkahan bagi warga persyarikatan. Semoga ini menjadi pusat kegiatan untuk jamaah yang lain dan tidak menutup kemungkinan untuk muslimin dan manfaat untuk warga di luar Muahammadiyah,
Akhirnya dari tulisan di atas mengisyaratkan bahwa ketika cinta ada pada seorang hamba dengan dunia itu sifatnya sementara atau tidak abadi. Agar cinta yang tidak abadi itu akan menumbuhkan pencerahan bercintalah dengan sahabat yang setia yaitu Al-Quran, Qiyamul Lail, dan berjamaah. Al-Quran, Qiyamul Lail, dan berjamaah itu menjadi sahabat setia ketika kita di alam kubur dan Akhirat kelak. Bahagia itu bagi orang yang bersemangat dalam mencintai Al-Quran, Qiyamul Lail, dan berjamaah. Semoaga tulisan ini bermanfaat.