Jalin Silaturahim, Busyro Muqoddas bertemu Gus Baha
REMBANG, Suara Muhammadiyah – Rabu, 11 Mei 2022 atau 8 Syawwal 1443 H Ketua PP Muhammadiyah M. Busyro Muqoddas bersilaturahim kepada Ahmad Bahaudin Nursalim (Gus Baha). Beliau mendatangi langsung Gus Baha di Pondok Pesantren Al-Quran di Narukan, Rembang, Jawa Tengah.
Pada kesempatan tersebut Busyro Muqoddas menyampaikan bahwa niat silaturahimnya sudah lama direncanakan namun baru terlaksana. Pada momen syawalan pekan ini Gus Baha terlihat sangat sibuk menerima tamu yang datang silih berganti sejak awal hari raya dan tentu saja ini momentum yang baik untuk menjalin silaturrahim secara kultural antara Muhammadiyah dengan tokoh Nahdlatul Ulama.
“Kedatangan saya kemari sebetulnya sudah lama saya rencanakan. Alhamdulillah, akhirnya sampai di tempat Gus Baha untuk bersilaturahim. Penting untuk menyambung apa yang sudah dirintis oleh orang tua kami untuk saling bersilaturahmi Muhammadiyah dan NU sebagai kakak-adik, adik- kakak,” ungkap Busyro Muqoddas yang juga merupakan mantan Ketua KPK RI.
Gus Baha sendiri sangat akrab menerima kedatangan Busyro Muqoddas. Banyak topik pembicaraan ringan sampai yang terkait dengan persoalan mutakhir kebangsaan. Sebagaimana diketahui banyak orang, Gus Baha merupakan ketua dewan Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran di Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Kampus di mana Pak Busyro juga mengajar.
“Saya berharap Pak Busyro kembali ngiyai seperti ayahandanya Kiai Muqoddas yang merupakan tokoh penting yang juga cukup banyak dikenal di kalangan santri-santri NU,” seru Gus Baha.
Dalam kesempatan tersebut Pak Busyro juga menyampaikan beberapa kegelisahan sebagai anak bangsa itu terkait agenda menolong negara dari beberapa persoalan akut, misalnya masalah korupsi, kekerasan dan hak asasi manusia, dan juga keadilan sumber daya alam bagi kesejahteraan rakyat.
Menanggapi hal tersebut, Gus Baha menceritakan pengalamannya ketika diminta memberi nasihat kepada keluarga besar Quraish Shihab. Salah satu nasihat yang sangat penting adalah cara mengingat Allah di negara-negara maju yang liberal.
Menurut Gus Baha, capaian kemajuan suatu negara atau betapa pun bangganya kita terhadap negara-negara hebat, tetapi yang jelas negara-negara tersebut, pemimpin-pemimpinnya, tidak pernah dapat menciptakan air, udara, dan oksigen. Maka dari itu, kita tetap senantiasa harus mengingat Allah yang telah menciptakan udara, oksigen, dan air di mana kehidupan kita bergantung.
Setelah satu jam setengah waktu berjalan, Pak Busyro menyampaikan undur dirinya dan melanjutkan silaturahim ke pondok Mustofa Bisri (Gus Mus) di Pondok Roudlatut Tholibin, Rembang. Sebelumnya, Pak Busyro sempat diantar oleh Gus Umam, adik Gus Baha, untuk keliling pondok dan menceritakan sejarah dan silsilah pengasuh pesantren ini.